Bio Farma Pasok Vaksin ke 130 Negara
JEDAH, TRIBUN - Arab Saudi berencana meningkatkan impor vaksin dari Indonesia secara bertahap. Hal
ini menyusul kesuksesan Bio Farma dalam memproduksi vaksin yang berhasil lulus kualifikasi World Health Organization (WHO).
Bio Farma merupakan satu-satunya perusahaan dari Indonesia , negeri muslim terbesar di Asia, yang mendapat predikat tersebut. Hal ini ditegaskan Kepala Indonesian Trade Promotion Center(ITPC) Jedah, Gunawan.
Menurut Gunawan, berdasarkan data trade statistic s for international business development 2014, Indonesia telah berhasil mengekspor produk vaksin ke seluruh dunia senilai lebih dari 114 juta dolar AS. Sedangkan Arab Saudi mengimpor vaksin dari seluruh dunia lebih dari 270 juta dolar AS.
"Pemerintah akan bersinergi mencari terobosan baru untuk dapat membantu peningkatan ekspor vaksin," jelas Gunawan dalam rilis kemarin.
Corporate Secretary Bio Farma Rahman Rustan menyatakan saat ini jenis vaksin yang telah dieksopr ke Arab Saudi masih terbatas pada vaksin DT,Polio, dan Pentabio(DDTP-HepB-HiB). Diharapkan jenis vaksin lain dapat menembus pasar Timur Tengah.
Bio Farma adalah salah satu BUMN farmasi terbesar di Indonesia yang berlokasi di Bandung.
Menurut Direktur Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Maura Linda Sitanggang, Bio Farma telah memasok ke lebih dari 130 negara di dunia dan termasuk ke 49 negara Islam. Proses pemasaran dilakukan secara bilateral juga melalui UNICEF.
Bio Farma pun aktif dalam kegiatan misi dagang yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan ke Timur Tengah.
Peran aktif pemerintah dan Bio Farma pada sidang tahunan Organisasi Konferensi Islam (OKI) awal maret lalu diharapkan dapat meningkatkan peran Indonesia di lebel Internasional.
Dengan keahlian yang dimiliki di bidang vaksin, Bio Farma berkomitmen untuk mewujudkan kemandirian vaksin bagi negara Islam melalui sharing knowledge dan transfer teknologi. Hal ini akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak baik Indonesia maupun negara Islam termasuk Arab Saudi. (kompas.com)
Sumber : Tribun Jabar (hal 4)
[:en]
JEDAH, TRIBUN - Arab Saudi berencana meningkatkan impor vaksin dari Indonesia secara bertahap. Hal ini menyusul kesuksesan Bio Farma dalam memproduksi vaksin yang berhasil lulus kualifikasi World Health Organization (WHO).
Bio Farma merupakan satu-satunya perusahaan dari Indonesia , negeri muslim terbesar di Asia, yang mendapat predikat tersebut. Hal ini ditegaskan Kepala Indonesian Trade Promotion Center(ITPC) Jedah, Gunawan.
Menurut Gunawan, berdasarkan data trade statistic s for international business development 2014, Indonesia telah berhasil mengekspor produk vaksin ke seluruh dunia senilai lebih dari 114 juta dolar AS. Sedangkan Arab Saudi mengimpor vaksin dari seluruh dunia lebih dari 270 juta dolar AS.
"Pemerintah akan bersinergi mencari terobosan baru untuk dapat membantu peningkatan ekspor vaksin," jelas Gunawan dalam rilis kemarin.
Corporate Secretary Bio Farma Rahman Rustan menyatakan saat ini jenis vaksin yang telah dieksopr ke Arab Saudi masih terbatas pada vaksin DT,Polio, dan Pentabio(DDTP-HepB-HiB). Diharapkan jenis vaksin lain dapat menembus pasar Timur Tengah.
Bio Farma adalah salah satu BUMN farmasi terbesar di Indonesia yang berlokasi di Bandung.
Menurut Direktur Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Maura Linda Sitanggang, Bio Farma telah memasok ke lebih dari 130 negara di dunia dan termasuk ke 49 negara Islam. Proses pemasaran dilakukan secara bilateral juga melalui UNICEF.
Bio Farma pun aktif dalam kegiatan misi dagang yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan ke Timur Tengah.
Peran aktif pemerintah dan Bio Farma pada sidang tahunan Organisasi Konferensi Islam (OKI) awal maret lalu diharapkan dapat meningkatkan peran Indonesia di lebel Internasional.
Dengan keahlian yang dimiliki di bidang vaksin, Bio Farma berkomitmen untuk mewujudkan kemandirian vaksin bagi negara Islam melalui sharing knowledge dan transfer teknologi. Hal ini akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak baik Indonesia maupun negara Islam termasuk Arab Saudi. (kompas.com)
Sumber : Tribun Jabar (hal 4)[:]