Bio Farma Tambah Produksi
BANDUNG—PT Bio Farma (Persero) akan menambah produksi pabrik menjadi dua miiiar dosis dari saat ini sebanyak 1,8 miliar dosis, seiring meningkatnya permintaan dari mancanegara. Sekretaris Perusahaan Bio Farma Rahman Rustan mengatakan potensi pasar vaksin dunia masih sangat besar. Apalagi, lanjutnya, dari sekitar 200 pabrik vaksin, tak lebih dari 30 perusahaan yang diakui Badan Kesehatan Dunia (WHO). "Tahap awal kami menargetkan produksi dua miliar dosis terlebih dahulu dari peningkatan kapasitas produksi yang akan kami lakukan. Setelah tiga tahun baru kami bisa memastikan itu," ujarnya, Rabu (3/12). Hingga saat ini, Indonesia mampu menjadi satu-satunya produsen vaksin di Asia Tenggara yang memiliki pabrik untuk memenuhi kebutuhan domestik dan mancanegara yang telah tersertifikasi WHO, sehingga Bio Farma kebanjiran permintaan. "Kami di antaranya yang terbaru membantu Thailand untuk menyuplai intermediate product atau bulk setengah jadi. Mereka belum mampu memproduksi vaksin dari hulu ke hilir. Sebenarnya itu potensi pasar," katanya. Dia menerangkan saat ini perseroannya tengah menambah bangunan baru untuk menunjang peningkatan kapasitas produksi vaksin yang dalam prosesnya dituntut melakukan validasi kepada WHO. PEMBUATAN Berdasarkan kalkulasi Bio Farma, untuk proses downstream atau tahap akhir pembuatan vaksin, proses pembangunan infrastruktur mencapai sekitar satu tahun. Adapun untuk upstream, atau proses hulu dibutuhkan waktu sekitar dua tahun. Bio Farma mencatat total kapasitas produksi vaksin saat ini mencapai 1,8 miliar dosis. "Captive untuk program imunisasi relatif tidak ada peningkatan. Sekitar 4,55 juta bayi, 27 juta anak usia sekolah, dan 1215 juta wanita usia subur, masingmasing per tahun, itulah yang harus kami penuhi terlebih dahulu." Sementara terkait dengan laba bersih, produsen vaksin warisan kolonial Belanda ini menargetkan peningkatan laba bersih sebesar 12% untuk tahun depan, lebih rendah dari perkiraan peningkatan tahun ini dan tahun lalu yang mencapai 40%. "Laba bersih tahun lalu sekitar Rp500 miliar, tahun sebelumnya Rp380 miliar, ada kenaikan lebih dari 40%. Target tahun ini kurang lebih sama dengan tahun sebelumnya," paparnya. . (Abdaiah Gifar) sumber : Bisnis Indonesia
BANDUNG - PT Bio Farma (Persero) will increase its factory production to two bilion doses from the current 1.8 billion doses, as the demand increases from countries abroad. The Corporate Secretary of Bio Farma Rahman Rustan said the potential market for vaccine is still very large. He added, from about 200 vaccine manufaturers, not more than 30 companies are recognized by the World Health Organization (WHO). "Initially, we are targeting the production of two billion doses of the production capacity increase that we will carry out. After three years then we can ensure the production," he said, Wednesday (3/12). Up to the present day, Indonesia is the only vaccine manufacturer in Southeast Asia which has a plant to meet the needs of domestic and international countries that have been certified by WHO, as a result Bio Farma is inundated by demands. "We are among the latest to assist Thailand in supplying intermediate product or semi-finished bulk. They are not capable of producing a vaccine from upstream to downstream. Which is actually a potential market," he said. He explained that his company is now the middle of constructing new buildings to support the increase of vaccine production capacity which in the process is required to be validated by the WHO. The PRODUCTION Based on calculations of Bio Farma, for downstream processing or final stages of vaccine production, the infrastructure development process may approximately reach one year. As for the upstream process, it will take about two years. Bio Farma has currently recorded a total of 1.8 billion doses of vaccine production capacity. "Captive for immunization programs has relatively not increase. Approximately 4.55 million infants, 27 million school age children, and 12 ¬ 15 million women of childbearing age, per year, that's what we should fulfill first." While related to the net income, this Dutch colonial heritage of vaccine manufacturers are targeting an increase in net income of 12% for the next year, lower than the expected increase of this year and last year that reached 40%. "The net profit last year was of about Rp 500 billion, Rp380 billion in the previous year, there was an increase of more than 40%. The target this year is roughly equal to the previous year," he said. (Abdaiah Gifar) source: Bisnis Indonesia