Peneliti Muda Indonesia Dukung Riset Vaksin
[caption id="attachment_17746" align="alignleft" width="300"] Ketua Forum Peneliti Muda Indonesia (ForMind) Acep Furqon, memberikan cindera mata kepada Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Iskandar, pada acara 1st Conference Forum Peneliti Muda (ForMind) yang berlangsung di Bumi Sangkuriang Ciumbuleuit Bandung pada tanggal 28 Oktober 2014[/caption]
(28/10) PT Bio Farma (Persero) sambut baik pembentukan Forum Peneliti Pemuda Indonesia (ForMind) dalam acara 1st Conference Forum Peneliti Muda (ForMind) yang berlangsung di Bumi Sangkuriang Ciumbuleuit Bandung pada tanggal 28 Oktober 2014. ForMind merupakan sebuah perkumpulan peneliti dari berbagai bidang disiplin ilmu, yang dibentuk untuk menyatukan keinginan dan kebutuhan akan kolaborasi lintas disiplin ilmu. Direktur Utama Bio Farma yang turut hadir pada acara konferensi ini, menyambut baik pendirian forum ini. Iskandar mengatakan bahwa Bio Farma merupakan suatu industri life science yang berlandaskan pada knowledge based, dan dengan sendirinya Bio Farma membutuhkan Intelectual asset (peneliti) yang mumpuni. “Kami menyambut baik deklarasi ForMind ini, dan kami tidak akan membiarkan kesempatan ini lewat begitu saja, karena Bio Farma bisa tumbuh apabila didorong oleh Research & Development, dan kami rasa teman -teman di ForMind bisa diajak untuk riset, khususnya riset Vaksin & Life Science”, Ujar Iskandar. Iskandar menambahkan tugas Bio Farma berikutnya adalah mengawal harmonisasi agar tujuan dari peneliti – peneliti di ForMind sesuai dengan kebutuhan industri sehingga tujuan dari pemerintahan mengenai kemandirian dan kedaulatan bisa ditopang melalui ForMInd.
[caption id="" align="alignleft" width="300"] Motif Batik Pakidulan dari Desa Taman Jaya yang merupakan hasil karya mitra binaan CSR PT Bio Farma (Persero) telah berhasil menarik minat international buyer di pameran Jakarta Trade Expo pada tanggal 8 - 12 Oktober 2014.[/caption]
Dewan Pembina ForMIND, Ketut Wikantika mengatakan Ouput dari ForMind kedepannya akan memilih satu desa binaan yang ada di seluruh Indonesia. Dari desa binaan ini, akan dicermati potensi sumber daya alam yang dimilikinya, dan ForMind akan membangun sebuah aktivitas sehingga akan tercipta pertumbuhan ekonomi di desa tersebut. Hal ini sejalan dengan salah satu program dari Corporate Social Responsibility (CSR) Bio Farma, yaitu pengembangan Desa Tamanjaya yang berada di tengah - tengah Geopark Cilteuh, Bio Farma akan mengajak ForMind untuk berkerjasama membangun desa binaan ini, dengan menjadikannya desa geowisata kelas dunia namun tidak meninggalkan kearifan lokal, “Salah satu nilai budaya dari pendirian desa geopark ini adalah lahirnya kerajinan batik motif pakidulan yang berlokasi di Desa Taman Jaya, yang dalam pembuatan batiknya menggunakan nano teknologi untuk perwarna agar ramah lingkungan, sehingga bisa diekspor” Ujar Iskandar. Iskandar menambahkan motif – motif pakidulan yang menggambarkan keindahan alam di geopark ciletuh ini dan motif – motif dari batik ini, sedang dalam proses pendaftaran ke Ditjen HKI. Selain pembuatan batik, di desa geopark tersebut banyak sumber daya yang bisa dikembangkan seperti ikan sidat, yang sampai dengan saat ini belum ada teknologi untuk pembudidayaan untuk ikan sidat, apabila ForMind berhasil menemukan cara untuk pembudidayaan, maka hal ini akan menjadi yang pertama di dunia. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi: N Nurlaela Head of Corporate Communications Dept (022) 2033755
----------*****----------
[caption id="" align="alignleft" width="300"] Ketua Forum Peneliti Muda Indonesia (ForMind) Acep Furqon, memberikan cindera mata kepada Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Iskandar, pada acara 1st Conference Forum Peneliti Muda (ForMind) yang berlangsung di Bumi Sangkuriang Ciumbuleuit Bandung pada tanggal 28 Oktober 2014[/caption]
(28/10) PT Bio Farma (Persero) sambut baik pembentukan Forum Peneliti Pemuda Indonesia (ForMind) dalam acara 1st Conference Forum Peneliti Muda (ForMind) yang berlangsung di Bumi Sangkuriang Ciumbuleuit Bandung pada tanggal 28 Oktober 2014. ForMind merupakan sebuah perkumpulan peneliti dari berbagai bidang disiplin ilmu, yang dibentuk untuk menyatukan keinginan dan kebutuhan akan kolaborasi lintas disiplin ilmu. Direktur Utama Bio Farma yang turut hadir pada acara konferensi ini, menyambut baik pendirian forum ini. Iskandar mengatakan bahwa Bio Farma merupakan suatu industri life science yang berlandaskan pada knowledge based, dan dengan sendirinya Bio Farma membutuhkan Intelectual asset (peneliti) yang mumpuni. “Kami menyambut baik deklarasi ForMind ini, dan kami tidak akan membiarkan kesempatan ini lewat begitu saja, karena Bio Farma bisa tumbuh apabila didorong oleh Research & Development, dan kami rasa teman -teman di ForMind bisa diajak untuk riset, khususnya riset Vaksin & Life Science”, Ujar Iskandar. Iskandar menambahkan tugas Bio Farma berikutnya adalah mengawal harmonisasi agar tujuan dari peneliti – peneliti di ForMind sesuai dengan kebutuhan industri sehingga tujuan dari pemerintahan mengenai kemandirian dan kedaulatan bisa ditopang melalui ForMInd.
[caption id="" align="alignleft" width="300"] Motif Batik Pakidulan dari Desa Taman Jaya yang merupakan hasil karya mitra binaan CSR PT Bio Farma (Persero) telah berhasil menarik minat international buyer di pameran Jakarta Trade Expo pada tanggal 8 - 12 Oktober 2014.[/caption]
Dewan Pembina ForMIND, Ketut Wikantika mengatakan Ouput dari ForMind kedepannya akan memilih satu desa binaan yang ada di seluruh Indonesia. Dari desa binaan ini, akan dicermati potensi sumber daya alam yang dimilikinya, dan ForMind akan membangun sebuah aktivitas sehingga akan tercipta pertumbuhan ekonomi di desa tersebut. Hal ini sejalan dengan salah satu program dari Corporate Social Responsibility (CSR) Bio Farma, yaitu pengembangan Desa Tamanjaya yang berada di tengah - tengah Geopark Cilteuh, Bio Farma akan mengajak ForMind untuk berkerjasama membangun desa binaan ini, dengan menjadikannya desa geowisata kelas dunia namun tidak meninggalkan kearifan lokal, “Salah satu nilai budaya dari pendirian desa geopark ini adalah lahirnya kerajinan batik motif pakidulan yang berlokasi di Desa Taman Jaya, yang dalam pembuatan batiknya menggunakan nano teknologi untuk perwarna agar ramah lingkungan, sehingga bisa diekspor” Ujar Iskandar. Iskandar menambahkan motif – motif pakidulan yang menggambarkan keindahan alam di geopark ciletuh ini dan motif – motif dari batik ini, sedang dalam proses pendaftaran ke Ditjen HKI. Selain pembuatan batik, di desa geopark tersebut banyak sumber daya yang bisa dikembangkan seperti ikan sidat, yang sampai dengan saat ini belum ada teknologi untuk pembudidayaan untuk ikan sidat, apabila ForMind berhasil menemukan cara untuk pembudidayaan, maka hal ini akan menjadi yang pertama di dunia. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi: N Nurlaela Head of Corporate Communications Dept (022) 2033755
----------*****----------