Bio Farma Jadi Induk Holding Farmasi
Bio Farma akan membawahkan Indofarma dan Kimia Farma.
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menunjuk PT Bio Farma (Persero) sebagai induk penyatuan usaha atau holding di bidang farmasi. Bio Farma akan membawahkan dua perusahaan pelat merah lainnya, yaitu PT Indofarma (Persero) Tbk dan PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
Deputi bidang Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro, mengatakan Bio Farma menjadi induk karena pemerintah memiliki saham 100 persen di perusahaan itu. Dengan demikian, pemerintah bisa lebih leluasa mengatur dan mengawasi kinerja perusahaan farmasi tersebut. Alasan lain adalah kapasitas bisnis Bio Farma yang dianggap lebih besar daripada dua perusahaan lain. "Waktu pembentukan holding-nya masih menunggu keputusan menteri, yang pasti bukan tahun ini," kata Wahyu kepada Tempo, kemarin.
Untuk diketahui, selain holding BUMN farmasi, pemerintah akan membentuk induk usaha pada enam sektor yang ditargetkan selesai tahun ini. Enam sektor itu adalah pertambanngan, jalan tol, minyak dan gas, perumahan, perbankan, serta kontruksi dan rekayasa. Kementerian BUMN sudah menunjuk PT Inalum (Persero) sebagai induk pada sektor pertambangan serta PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) dan PT Dana Reksa (Persero) untuk sektor perbankan. Layaknya penyatuan usaha di sektor lainnya, kata wahyu, holding farmasi juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi. Menurut dia, efisiensi di sektor farmasi mutlak diperlukan karena impor bahan baku masih cukup tinggi, yaitu 92 persen. Di sisi lain, kontribusi perusahaan farmasi negara terhadap keseluruhan industri obat hanya sekitar 5 persen.
Menurut Wahyu, pemerintah sebenarnya bisa membantu industri farmasi dalam mengurangi impor bahan baku. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah pemberian insentif bagi industri bahan kimia dasar lokal. Adanya insentif bagi industri bahan baku obat akan berpengaruh positif terhadap kinerja BUMN farmasi. Langkah lain adalah membangun pabrik garam farmasi. "Untuk rencana ini, kami akan menggandeng PT Garam (Persero)."
Coporate Communication PT Bio Farma (Persero), Nurlaila Arif, belum mau berkomentar atas penunjukan induk usaha farmasi. Dia mengatakan rencana itu masih di bahas oleh direksi. Adapun Sekretaris Perusahaan PT Indofarma (Persero) Tbk, Yaser Arafat, mengatakan konsolidasi merupakan hal yang lumrah di industri farmasi. Dia yakin cara itu bisa meningkatkan efisiensi perusahaan. "Apapun yang dilakukan oleh pemegang saham, kami yakin sudah dipertimbangkan dengan baik," ujar dia.
Holding farmasi, kata Yaser, akan membuat perusahaan menjadi fokus untuk membuat produk tertentu. Dengan demikian, tingkat efisiensi akan lebih tinggi. Selain itu, pengadaan bahan baku bisa lebih murah karena pemesanan dilakukan dalam jumlah yang lebih besar.
Dua Anak, Beda Kinerja
JIKA rencana pemerintah untuk membentuk holding farmasi berjalan mulus, Bio Farma sebagai induk farmasi akan membawahkan dua anak usaha, yaitu PT Indofarma (Persero) Tbk dan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Dua emiten Bursa efek Indonesia tersebut memiliki tren kinerja keuangan yang berbeda pada tahun lalu. Jika laba Indofarma tumbuh lebih dari 300 persen, laba Kimia Farma mengalami penurunan.
*Faiz Nasrillah
Sumber: Koran Tempo (hal 15)
Selasa, 29 Maret 2016