Bio Farma Bantu Dunia Berantas Penyakit dengan Transfer Teknologi Pembuatan Vaksin
[caption id="attachment_32117" align="alignleft" width="400"] Direktur Utama Bio Farma, Iskandar pada acara Workshop on Vaccine Management yang diikuti 10 negara Organisasi Kerjasama Islam di Kantor Bio Farma Jalan Pasteur, Kamis (17/11/2016).[/caption]
BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID- Indonesia mendapatkan kesempatan untuk menyelenggarakan Workshop on Vaccine Management, yang diikuti oleh 10 negara anggota Organisasi Kerjasama Islam, pada tanggal 15 – 18 November 2016 di Bandung.
Menurut Kepala Biro Kerjasam Teknik Luar Negeri Rika Kiswardani, Posisi Indonesia yang saat ini sudah masuk kedalam negara dengan status middle income country dan juga salah satu anggota negara G-20, menciptakan dorongan untuk membantu negara lain khususnya negara berkembang.
Selain hal itu, adanya komitmen dan semangat solidaritas dari negara Asia –Afrika, menjadikan landasan lahirnya kerjasama teknik berupa transfer teknologi dalam segala bidang salah satunya dalam bidang kesehatan “Kerjasama dalam bidang kesehatan ini, ditandai dengan adanya transfer teknologi pembuatan vaksin dari Bio Farma, kepada negra – negara yang bearada di dalam naungan Organisasi Kerjasama Islam (OKI)” kata Rika.
Kementerian Kesehatan sebagai pengguna dari produk yang dihasilkan oleh Bio Farma, baik untuk Program Imunisasi Wajib (usia 0 – 5 tahun) maupun Program Imunisasi Non Wajib seperti vaksin menigitis dan vaksin influenza. Ketersedian vaksin menjadi perhatian khusus Kementerian Kesehatan karena sifat dari vaksin untuk pencegahan. Oleh karenanya Kemenkes meminta Bio Farma untuk dapat memenuhi dulu kebutuhan dalam negeri setelah itu dapat diekspor “Alhamdulilah untuk kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi dari Bio Farma terutama untuk program imunisasi wajib, oleh karenanya kami menginginkan Bio Farma untuk dijadikan centre of excellence untuk produk vaksin yang inovatif”, kata Direktur Pelayanan Farmasi Kementrian Kesehatan RI, Detty Yulianti.
Sementara itu, Dr Martin Eisenhawer peneliti senior dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) regional Asia Tenggara (SEARO), mengatakan Bio Farma merupakan salah satu supllier utama untuk beberapa jenis vaksin yang sudah menerima PQ WHO untuk pasar dunia, khususnya untuk vaksin polio.
“Bio Farma turut membantu usaha dunia untuk memberantas penyakit polio, dan beberapa penyakit lainnya. Dan selain dengan Bio Farma, WHO pun bekerjasama dengan BPOM dalam hal melakukan uji klinis dan beberapa aktivitas lainnya”, kata Martin.
WHO juga bekerja keras untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SGDs) terutama dalam hal pencapaian kesehatan termasuk vaksin. Dan workshop ini membahas mengenai manajemen produksi vaksin yang merupakan alat yang paling cost efficient untuk pencegahan penyakit menulardan mengurangi angka kematian bayi dan balita dan ibu melahirkan.
Dalam workshop ini Eisenhower akan memberikan materi presentasi mengenai persyaratan pembuatan vaksin yang sesuai dengan standar PQ-WHO, yang dimulai dari produk yang berkualitas aman dan ampuh. (tif)
Sumber : http://jabar.tribunnews.com/2016/11/17/bio-farma-bantu-dunia-berantas-penyakit-dengan-tranfer-teknologi-pembuatan-vaksin