Bio Farma Dorong Semangat Kemandirian Produksi Vaksin di Negara Islam
[caption id="attachment_32129" align="alignleft" width="400"] Berfoto Bersama (Kiri – Kanan): Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bio Farma, Sugeng Raharso, Direktur Keuangan Pramusti Indrascaryo, Direktur Penilaian Obat dan Produk Biologi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Togi Junice Hutadjulu, Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia, R Detty Yulianti, Sekretaris Jendral Organisation Islamic Country, Razley Nordin, Perwakilan WHO untuk SEARO Martin Eisenhower dan Corporate Secretary Bio Farma berfoto bersama pada acara workshop produksi vaksin bagi negara Islam di Lantai 3 Exhibition Hall Bio Farma Bandung, Selasa (15/11/2016). Berlokasi di Lantai 3 Exhibition Hall Bio Farma Bandung, acara yang akan digelar pada 15-18 November 2016 ini diresmikan Oleh Direktur Pelayanan Farmasi Kementrian Kesehatan RI, R Detty Yulianti, Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Kementrian Sekretariat Negara RI Rika Kiswardani, dan Direktur Peniliaian Obat dan Produk Biologi BPOM Togi Junice Hutadjulu.[/caption]
BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - BIO FARMA dipercaya menjadi tuan rumah program workshop produksi vaksin bagi negara Islam di Bandung 15-18 November 2016.
Workshop ini resmi dibuka oleh Direktur Pelayanan Farmasi Kementerian Kesehatan, R Detty Yulianti, Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara, Rika Kiswardani, dan Direktur Penilaian Obat dan Produk Biologi Badan Pengawas Obat Makanan (BPOM), Togi Junice Hutadjulu, di Exhibition Hall Bio Farma Bandung, Selasa (15/11/2016).
Acara yang dihadiri perwakilan dari WHO, Martin Eisenhower tersebut diikuti oleh negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang telah memiliki industri vaksin dan negara anggota OKI yang sedang mempersiapkan diri untuk membuat vaksin di negaranya.
Corporate Secretary Bio Farma, M Rahman Rustan, mengatakan, untuk menyukseskan acara ini Bio Farma bersinergi dengan berbagai pihak antara lain Kementerian Sekretariat Negara selaku anggota Tim Koordinasi Nasional Kerja Sama Selatan Selatan dan Triangular (KSST), Kementerian Kesehatan, dan BPOM.
"Pada acara ini juga akan mendiskusikan tentang bagaimana memproduksi vaksin yang aman dan berkualitas," katanya.
Selama workshop berlangsung, peserta akan mendapatkan materi-materi mengenai produksi vaksin yang sesuai standard internasional, antara lain lot release clinical tri & surveillance (including adverse event following immunization-AEFI/kejadian ikutan pascaimunisasi), storage, cold, chain & distribution well trained personel, documentation system, change control system, calibration and validation, diviation management & preventive management, dan corrective action & preventive action.
Adapun narasumber workshop tersebut berasal dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Ditjen P2P Kemenkes), BPOM, The Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), WHO, dan Bio Farma.
"Kami mendukung program pelatihan ini karena sejalan dengan program Nawacita pemerintah yakni meningkatkan produktivitas dan daya saing di pasar internasional," kata Rika Kiswardani.
Ia mengharapkan workshop ini dapat menghasilkan pemikiran-pemikiran dalam mentransformasikan dan kemandirian negara Islam dalam memproduksi vaksin dan penggunaannya bagi kemanfaatan dan kesehatan manusia.
Direktur Pelayanan Farmasi Kementerian Kesehatan, R Detty Yulianti, mengatakan, Bio Farma menjadi pemasok utama vaksin dalam negeri khususnya untuk kebutuhan imunisasi wajib.
Produksi vaksin Bio Farma yang sudah diakui dunia termasuk WHO memberikan kepercayaan untuk menggunakan vaksin karya anak bangsa ini.
"Saat ini kebutuhan vaksin nasional masih terpenuhi. Harapannya memang Bio Farma lebih dulu memenuhi kebutuhan dalam negeri, baru memenuhi kebutuhan ekspor," katanya.
Perwakilan dari WHO, Martin Eisenhower mengapresiasi Bio Farma sebagai satu di antara produsen vaksin yang mendukung pemberantasan penyakit polio di dunia.
Melihat kinerja Bio Farma sebagai produsen vaksin yang sudah dipercaya dunia, WHO sangat mendukung acara workshop ini.
"Sebagai organisasi kesehatan dunia, WHO mendukung produsen vaksin termasuk yang tergabung dalam OIC. Diharapkan produsen vaksin yang tergabung dalam organisasi ini terus mendukung kesehatan di dunia," katanya. (adv/tif)
Sumber : http://jabar.tribunnews.com/2016/11/15/bio-farma-dorong-semangat-kemandirian-produksi-vaksin-di-negara-islam