Jauhkan Bayi Dari Asap Rokok & Polusi Udara
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, pihaknya berkomitmen untuk mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) bidang kesehatan di 2015. Salah satunya, dengan menurunkan 2/3 kematian balita pada rentang waktu antara 1990-2015. Apabila, angka kematian yang disebabkan oleh pneumonia dapat diturunkan secara signifikan, maka dampaknya terhadap pencapaian MDGs akan besar pula. "Angka kematian balita akibat pneumonia masih tinggi. Untuk itu, upaya pemerintah dalam menekan angka kematian akibat pneumonia harus menggunakan strategi yang tepat dan cepat. Diantaranya, melalui penemuan kasus pneumonia balita sedini mungkin," ujar Tjandra. Untuk mengakomodasi hal tersebut, Kemenkes, lanjut Tjandra, akan meningkatkan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas seluruh Indonesia dengan penata laksanaan kasus dan rujukan, adanya keterpaduan antar lintas sektoral, serta penyediaan obat dan peralatan untuk Puskesmas di daerah terpencil. "Memang bukan tugas yang mudah mengendalikan penyakit ini, banyak kendala yang harus di lewati. Diantaranya, cakupan penemuan masih terbilang rendah. Angka penemuan pneumonia balita sejak tahun 2007-2012 tidak mengalami perkembangan yang signifikan, hanya berkisar antara 23 persen hingga 27 persen lebih dari target rasional 80 persen," ungkap Tjandra. Ketua Unit Kerja Koordinasi Respiatory Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Nasiti Kaswandani menambahkan, pneumonia bisa dicegah dengan memberikan ASI yang cukup untuk si kecil. "Meski terderigar sepele, pemberian ASI bisa menurunkan jumlah bayi dan balita terkena pneumonia sebanyak 1523 persen ujarnya. Orang tua, sambung Nastiti, juga harus memberikan imunisasi lengkap sebagai salah satu pertahanan untuk menjaga kesehatan bayi agar tetap sehat. "Imunisasi bisa menurunkan bayi terkena pneumonia sebanyak 49 persen," katanya lagi. Cara berikutnya, lanjut dia, menjauhkan bayi dari asap rokok serta polusi udara dan terakhir, jauhkan bayi dari orang yang sedang sakit agar si bayi tak terkena infeksi. "Gaya hidup sehat dan menghirup udara segar juga bersih bisa mengurangi terjadinya pneumonia sebanyak 50 persen," tandasnya. ■ NOV Gejala Pneumonia:
- Terdengar napas yang kasar, dan jika diperiksa dengan stetoskop akan terdengar suara yang lemah.
- Hasil Rontgen dada menjukkan ada bagian yang berwarna putih-putih di bagian kiri atau kanan paru
- Terdeteksi ada bakteri atau jamur pada pengujian sampel dahak (sputum). Sayangnya pengujian ini sulit sekali dilakukan pada anak.
- Hasil tes darah menunjukkan peningkatan sel darah putih dengan dominasi netrofil untuk pneumonia yang disebabkan infeksi bakteri.
- Bila peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit, sangat mungkin pneumonia karena virus
- Pneumonia berat ditandai dengan batuk yang disertai kesulitan bemapas. Napas sesak, bayi tampak menarik perut dalam-dalam saat bernapas.
- Pneumonia sangat berat ditandai dengan batuk dan kesulitan bernapas disertai gejala sianosis sentral yakni dada atau perut. bibir dan lidah bayi berwarna kebiruan bahkan sampai sulit minum
Sumber : Rakyat Merdeka