Indonesia Berpotensi Membangun Life Science Mandiri
[:id]Metrotvnews.com, Jakarta: Setelah periode digital dan teknologi, dunia diprediksi beralih ke era life science. Era yang menuntut studi sistematis organisme hidup yang berdampak pada revolusi kesehatan manusia.
Pada periode ini bakal hadir inovasi-inovasi di bidang kesehatan, pertanian, industri, serta energi. Dan pada 2030, era bioekonomi diperkirakan hadir.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Juliman, mengatakan, dilihat dari kondisi geografis, Indonesia berpotensi memiliki industri life science sendiri. Sebab, dari peta industri farmasi nasional, dapat dilihat kalau Indonesia memiliki perusahaan-perusahaan yang sudah bergerak dalam bidang biopharmaceutical, vaksin, natural (herbal), dan chemical.
Bio Farma sendiri, sebagai perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang kesehatan yang sudah 127 tahun menghasilkan vaksin dan antisera untuk manusia, memiliki komitmen untuk terus berinovasi dan bertransformasi menjadi perusahaan life science.
"Beberapa produk life science kami sudah masuk ke dalam pipeline produk Bio Farma, antara lain Erytopoetin (EPO) generasi kedua, Diabetes Melitus Diagnostik Kit, Biosimilar, dan Blood Products, yang saat ini sedang dalam tahap penelitian dan akan siap diluncurkan," ujar Juliman dalam acara Diskusi Bio Farma dengan Pemimpin Redaksi Media di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Jalan Sultan Iskandar Muda, Kebayoran, Jakarta Selatan, Senin 28 Agustus 2017.
Juliman menambahkan percepatan pengembangan life science dimaksudkan untuk mewujudkan kemandirian industri farmasi dalam pengembangan produk, bahan baku, vaksin, produk bioteknologi dan alat kesehatan.
Penguasaan teknologi disebut menjadi faktor penentu. "Sehingga produk-produk yang dihasilkan akan mampu bersaing di pasar internasional," ucapnya.
Pria yang sebelumnya menjabat Direktur Produksi Bio Farma itu juga berharap mendapat dukungan pemerintah untuk mewujudkan kemandirian industri life science nasional.
"Diperlukan riset dan inovasi yang didukung penuh oleh pemerintah, mengingat sebagian besar teknologi di bidang life science di Indonesia didapat melalui transfer teknologi dari negara-negara maju," kata Juliman.
Turut hadir dalam diskusi bertema Tantangan dan Kemandirian Biotech Masa Depan di Indonesia ini, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Siswanto dan Direktur Pemasaran Bio Farma Rahman Rustan. Hadir sebagai peserta Ketua Forum Pemred Indonesia Suryopratomo dan sejumlah pemimpin redaksi media nasional.
Sumber : www.metrotvnews.com
http://article.isentia.asia/viewarticles/default.aspx?acc=/h1KJT5BEjk=&app=KRJC/ilOPME=&file=76YhoteHHnlWL0ddchJB0sKLnpc9Yutg5Dp+9ya4jOjOQ3S8bi/svBrq+EKLRZfr[:en]Metrotvnews.com, Jakarta: Setelah periode digital dan teknologi, dunia diprediksi beralih ke era life science. Era yang menuntut studi sistematis organisme hidup yang berdampak pada revolusi kesehatan manusia.
Pada periode ini bakal hadir inovasi-inovasi di bidang kesehatan, pertanian, industri, serta energi. Dan pada 2030, era bioekonomi diperkirakan hadir.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Juliman, mengatakan, dilihat dari kondisi geografis, Indonesia berpotensi memiliki industri life science sendiri. Sebab, dari peta industri farmasi nasional, dapat dilihat kalau Indonesia memiliki perusahaan-perusahaan yang sudah bergerak dalam bidang biopharmaceutical, vaksin, natural (herbal), dan chemical.
Bio Farma sendiri, sebagai perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang kesehatan yang sudah 127 tahun menghasilkan vaksin dan antisera untuk manusia, memiliki komitmen untuk terus berinovasi dan bertransformasi menjadi perusahaan life science.
"Beberapa produk life science kami sudah masuk ke dalam pipeline produk Bio Farma, antara lain Erytopoetin (EPO) generasi kedua, Diabetes Melitus Diagnostik Kit, Biosimilar, dan Blood Products, yang saat ini sedang dalam tahap penelitian dan akan siap diluncurkan," ujar Juliman dalam acara Diskusi Bio Farma dengan Pemimpin Redaksi Media di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Jalan Sultan Iskandar Muda, Kebayoran, Jakarta Selatan, Senin 28 Agustus 2017.
Juliman menambahkan percepatan pengembangan life science dimaksudkan untuk mewujudkan kemandirian industri farmasi dalam pengembangan produk, bahan baku, vaksin, produk bioteknologi dan alat kesehatan.
Penguasaan teknologi disebut menjadi faktor penentu. "Sehingga produk-produk yang dihasilkan akan mampu bersaing di pasar internasional," ucapnya.
Pria yang sebelumnya menjabat Direktur Produksi Bio Farma itu juga berharap mendapat dukungan pemerintah untuk mewujudkan kemandirian industri life science nasional.
"Diperlukan riset dan inovasi yang didukung penuh oleh pemerintah, mengingat sebagian besar teknologi di bidang life science di Indonesia didapat melalui transfer teknologi dari negara-negara maju," kata Juliman.
Turut hadir dalam diskusi bertema Tantangan dan Kemandirian Biotech Masa Depan di Indonesia ini, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Siswanto dan Direktur Pemasaran Bio Farma Rahman Rustan. Hadir sebagai peserta Ketua Forum Pemred Indonesia Suryopratomo dan sejumlah pemimpin redaksi media nasional.
Sumber : www.metrotvnews.com
[:]