Bio Farma Bangun Puskesmas Pariwisata di Desa Ujung Genteng
(Sukabumi-16/09) Monday, September 16th, 2013, Ujung Genteng beach, Sukabumi, the series of Bio Farma’s CSR event was conducted for the inauguration of the Puskesmas Wisata construction, Turtle Adoption, the introduction of Citeluh Geopark diversity as well as the free medication and vaccination grant. The inauguration was conducted by the Vice Governor of West Java, Deddy Mizwar; the regent of Sukabumi, Sukmawijaya; Wali Care Foundation and the President Director of Bio Farma, Iskandar. According to Iskandar, “The construction of this Tourism Puskesmas is one of the programs of Bio Farmas CSR through the health pillar. Pangumbahan Beach is increasingly visited by the tourists as well as the increasing number of the risk of accident while the most reachable Puskesmas is relatively far from Pangumbahan Beach, for about 20 km”. Iskandar added that Pangumbahan Village is the Developed Area of Bio Farma since 2011. The idea of Tourism Puskesmas construction is related to the access to medicine and healthcare in order to provide the optimized service for public and tourists including on the weekend or even holidays. Turtle Adoption On the same occasion, there was also the training of turtle conservation and health officer and also turtle adoption for 123 and 68 turtle nests. R. Herry, the Head of CSR Division of Bio Farma elaborated, “Turtle adoption was the conservational activity to preserve the existence of turtles that is currently endangered. One turtle nest contains around 100-150 turtle eggs that will be hatched in 55-57 days so that the baby turtles can quit from the nest on the evening and directly go to the high sea. Herry added that the egg nests should be maintained so the eggs would not be consumed by predators or taken by people to be sold. Therefore, Bio Farma, the Department of Marine, the local government and Sukabumi Turtle Conservation Group (KKPS) – a group of people developed by Bio Farma- initiated to conduct the turtle conservation. This program was started since July 2013 and had evaluated 123 turtle nests that were naturally raised that resulted more than 100 eggs and 98% eggs were hatched. While the moved hand method only resulted less than 70% eggs. On the following occasion, Bio Farma and Wali care Foudation urged SoE, private companies and public to actively join on the “Let’s Adopt Turtles” program. Those who are interested to preserve the natural ecosystem by maintaining the turtle nests are suggested to contact KKPS.
[caption id="attachment_16357" align="alignleft" width="300"] Penandatanganan Prasasti Puskesmas Pariwisata di Desa Ujung Genteng, Sukabumi oleh Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Wakil Gubernur Jawa Barat dan Wali Care Foundations[/caption]
(Sukabumi–16/09) Senin, 16 September 2013, bertempat di pantai Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi dilaksanakan rangkaian acara CSR Bio Farma yaitu peletakan batu pertama pembangunanan Puskesmas Wisata, Pengadopsian Penyu dan pengenalan keanekaragaman Geopark Ciletuh, serta pemberian pengobatan dan vaksinasi gratis. Peletakan batu pertama dilakukan Oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Bupati Sukabumi, Sukmawijaya dan Wali Care Foundation, serta Direktur Utama Bio Farma, Iskandar.
Menurut Iskandar “pembangunan Puskesmas Wisata ini merupakan salah satu program CSR Bio Farma melalui pilar kesehatan. Pantai Pangumbahan, semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan, sehingga risiko terjadi kecelakaan semakin besar, sedangkan jarak Puskesmas terdekat dari pantai Pangumbahan relatif jauh sekitar 20 km”. Iskandar menambahkan, Desa Pangumbahan merupakan Desa Binaan Bio Farma sejak tahun 2011, gagasan pembangunan Puskesmas Wisata ini dikaitkan dengan access to medicine and healthcare, sehingga dapat memberikan layanan yang optimal untuk masyarakat umum dan wisatawan termasuk pada hari Sabtu – Minggu bahkan hari libur”.
Adopsi Penyu
Pada hari yang sama dilakukan pelatihan konservasi penyu dan pelatihan kader kesehatan serta adopsi penyu sebanyak 123 dan 68 sarang penyu. R. Herry, Kepala Divisi CSR Bio Farma menjelaskan “Adopsi Penyu merupakan kegiatan melestarikan keberadaan penyu yang mulai terancam punah, dalam satu sarang bisa terdapat sekitar 100 – 150 butir telur. untuk menetas setelah 55 – 57 hari sehingga anak penyu yang disebut tukik ini akan langsung keluar dari sarangnya pada sore hari dan langsung menuju laut lepas”.
Herry Menambahkan, sarang telur ini perlu dijaga agar telur tidak dimakan oleh predator dan tidak diambil oleh manusia untuk dijual. Oleh karenanya Bio Farma bekerjasama dengan Dinas Kelautan, Pemerintah setempat dengan Kelompok Konservasi Penyu Sukabumi (KKPS) yaitu suatu kelompok masyarakat yang dibina oleh Bio Farma, berinisiatif untuk melakukan konservasi penyu.
Program yang dimulai sejak bulan Juli 2013, telah mengevaluasi 123 sarang penyu yang dibesarkan secara alami hasilnya penyu yang bertelur diatas 100 butir dan 98% menetas. Bila dengan metode pindah tangan yang dapat menetaskan telur kurang dari 70%.
Pada kesempatan tersebut Bio Farma dan Wali Care Foundation mengajak BUMN, perusahaan swasta, masyarakat umum untuk turut serta dalam program “Mari Adopsi Penyu”. Bagi yang berminat melestarikan ekosistem alam dengan memelihara sarang penyu dapat menghubungi pihak KKPS.