Bio Farma Incar Rp3 Triliun
BANDUNG — PT Bio Farma (Persero) menargetkan penjualan sebesar Rp3 triliun sepanjang tahun ini, didorong oleh ekspor produk vaksin ke sejumlah negara. Direktur Keuangan Bio Farma Pramusti Indrascaryo mengatakan produk perseroan disalurkan ke pasar dalam negeri dan diekspor ke 132 negara. Perusahaan pelat merah itu juga membidik pertumbuhan laba di atas realisasi 2015 yang sebesar Rp615 miliar. "Melihat pencapaian tahun lalu, kami menargetkan perolehan laba lebih dari Rp615 miliar untuk 2016," sebutnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu. Tahun ini, Bio Farma akan melanjutkan kontrak dengan pemerintah untuk berbagai vaksin dasar sesuai program Kementerian Kesehatan. Nilainya berkisar Rp600 miliar per tahun. Beberapa produk andalan perusahaan antara lain vaksin dasar, Flubio, dan Pentabio. "Kami mengandalkan vaksin dasar, Flubio, dan Pentabio. Sementara, vaksin polio sudah termasuk dalam portofolio penjualan," tutur Pramusti. Selain itu, perseroan juga menggenjot penjualan vaksin Pentavalent. Tahun lalu, vaksin tersebut baru diekspor ke kurang dari sepuluh negara. Tetapi, negara tujuan ekspor pada 2016 akan ditambah menjadi 50-100 negara. Adapun penyumbang terbesar penjualan Bio Farma masih didominasi oleh vaksin polio. Direktur Utama Bio Farma Iskandar menyatakan dari total produksi vaksin sebesar 2 miliar dosis yang dihasilkan perseroan tiap tahunnya, sekitar 1,4 miliar dosis merupakan vaksin polio. "Dengan total produksi ini, kami dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sisanya diekspor. Sebanyak 2/3 kebutuhan dunia sudah dipenuhi oleh vaksin dari Indonesia," tukasnya. Pemenuhan kebutuhan vaksin dilakukan untuk memenuhi target dunia tanpa polio pada 2020.
TUJUAN EKSPOR
Salah satu tujuan ekspor yang bakal digenjot adalah Timur Tengah, terutama Saudi Arabia, karena dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Untuk itu, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah, Saudi Arabia bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan. Kepala ITPC Jeddah Gunawan menyebutkan nilai ekspor produk vaksin Indonesia mencapai lebih dari US$114 juta. Sementara, Saudi Arabia mengimpor lebih dari US$270 juta. Hal ini menunjukkan peluang kerja sama antara kedua negara sangat besar. Corporate Secretary Bio Farma Rahman Rustan menuturkan saat ini jenis vaksin yang telah diekspor ke Saudi Arabia masih terbatas vaksin DT, polio, dan Pentabio. Perseroan berharap ITPC Jeddah dapat membantu meningkatkan kapasitas volume dan diversifikasi produk untuk memenuhi kebutuhan pasar di negara itu dan negara-negara Islam lainnya. "Dengan keahlian yang dimiliki di bidang vaksin, Bio Farma berkomitmen mewujudkan kemandirian vaksin bagi negara Islam melalui sharing knowledge dan transfer teknologi. Hal ini akan memberikan manfaat bagi kedua pihak," tukasnya. (Annisa Margrit/K9)
Sumber :Bisnis Indonesia