Ciletuh Menuju Geopark Dunia
PERLAHAN tetapi konsisten, pengembangan penataan kawasan konservasi alam Ciletuh terus berjalan. Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan pihak swasta secara bahu-membahu terus menerus membenahi kawasan yang digadang-gadang bakal menjadi geopark berkelas dunia itu selesai pada 2017.
Bupati Sukabumi Sukmawijaya menyatakan, untuk menjadi sebuah geopark dunia dan diakui UNESCO setidaknya ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi. Taman Alam Ciletuh wajib memiliki keanekaragaman hayati, geologi dan kebudayaan lokal yang lestari. “Berdasarkan hasil penelitian para ahli di bidangnya masing-masing, Ciletuh bisa memenuhi persyaratan itu,” kata Sukmawijaya kepada “PR” seusai meresmikan sentra batik Rumah Batik Pakidulan di Kampung Cikaret, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi bebrapa waktu lalu.
Untuk syarat pertama, kesahihan usia bebatuan purba yang berada di Ciletuh akan sangat sulit diragukan. Para peneliti dari Fakultas Geologi Universitas Padjadjaran menyimpulkan, setelah diteliti selama 10 tahun, usia bebatuan di Ciletuh diperkirakan tak kurang dari 60 juta tahun. Dengan demikian, kawasan Ciletuh laik untuk disebut kawasan miniatur sejarah peradaban dunia. “Saat konferensi geopark kelas dunia di Kanada, Ciletuh sudah diperkenalkan,” kata bupati.
Mengenai persyaratan kedua, keragaman hayati di Ciletuh juga niscaya mampu memenuhi syarat. Hewan jenis gajah dan banteng diketahui pernah hidup di kawasan alam tersebut, tepatnya di wilayah kawasan suaka margasatwa Cikepuh. Kompleks wisata penyu di Pangumbahan Ujunggenteng pun bisa menjadi bahan penilaian UNESCO. “Jadi, untuk dua persyaratan ini sudah terpenuhi. Sekarang, kami sedang berushaa menghidupkan kembali beragam kebudayaan yang menjadi ciri khas Sukabumi,” katanya.
Target terealisasi 2017
Tiga keunikan yang menjadi syarat utama yang digariskan UNESCO itu ditargetkan terealisasi 2017. Puluhan air terjun, bentangan garis pantai, keragaman hayati dan biologi sudah terbentuk indah di Ciletuh. Bupati mengatkan kerusakan alam akibat kawasan hulu Sungai Pasirpiring yang pada dasarnya masuk dalam kawasan taman alam Ciletuh juga akan ditertibkan.
“Pembangunan infrastruktur juga terus dibenahi. Puluhan miliar dana dari pemerintah sudah dipersiapkan. Bantuan dari pihak swasta lewat dana CSR juga siap mengalir,” ujarnya.
Direktur Utama PT. BioFarma Iskandar menambahkan, sebagai mitra pemerintah dalam proses pembenahan dan pengembangan taman alam Ciletuh, pihaknya siap membantu merealisasi target. Dia optimistis, Geopark Ciletuh akan mendapat pengakuan dunia paling lambat dalam kurun waktu dua tahun ke depan. Menurut dia, persyaratan kelestarian budaya lokal menjadi hal tersulit yang harus dipenuhi.
“Kami membantu mencari,mendanai, mengawal, dan membenahi segala kebutuhan yang manjadi sarat dari UNESCO. Selain membantu melestarikan kebudayaan seperti mempromosikan batik pakidulan ke tingkat dunia, Bio Farma juga akan mendanai pembudidayaan ikan rumpon dan sidat. Kami juga sedang mencari makanan apa yang pantas untuk jadi ciri khas Ciletuh,” ucap Iskandar.
Persyaratan lain yang sedang dipersiapkan di antaranya membangun museum sebagai pusat informasi. Meskipun tidak mudah, segala tahapan yang disyaratkan UNESCO secara perlahan mulai terpenuhi. “Pada akhirnya, keberadaan Geopark Ciletuh ini tujuannya hanya satu, yaitu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar baik secara pendidikan maupun ekonomi,” katanya. (Dhita Seftiawan/”PR”)***
Sumber : Pikiran Rakyat
----------*****----------
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi: N. Nurlaela Arief Head of Corporate Communications Dept. Email : lala@biofarma.co.id Bio Farma Jl. Pasteur No. 28 Bandung Telp : 62 22 2033755 Fax : 62 22 2041306 [:en]
PERLAHAN tetapi konsisten, pengembangan penataan kawasan konservasi alam Ciletuh terus berjalan. Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan pihak swasta secara bahu-membahu terus menerus membenahi kawasan yang digadang-gadang bakal menjadi geopark berkelas dunia itu selesai pada 2017.
Bupati Sukabumi Sukmawijaya menyatakan, untuk menjadi sebuah geopark dunia dan diakui UNESCO setidaknya ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi. Taman Alam Ciletuh wajib memiliki keanekaragaman hayati, geologi dan kebudayaan lokal yang lestari. “Berdasarkan hasil penelitian para ahli di bidangnya masing-masing, Ciletuh bisa memenuhi persyaratan itu,” kata Sukmawijaya kepada “PR” seusai meresmikan sentra batik Rumah Batik Pakidulan di Kampung Cikaret, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi bebrapa waktu lalu.
Untuk syarat pertama, kesahihan usia bebatuan purba yang berada di Ciletuh akan sangat sulit diragukan. Para peneliti dari Fakultas Geologi Universitas Padjadjaran menyimpulkan, setelah diteliti selama 10 tahun, usia bebatuan di Ciletuh diperkirakan tak kurang dari 60 juta tahun. Dengan demikian, kawasan Ciletuh laik untuk disebut kawasan miniatur sejarah peradaban dunia. “Saat konferensi geopark kelas dunia di Kanada, Ciletuh sudah diperkenalkan,” kata bupati.
Mengenai persyaratan kedua, keragaman hayati di Ciletuh juga niscaya mampu memenuhi syarat. Hewan jenis gajah dan banteng diketahui pernah hidup di kawasan alam tersebut, tepatnya di wilayah kawasan suaka margasatwa Cikepuh. Kompleks wisata penyu di Pangumbahan Ujunggenteng pun bisa menjadi bahan penilaian UNESCO. “Jadi, untuk dua persyaratan ini sudah terpenuhi. Sekarang, kami sedang berushaa menghidupkan kembali beragam kebudayaan yang menjadi ciri khas Sukabumi,” katanya.
Target terealisasi 2017
Tiga keunikan yang menjadi syarat utama yang digariskan UNESCO itu ditargetkan terealisasi 2017. Puluhan air terjun, bentangan garis pantai, keragaman hayati dan biologi sudah terbentuk indah di Ciletuh. Bupati mengatkan kerusakan alam akibat kawasan hulu Sungai Pasirpiring yang pada dasarnya masuk dalam kawasan taman alam Ciletuh juga akan ditertibkan.
“Pembangunan infrastruktur juga terus dibenahi. Puluhan miliar dana dari pemerintah sudah dipersiapkan. Bantuan dari pihak swasta lewat dana CSR juga siap mengalir,” ujarnya.
Direktur Utama PT. BioFarma Iskandar menambahkan, sebagai mitra pemerintah dalam proses pembenahan dan pengembangan taman alam Ciletuh, pihaknya siap membantu merealisasi target. Dia optimistis, Geopark Ciletuh akan mendapat pengakuan dunia paling lambat dalam kurun waktu dua tahun ke depan. Menurut dia, persyaratan kelestarian budaya lokal menjadi hal tersulit yang harus dipenuhi.
“Kami membantu mencari,mendanai, mengawal, dan membenahi segala kebutuhan yang manjadi sarat dari UNESCO. Selain membantu melestarikan kebudayaan seperti mempromosikan batik pakidulan ke tingkat dunia, Bio Farma juga akan mendanai pembudidayaan ikan rumpon dan sidat. Kami juga sedang mencari makanan apa yang pantas untuk jadi ciri khas Ciletuh,” ucap Iskandar.
Persyaratan lain yang sedang dipersiapkan di antaranya membangun museum sebagai pusat informasi. Meskipun tidak mudah, segala tahapan yang disyaratkan UNESCO secara perlahan mulai terpenuhi. “Pada akhirnya, keberadaan Geopark Ciletuh ini tujuannya hanya satu, yaitu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar baik secara pendidikan maupun ekonomi,” katanya. (Dhita Seftiawan/”PR”)***
Sumber : Pikiran Rakyat
----------*****----------
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi: N. Nurlaela Arief Head of Corporate Communications Dept. Email : lala@biofarma.co.id Bio Farma Jl. Pasteur No. 28 Bandung Telp : 62 22 2033755 Fax : 62 22 2041306 [:ID]
PERLAHAN tetapi konsisten, pengembangan penataan kawasan konservasi alam Ciletuh terus berjalan. Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan pihak swasta secara bahu-membahu terus menerus membenahi kawasan yang digadang-gadang bakal menjadi geopark berkelas dunia itu selesai pada 2017.
Bupati Sukabumi Sukmawijaya menyatakan, untuk menjadi sebuah geopark dunia dan diakui UNESCO setidaknya ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi. Taman Alam Ciletuh wajib memiliki keanekaragaman hayati, geologi dan kebudayaan lokal yang lestari. “Berdasarkan hasil penelitian para ahli di bidangnya masing-masing, Ciletuh bisa memenuhi persyaratan itu,” kata Sukmawijaya kepada “PR” seusai meresmikan sentra batik Rumah Batik Pakidulan di Kampung Cikaret, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi bebrapa waktu lalu.
Untuk syarat pertama, kesahihan usia bebatuan purba yang berada di Ciletuh akan sangat sulit diragukan. Para peneliti dari Fakultas Geologi Universitas Padjadjaran menyimpulkan, setelah diteliti selama 10 tahun, usia bebatuan di Ciletuh diperkirakan tak kurang dari 60 juta tahun. Dengan demikian, kawasan Ciletuh laik untuk disebut kawasan miniatur sejarah peradaban dunia. “Saat konferensi geopark kelas dunia di Kanada, Ciletuh sudah diperkenalkan,” kata bupati.
Mengenai persyaratan kedua, keragaman hayati di Ciletuh juga niscaya mampu memenuhi syarat. Hewan jenis gajah dan banteng diketahui pernah hidup di kawasan alam tersebut, tepatnya di wilayah kawasan suaka margasatwa Cikepuh. Kompleks wisata penyu di Pangumbahan Ujunggenteng pun bisa menjadi bahan penilaian UNESCO. “Jadi, untuk dua persyaratan ini sudah terpenuhi. Sekarang, kami sedang berushaa menghidupkan kembali beragam kebudayaan yang menjadi ciri khas Sukabumi,” katanya.
Target terealisasi 2017
Tiga keunikan yang menjadi syarat utama yang digariskan UNESCO itu ditargetkan terealisasi 2017. Puluhan air terjun, bentangan garis pantai, keragaman hayati dan biologi sudah terbentuk indah di Ciletuh. Bupati mengatkan kerusakan alam akibat kawasan hulu Sungai Pasirpiring yang pada dasarnya masuk dalam kawasan taman alam Ciletuh juga akan ditertibkan.
“Pembangunan infrastruktur juga terus dibenahi. Puluhan miliar dana dari pemerintah sudah dipersiapkan. Bantuan dari pihak swasta lewat dana CSR juga siap mengalir,” ujarnya.
Direktur Utama PT. BioFarma Iskandar menambahkan, sebagai mitra pemerintah dalam proses pembenahan dan pengembangan taman alam Ciletuh, pihaknya siap membantu merealisasi target. Dia optimistis, Geopark Ciletuh akan mendapat pengakuan dunia paling lambat dalam kurun waktu dua tahun ke depan. Menurut dia, persyaratan kelestarian budaya lokal menjadi hal tersulit yang harus dipenuhi.
“Kami membantu mencari,mendanai, mengawal, dan membenahi segala kebutuhan yang manjadi sarat dari UNESCO. Selain membantu melestarikan kebudayaan seperti mempromosikan batik pakidulan ke tingkat dunia, Bio Farma juga akan mendanai pembudidayaan ikan rumpon dan sidat. Kami juga sedang mencari makanan apa yang pantas untuk jadi ciri khas Ciletuh,” ucap Iskandar.
Persyaratan lain yang sedang dipersiapkan di antaranya membangun museum sebagai pusat informasi. Meskipun tidak mudah, segala tahapan yang disyaratkan UNESCO secara perlahan mulai terpenuhi. “Pada akhirnya, keberadaan Geopark Ciletuh ini tujuannya hanya satu, yaitu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar baik secara pendidikan maupun ekonomi,” katanya. (Dhita Seftiawan/”PR”)***
Sumber : Pikiran Rakyat
----------*****----------
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi: N. Nurlaela Arief Head of Corporate Communications Dept. Email : lala@biofarma.co.id Bio Farma Jl. Pasteur No. 28 Bandung Telp : 62 22 2033755 Fax : 62 22 2041306 [:]