“Life Science” sebagai Solusi Kemakmuran
Indonesia disebut the mega biodiversity country, karena keanekaragaman hayati (biodeversitas) yang tak tertandingi di dunia. Dengan biodeversitas dengan demikian kaya, seharusnya industry yang dikembangkan Indonesia adalah berbasis life science, seperti pertanian, perikanan, perternakan, pariwisata, pengobatan, dan energy terbarukan.
Tidak ada gunanya memiliki kekayaan itu bila tidak mampu memanfaatkannya untuk kemakmuran rakyat. Lebih sedih lagi bila kekayaan itu dimanfaatkan Negara lain karena ketidak mampuan bangsa ini.
Sebab kesadaran Negara lain terhadap life science sebagai ilmu masa depan telah muncul, dan mereka mulai mendekati Negara seperti Indonesia untuk mendapatkan sumber biodeversitas, terutama sumber daya gen sebagai bahan baku. Industri berbasis life science di seluruh dunia akan menoleh ke Indonesia. ”Sudah saatnya industry yang dikembangkan harus bertumpu pada kekayaan biodeversitas kita. Kalau ingin bangsa mandiri, life science adalah solusi tepat,” kata Presiden Direktur PT Biofarma (Persero), Iskandar, di sela-sela peluncuran dan bedah buku berjudul Science for a Better di Jakarta, Kamis (15/10)
Menginspirasi
Buku setebal 246 yang diterbitkan dalam rangka 125 tahun Biofarma ini diharapkan menginspirasi sekaligus menyadarkan masyarakat Indonesia betapa strategisnya life science sebagai solusi kemakmuran dan kemandirian bangsa.
Iskandar mengatakan, kemandirian Indonesia dalam mengembangkan life science untuk industry atau produk yang kompetitif dipasar global merupakann jaminan bisa sejajar dengan Negara maju. Di samping menjadi solusi bagi kemakmuran rakyat.
Hal ini telah dibuktikan Biofarma, yang berpengalaman ratusan tahun dalam melakukan riset maupun produksi vaksin. Biofarma berhasil mengembangkan vaksin yang kompetitif di pasar dunia yang diolah dari biodeversitas Indonesia.
Biofarma menghasilkan USD 100 juta tiap tahun dan menjual obat. Satu virus vaksin polio saja menghasilkan Rp1triliun.
“Kalau virus yang menakutkan saja bisa menghasilkan produk yang membawa nama Indonesia di kancah internasional, apalagi biodeversitas kita yang kaya raya,” kata Iskandar.
Di Biofarma, permurnian (purification) dan pemuliaan (breeding) merupakan proses utama dalam pengembangan biodeversitas. Pemurnian perlu agar sumber daya hayati tidak punah atau hilang sifat aslinya. Sedangkan pemuliaan untuk menghasilkan spesies budi daya unggul.
Ikan koi dan domba garut
Selain vaksin, Biofarma juga menerapkan bioteknologi ini pada sejumlah hewan, seperti ikan koi dan domba garut. Untuk ikan koi, Biofarma mengembangkannya di Sukabumi dengan melibatkan kelompok tani Mizumi yang mengembangkan jenis ikan ini menjadi produk berdaya saing global. Metode ini menghasilkan ikan koi berukuran 1,2m, lebih besar dari tadinya hanya 60-70cm.
Sedangkan untuk pemurnian ras domba garut dilakukan di desa Wanajaya, Garut, Jawa Barat. Usaha ini melibatkan peternak domba di daerah tersebut sebagai basis untuk membudidayakan ras murni domba garut berbasis bioteknologi.
Iskandar mengatakan, pemurnian ras domba garut sangat penting, karena populasi dan kualitas genetiknya terus mengalami penurunan. Padahal, ras domba garut memiliki keunggulan karena ciri-ciri morfologinya berbeda dengan domba umumnya.
Namun, domba garut berkualitas di tanah kelahirannya sudah langka, karena pola budi daya yang tidak terkontrol. Misalnya dalam pola persilangan, domba jenis lainnnya hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Melalui proses pemurnian diharapkan mendapatkan domba garut kerkualitas terbaik dan ekonomi lebih. Misalnya berat badan domba dewasa naik menjadi 200kg dari sebelum dimurnikan hanya maksimal 125kg.
Selain itu, peluang bisnis ikutannya juga berkembang dari rantai produksi sampai ke pemasaran jauh lebih efisien. Misalnya, ke depan, pemotongan domba langsung dilakukan oleh pertanian peternak di Garut, sehingga ketika dipasarkan ke wilayah lain sudah dalam bentuk siap diolah.
Sumber : Suara Pembaruan
----------*****----------
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi: N. Nurlaela Arief Head of Corporate Communications Dept. Email : lala@biofarma.co.id Bio Farma Jl. Pasteur No. 28 Bandung Telp : 62 22 2033755 Fax : 62 22 2041306
Indonesia disebut the mega biodiversity country, karena keanekaragaman hayati (biodeversitas) yang tak tertandingi di dunia. Dengan biodeversitas dengan demikian kaya, seharusnya industry yang dikembangkan Indonesia adalah berbasis life science, seperti pertanian, perikanan, perternakan, pariwisata, pengobatan, dan energy terbarukan.
Tidak ada gunanya memiliki kekayaan itu bila tidak mampu memanfaatkannya untuk kemakmuran rakyat. Lebih sedih lagi bila kekayaan itu dimanfaatkan Negara lain karena ketidak mampuan bangsa ini.
Sebab kesadaran Negara lain terhadap life science sebagai ilmu masa depan telah muncul, dan mereka mulai mendekati Negara seperti Indonesia untuk mendapatkan sumber biodeversitas, terutama sumber daya gen sebagai bahan baku. Industri berbasis life science di seluruh dunia akan menoleh ke Indonesia. ”Sudah saatnya industry yang dikembangkan harus bertumpu pada kekayaan biodeversitas kita. Kalau ingin bangsa mandiri, life science adalah solusi tepat,” kata Presiden Direktur PT Biofarma (Persero), Iskandar, di sela-sela peluncuran dan bedah buku berjudul Science for a Better di Jakarta, Kamis (15/10)
Menginspirasi
Buku setebal 246 yang diterbitkan dalam rangka 125 tahun Biofarma ini diharapkan menginspirasi sekaligus menyadarkan masyarakat Indonesia betapa strategisnya life science sebagai solusi kemakmuran dan kemandirian bangsa.
Iskandar mengatakan, kemandirian Indonesia dalam mengembangkan life science untuk industry atau produk yang kompetitif dipasar global merupakann jaminan bisa sejajar dengan Negara maju. Di samping menjadi solusi bagi kemakmuran rakyat.
Hal ini telah dibuktikan Biofarma, yang berpengalaman ratusan tahun dalam melakukan riset maupun produksi vaksin. Biofarma berhasil mengembangkan vaksin yang kompetitif di pasar dunia yang diolah dari biodeversitas Indonesia.
Biofarma menghasilkan USD 100 juta tiap tahun dan menjual obat. Satu virus vaksin polio saja menghasilkan Rp1triliun.
“Kalau virus yang menakutkan saja bisa menghasilkan produk yang membawa nama Indonesia di kancah internasional, apalagi biodeversitas kita yang kaya raya,” kata Iskandar.
Di Biofarma, permurnian (purification) dan pemuliaan (breeding) merupakan proses utama dalam pengembangan biodeversitas. Pemurnian perlu agar sumber daya hayati tidak punah atau hilang sifat aslinya. Sedangkan pemuliaan untuk menghasilkan spesies budi daya unggul.
Ikan koi dan domba garut
Selain vaksin, Biofarma juga menerapkan bioteknologi ini pada sejumlah hewan, seperti ikan koi dan domba garut. Untuk ikan koi, Biofarma mengembangkannya di Sukabumi dengan melibatkan kelompok tani Mizumi yang mengembangkan jenis ikan ini menjadi produk berdaya saing global. Metode ini menghasilkan ikan koi berukuran 1,2m, lebih besar dari tadinya hanya 60-70cm.
Sedangkan untuk pemurnian ras domba garut dilakukan di desa Wanajaya, Garut, Jawa Barat. Usaha ini melibatkan peternak domba di daerah tersebut sebagai basis untuk membudidayakan ras murni domba garut berbasis bioteknologi.
Iskandar mengatakan, pemurnian ras domba garut sangat penting, karena populasi dan kualitas genetiknya terus mengalami penurunan. Padahal, ras domba garut memiliki keunggulan karena ciri-ciri morfologinya berbeda dengan domba umumnya.
Namun, domba garut berkualitas di tanah kelahirannya sudah langka, karena pola budi daya yang tidak terkontrol. Misalnya dalam pola persilangan, domba jenis lainnnya hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Melalui proses pemurnian diharapkan mendapatkan domba garut kerkualitas terbaik dan ekonomi lebih. Misalnya berat badan domba dewasa naik menjadi 200kg dari sebelum dimurnikan hanya maksimal 125kg.
Selain itu, peluang bisnis ikutannya juga berkembang dari rantai produksi sampai ke pemasaran jauh lebih efisien. Misalnya, ke depan, pemotongan domba langsung dilakukan oleh pertanian peternak di Garut, sehingga ketika dipasarkan ke wilayah lain sudah dalam bentuk siap diolah.
Sumber : Suara Pembaruan
----------*****----------
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi: N. Nurlaela Arief Head of Corporate Communications Dept. Email : lala@biofarma.co.id Bio Farma Jl. Pasteur No. 28 Bandung Telp : 62 22 2033755 Fax : 62 22 2041306