Lindungi Satwa Liar, Bio Farma Tingkatkan Keanekaragaman Hayati
KAB Sukabumi,-Bio Farma telah bekerja sama dengan Pusat Penangkaran Satwa Cikananga (PPSC) sejak tahun 2013 dalam upaya penyelamatan satwa liar.
Hal itu dilakukan untuk meningkatkan keanekaragaman hayati di suaka margasatwa Cikepuh yang merupakan bagian dari Geopark Ciletuh Palabuhanratu.
Kepala Divisi Pengelolaan Lingkungan & Sosial PT Bio Farma (Persero), R Herry, menjelaskan sebagai salah satu BUMN produsen vaksin dan life science, pihaknya tidak hanya fokus pada pengembangan produknya saja tapi serius dalam menjalankan kegiatan CSR-nya.
Salah satu kegiatannya yakni program konservasi dalam bentuk pelepasliaran satwa hasil rehabilitasi dari PPS Cikananga yang didukung Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat ke habitat aslinya di Suaka Margasatwa Cikepuh.
Tujuannya agar mengembalikan satwa ke habitat aslinya sehingga akan memulihkan kawasan tersebut melalui penambahan populasi. Sekaligus sebagai tuntutan IUCN guidedlines for the disposal of confiscated animal bagi pusat-pusat penyelamatan dalam upaya pelestarian satwa yang terancam punah.
"Sudah setahun ini, Bio Farma dan PPS Cikananga bekerja sama dalam upaya meningkatkan Keanekaragaman Hayati di Suaka Margasatwa Cikepuh yang merupakan bagian dari Geopark Ciletuh Palabuhanratu. Dalam kegiatan ini PPS Cikananga juga bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat,"kata Herry kepasa wartawan di Kabupaten Sukabumi, Sabtu (9/12/2017)
Sementara itu, bertepatan dengan kegiatan Festival Seni Budaya Geopark Nasional Ciletuh Palabuhanratu dilakukan seremonial pelepasliaran satwa hasil kerja sama Bio Farma dengan PPSC Cikananga.
Adapun hewan yang dilepasliarkan di suaka margasatwa Cikepuh diantaranya; Elang Ular Bido sebanyak 2 ekor, Ular sanca kembang sebanyak 1 ekor, Mencek (1 ekor), Berang berang (2 ekor) dan Kucing hutan (1 ekor).
"Ini salah satu bentuk kepedulian kita terhadap satwa liar,"ungkap Herry
Herry menyebutkan sejauh ini Suaka Margasatwa Cikepuh di bawah tekanan besar akibat pembalakan liar, fungsi alih hutan, pemburuan satwa dan penggembalaan besar-besaran yang menimbukan kerusakan yang cukup parah di area hutan tersebut.
Dia menilai keberadaan satwa-satwa tersebut mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan alam, menjaga hutan melalui penyebaran serbuk sari dan biji-bijian yang dibawa oleh satwa khususnya jenis mamalia ketika mereka melakukan penyebaran di daerahnya.
"Oleh karena itu, yang perlu kita lakukan, tidak menangkap dan memburu satwa liar, tidak merusak hutan sebagai habitat satwa, tidak memelihara satwa liar sebagai hewan peliharaan dan yang paling penting kita juga harus mendukung kegiatan konservasi.” pungkasnya.
Informasi lebih lanjut Hubungi :
N. Nurlaela Arief
Head of Corporate Communications Dept.
Bio Farma
Email : lala@biofarma.co.id