Ketika Makna Rahmatan lil Alamin Diimplementasikan Perusahaan
BANDUNG, suaramerdeka.com – Ada yang unik dari peluncuran buku yang dikeluarkan PT Bio Farma (Persero), Senin (20/3). Buku keluaran BUMN Farmasi itu bertajuk Contribution to The World: From Rahmatan lil Alamin to Global Health Security. Ya, ada kalimat “Rahmatan lil Alamin” yang menyelip di antara kata-kata global.
Spirit rahmat bagi semesta itu ditempatkan sebagai pesan utama yang hendak disampaikan. Namun tak pelak, sekaligus mengundang kepenasaran.
Ya, bagaimana cara mereka mengimplementasikannya dalam langgam gerak perseroan? Tak main-main, jajaran direksi langsung menyusun materi buku setebal 220 halaman tersebut. Mereka adalah Iskandar (Dirut), Mahendra Suhardono (Direktur Pemasaran), dan Juliman (Direktur Produksi).
Sebelum dipercaya ke pucuk pimpinan, mereka sama-sama memulai karier di BUMN Farmasi yang berbasis di Bandung itu. Saat peluncuran, ketiganya diwakili Juliman. Menurut dia, penyusunan buku tersebut sebenarnya bertujuan membagi pengalaman perseroan dalam pengelolaan vaksin. Hingga mampu menembus pasar dunia dan memperoleh kualifikasi WHO.
Hanya saja, filosofi itu memang tak bisa dilepaskan bahkan jadi semacam landasan etik. Terlebih dalam pemanfaatan kekayaan hayati yang sejatinya, berasal dari Sang Pencipta.
Sejak awal itu disadari bersama. Karena berasal dari Tuhan, pemanfaatannya harus dijaga sehingga benar-benar mampu memberikan manfaat seharusnya bagi sesama.
Bio Farma, perusahaan yang berusia 126 tahun itu kemudian mengartikan konsep rahmatan lil alamin tersebut di antaranya dengan cara menyiapkannya melalui kehadiran SDM terbaik. Dalam artian, menjaga proses produksinya yang kini menyebar ke lebih dari 100 negara itu.
“Hal ini tak terlepas dari tuntutan industri yang kompleks, canggih, dan sarat aturan sehingga SDM-nya harus kompeten dengan kemampuan mumpuni,” jelasnya.
SDM terbaik, katanya, akan menghasilkan produk terbaik pula. Dengan demikian, masyarakat akan mendapatkan produk yang berkualitas. Kendati harga vaksin Bio Farma terbilang terjangkau. Tapi kebaikan itulah yang coba dijaga perseroan sehingga kehadirannya membawa berkah.
“Konsep hidup kita adalah ibadah, Bio Farma pun paham bahwa pekerjaannya diawasi, diawasi Tuhan, tak boleh menipu, karena bahaya sekali kalau dalam produksi vaksin sampai ada hal yang dikurangi dalam pembuatannya,” imbuh Anggota Dewan Komisaris, Ihsan Setiadi Latief.
Dengan alasan itu pula, perseroan menanamkan nilai-nilai tersebut, terutama agar kehadirannya secara luas mampu menjadi tabungan amal saleh pula.
Tak semata mengejar keuntungan duniawi saja, dengan berpikir sebatas untuk memenuhi kepentingan perseroan saja. Tetapi ada pula nilai etis humanisme yang mesti menjadi atensi tersendiri dan diimplementasikan. Di antaranya melalui semangat berbagi dengan memberikan perhatian akan lingkungan sekitarnya. Sekali pun bidang yang disasarnya tak berkaitan langsung dengan bisnis utama perseroan.
Karena kadang, perbuatan tersebut malah memberikan pertolongan di kemudian hari. Tangan-tangan Tuhan bergerak.
“Langkah ini sempat ditanyakan pula kementerian, apa keuntungannya bantu-bantu seperti ini, tapi ini dalil Tuhan, meski secara rasio tak bisa dipahami,” katanya.
“Betul, kami kadang malah seperti mendapat jalan keluar ketika menghadapi kesulitan, dan itu dirasakan,” imbuh Juliman.
Sumber : www.suaramerdeka.com
http://berita.suaramerdeka.com/ketika-makna-rahmatan-lil-alamin-diimplementasikan-perusahaan/
=