Catat, Begini Urutan Imunisasi untuk Anak
Jakarta, Demi mencegah penyakit mampir ke tubuh anak, imunisasi perlu diberikan. Tetapi umumnya orang tua tidak memahami vaksin apa saja yang harus diberikan dan mulai kapan.
Dikatakan Prof Dr dr Kusnandi Rusmil, SpA(K), MM dari RS Hasan Sadikin Bandung, di Indonesia, anak-anak dengan usia di bawah satu tahun harus mendapatkan imunisasi dasar. Imunisasi dasar ini diberikan secara cuma-cuma di berbagai puskesmas dan rumah sakit di Indonesia.
Lantas sejak kapan imunisasi ini harus mulai dilakukan? Berikut urutan imunisasi dasar yang harus didapatkan anak, yaitu:
- Saat bayi baru lahir, dokter memberikan vaksin hepatitis B. "Ini baiknya diberikan di 6 jam pertama setelah lahir, atau maksimal 12 jam setelahnya," ungkap dr Kusnandi.
- Sebelum dibawa pulang, bayi juga harus disuntik dengan vaksin polio
- Memasuki usia satu bulan, bayi mendapatkan vaksin BCG
- Dalam kurun usia 2-4 bulan, bayi dipastikan mendapat kombinasi antara Pentabio (kombinasi antara vaksin Difteri, Tetanus, Pertusis -- Hepatitis B Rekombinan -- Haemophilus influenzae tipe b/Hib), kemudian ditambah lagi dengan vaksin polio
- Di usia tiga bulan, pemberian Pentabio ke-2 dan vaksin polio ke-2
- Usia empat bulan, bayi diberi Pentabio ke-3 dan vaksin polio ke-3
- Usia 9 bulan, pemberian vaksin campak
- Memasuki usia 18 bulan, bayi diberi vaksin Pentabio yang ke-4
- Usia 2 tahun, vaksin campak ke-2
- Anak usia kelas 1 Sekolah Dasar mendapatkan DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus)
- Anak usia kelas 2 Sekolah Dasar diberi suntikan DT (Difteri dan Tetanus)
- Terakhir, vaksin DT diulang lagi di usia remaja atau kisaran usia 10-18 tahun.
Kenapa harus diulang-ulang? dr Kusnandi menjelaskan, hal ini untuk memastikan agar kadar zat anti penyakit dalam tubuh seorang anak akan tetap tinggi dari waktu ke waktu.
"Pertama, untuk membentuk memori pada sel terkat imunitas dan kedua, meningkatkan kadar zat anti penyakitnya," paparnya.
Bila imunisasi-imunisasi itu dilakukan sesuai jadwal dan lengkap, dr Kusnandi menjamin ketika usia si anak menginjak remaja, maka tubuhnya sudah mendapatkan kekebalan sempurna untuk seumur hidupnya.
Lantas bagaimana bila ada imunisasi wajib yang terlewat? "Tinggal diberikan saja sesuai urutannya. Nanti dokternya tahu sendiri harus diberikan apa saja," ungkap dr Kusnandi.
Hanya saja ada perbedaan pemberian vaksin untuk anak yang imunisasinya terlewat. Menurut dr Kusnandi, pada anak yang masih berusia di bawah dua tahun, vaksin DPT masih bisa diberikan.
"Jangan boleh lewat sampai usia 6 tahun sebenarnya. Karena kalau sudah lewat, hanya vaksin DT (Difteri dan Tetanus) saja yang bisa diberikan," pesannya.
Ditemui dalam kesempatan lain, ahli madya marketing PT Bio Farma, dr Mahsun Muhammadi, MKK mengatakan bila anak tidak diimunisasi sesuai jadwal atau terlambat, maka harus sesegera mungkin dikejar keterlambatannya. "Sebaiknya sih tepat waktu, tapi kalau terlambat sih nggak apa-apa, mending daripada tidak sama sekali," tuturnya.(lll/vit)
Sumber : detik.com
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi:
N.Nurlaela
Kepala Bagian Corporate Communication
Phone : +62 22 2033755 ext. 37431 Fax : +62 22 2041306
Email : mail@biofarma.co.id Web : www.biofarma.co.id
Twitter | Instagram | Youtube : @biofarmaID