Bidik Peluang di Industri Life Science
Manajemen PT Bio Farma [Persero], di bawah kepemimpinan Presdir Iskandar dan segenap jajaran direksi, sudah menyiapkan diri untuk menjadikan perusahaan pelat merah ini sebagai perusahaan life science kelas dunia. Bersaing di tingkat global dalam menye - diakan dan mengembangkan produk life science yang berstandar internasional dengan salah satu misi yaitu meningkatkan kualitas hidup. Lantas bagaimana entitas ini bertrans formasi dari semula sebagai penghasil vaksin dan antisera lalu menjadi perusahaan life science? Juliman, Direktur Produksi Bio Farma, mengatakan kesiapan perseroan bertrans formasi itu merujuk pada pertemuan yang digelar oleh pemerintah terkait dengan upaya untuk mewujudkan kemapanan sektor kesehatan di Tanah Air beberapa waktu lalu. Menurutnya, untuk mewujudkan program kesehatan yang established, diperlukan pelayanan kesehatan yang terintegrasidan juga dukungan industri yang kuat pula. “Pelayanan kesehatan terintegrasi ini sudah terwujud dalam Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial [BPJS] Kesehatan,” katanya. Selain itu, kemantapan program kesehatan di Indonesia ini juga harus disokong oleh industri kesehatan yang mumpuni. Mengutip hasil pertemuan di Kementerian Koordinator Perekonomian, menurut Juliman, industri kesehatan ini terdiri dari tiga pilar utama yaitu farmasi [chemical], obat herbal, dan bioteknologi. Pada sektor farmasi dan obat herbal, terdapat 180 perusahaan nasional serta 20 perusahaan multinasional yang menggarap kedua sektor ini. Sementara untuk bioteknologi, Kementerian BUMN memutuskan hanya Bio Farma yang menggarapnya. Ketika diputuskan itu, perusahaan langsung tancap gas melakukan aksi untuk menjadi perusahaan life science. Berbekal pengalaman panjang, perusahaan ini kian piawai membuat vaksin dan serum. Akan tetapi, perusahaan harus mengejar target membuat tiga jenis produk lain yaitu, biosimilar, blood products, dan diagnostic kit yang masih diimpor dengan harga mahal. Dengan dasar itulah maka Bio Farma mengubah visi perusahaan pada 2014, dari perusahaan pembuat vaksin dan antisera kelas dunia yang berdaya saing global, menjadi perusahaan life science kelas dunia yang berdaya saing global. “Tentunya ini [membawa konsekuensi] kewajiban memenuhi produk kebutuhan masyarakat untuk produk life science. Ini utamanya adalah memperkuat pilar bioteknologi karena industri yang bergerak di bidang ini hanya Bio Farma.” Secara luas, papar Juliman, life science merupakan produk-produk yang diolah dari produk biologi. Produk ini berasal dari makhluk hidup yang melalui proses rekayasa maupun dimurnikan dengan standar yang ketat dan aman. Pengembangan produkproduk life science ini sekaligus menambah portofolio perusahaan. Sebagai contoh, produk life science mencakup biosimilar seperti erythropoietin untuk mengobati anemia. Interferon, immunoglobulin, serta obat monoclonal antibody untuk kanker. Selain biosimilar, ada juga produk-produk yang berasal atau dimurnikan dari darah contohnya albumin. Selain itu, terdapat juga diagnostic kit seperti alat deteksi diabetes. “Kami bekerja sama dengan Universitas Brawijaya dan berharap dapat memasarkan produk diagnostic kit ini dalam waktu dekat.” Juliman mengatakan empat jenis produk life science ini akan menjadi produk andalan Bio Farma. “Kami bekerja sama dengan perusahaan atau produsen lain untuk bersinergi menyasar pasar Indonesia sambil melakukan riset pengembangan dengan institusi dalam serta luar negeri untuk mulai menghasilkan produk-produk tersebut secara mandiri seutuhnya,” ucapnya. Dia mengatakan penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta orang, memang sudah sepantasnya mendapatkan pelayanan yang mumpuni di sektor kese hatan, termasuk kebutuhan produk bioteknologinya. “Intinya adalah kemandirian nasional. Pangsa pasar produk life science ini masih sangat besar dan menjadi tantangan tersendiri bagi kami [Bio Farma] untuk menghadirkan produk-produk berkualitas dengan harga yang bersaing.” Secara global, hingga akhir 2013, berdasarkan data perseroan, kiprah BUMN ini dalam menambah pasar baru ekspor produknya telah menjangkau sektor swasta di 15 negara, dan juga ke 8 negara di sektor institusi dalam lingkup Unicef, serta ekspansi ke 14 negara di kawasan Amerika Latin. KINERJA PERSEROAN Bio Farma
2013 |
2012 |
|
Penjualan Bersih (Rp triliun) |
1,85 |
1,44
|
Laba Bersih (Rp miliar) |
572,47 |
385,89
|
Ekuitas (Rp triliun) |
2,27 |
1,81
|
Aset (Rp triliun) |
2,70 |
2,05
|
Pendapatan Ekspor (Rp triliun) |
1,22 |
0,85
|
Sumber: data perseroan, diolah
The management of PT Bio Farma [Persero], under the leadership of President Director Iskandar and the whole Board of Directors, have been preparing themselves to make this State Owned Enterprise as a world class life science company. Compete at the global level in providing and developing an international standard of life science products, in which one of the mission is to improve the quality of life. Then how does this entity transform from originally producing vaccines and antisera into a company of life science? Juliman, the Production Director of Bio Farma, said the company's readiness to transform refers to a meeting that was held by the related government with the efforts to realize the stability in the health sector in the country some time ago. According to him, to realize an established health program, an integrated health service is required as well as the support of a strong industry. "Integrated health care is already manifested in the Social Security Administrative Body [BPJS] of health," he said. In addition, the stability of this health program in Indonesia must also be supported by qualified healthcare industries. Citing the results of meeting at the Coordinating Ministry in Economic Sector, according to Juliman, this healthcare industry consists of three main pillars, namely pharmacy [chemical], herbal medicine, and biotechnology. In the pharmaceutical and herbal remedies sectors, there are 180 national companies as well as 20 multinational companies that are engaging in these sectors. As for biotechnology, the Ministry of State Owned Enterprises decided that only Bio Farma shall manage this sector. When that was decided, the company directly went full speed ahead in becoming a life science company. Armed with long experience, the company became more sophisticated in the production of vaccines and serums. However, the company must pursue a target to make three types of other products namely, biosimilar, blood products, and diagnostic kits that are still imported at an expensive price. On that basis Bio Farma altered the company’s vision in 2014, from a company that produces world class vaccines and antisera with global competitiveness, into a world class life science company with global competitiveness. "Obviously this [brings consequences] is an obligation to meet the product needs of the community for life science products. The main purpose is strengthening the pillars of biotechnology because the industry engaging in this area is merely Bio Farma. " Broadly, said Juliman, life science are products that are made from biological products. This product originates from living creatures through process of engineering and purification with strict and safe standards. The development of these life science products adds to the portfolio of the company. For example, life science products include biosimilar such as erythropoietin to treat anemia. Interferon, immunoglobulin, as well as monoclonal antibodies to treat cancer. Aside from biosimilar, there are also products deriving or purified from blood such as albumin. In addition, there is also a diagnostic kit such as detection kit of diabetes. "We are in cooperation with the University of Brawijaya and hope to market the diagnostic kit product in the near future." Juliman said the four types of life science products will be the flagship products of Bio Farma. "We are cooperating with companies or other manufacturers to synergize into targeting the Indonesian market while doing development research with domestic and international institutions to start manufacturing those products completely independent," he said. He said that Indonesia's population has reached 240 million people, it’s appropriate to receive qualified services in the health sector, including the need of biotechnology products. "The bottom line is national independence. The market of life science products is still vast and a challenge for us [Bio Farma] to provide quality products at competitive rates." Globally, by the end of 2013, according to the company data, the progress of this State Owned Enterprise in adding new markets to export its products has reached out to the private sectors in 15 countries, and also to the institutional sectors in 8 countries in the scope of Unicef, as well as an expansion into 14 countries in Latin America. THE PERFORMANCE OF Bio Farma
2013 |
2012 |
|
Nett Sales (Rp trillion) |
1,85 |
1,44 |
Nett Profit (Rp billion) |
572,47 |
385,89 |
Equity (Rp trillion) |
2,27 |
1,81 |
Assets (Rp trillion) |
2,70 |
2,05 |
Export Income (Rp trillion) |
1,22 |
0,85 |
Source: company data, processed For further information, please contact: N. Nurlaela Arief Head of Corporate Communications Dept. Email : lala@biofarma.co.id Bio Farma Jl. Pasteur No. 28 Bandung Telp : 62 22 2033755 Fax : 62 22 2041306