Pengelolaan Limbah Vaksin Jadi Isu Penting di Negara Islam
Pengelolaan limbah menjadi topik penting dalam Workshop Manajemen Industri Vaksin Negara Islam yang akan berlangsung di Bio Farma, Bandung 15-18 November 2016.
Topik tersebut menjadi agenda khusus menyusul kasus vaksin palsu di Indonesia beberapa bulan lalu. Kasus vaksin palsu ini juga terjadi di Senegal yang menjadi anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Senegal akan menjadi salah satu narasumber pada workshop tahun ini.
Workshop manajemen vaksin diikuti oleh perwakilan negara-negara OKI yang telah memiliki industri vaksin serta negara yang sedang mempersiapkan industri vaksin.
Selain pengelolaan limbah, workshop juga mengagendakan aspek produksi, quality control & quality assurance, uji klinis, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) dan distribusi vaksin.
Direktur Produksi Bio Farma Juliman, mengatakan perusahaan memang mengutamakan aspek keamanan tinggi dalam pengelolaan limbah.
Pengelolaan limbah itu terdiri dari limbah cair, limbah padat, limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), serta emisi yang berasal dari sumber tidak bergerak sebagai sisa hasil kegiatan seluruh proses dan aktivitas di Bio Farma.
“Kami menerapkan empat strategi dalam mengendalikan pencemaran dan meminimasi limbah melalui reduce (pengurangan dari sumber), reuse (penggunaan ulang), recycle (daur Ulang), dan recovery (perolehan kembali) atas manfaat dari suatu limbah berbahaya maupun tidak berbahaya.
Menurutnya, pengelolaan limbah cair hasil produksi dilakukan dengan cara disinfeksi melalui sistem killing tank atau otoklaf dimana hasil disinfeksi dialirkan ke IPAL yang selalu terpantau dan terukur secara periodik.
Sementara itu, pengelolaan limbah padat seperti kemasan (vial, ampul, alat suntik sekali pakai, dus, label dikemas dalam kantong plastik) dibakar pada mesin insinerator. Sedangkan limbah organik berupa kertas, kaleng, plastik dikelola dengan melakukan pengelompokan warna tempat sampah yang kemudian disalurkan ke pihak lain untuk dimanfaatkan.
“Kami telah meraih PROPER Emas secara berturut-turut dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, salah satunya karena kami sangat concern terhadap pengelolaan limbah produksi vaksin,” kata Juliman.
***-***
Tentang Bio Farma
Bio Farma merupakan BUMN produsen Vaksin dan Antisera, saat ini berkembang menjadi perusahaan Life Science, didirikan 6 Agustus 1890. Selama 126 tahun pendiriannya Bio Farma telah berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa, baik yang berada di Indonesia maupun mancanegara. Lebih dari 130 negara telah menggunakan produk Bio Farma terutama negara – negara berkembang, dan 47 diantaranya adalah negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Dengan kapasitas produksi sekitar 2 miliar dosis pertahun, Bio Farma telah memenuhi kebutuhan vaksin Nasional dan kebutuhan vaksin dunia melalui WHO dan UNICEF. Dengan filosofi Dedicated to Improve Quality of Life, Bio Farma berperan aktif dalam meningkatkan ketersediaan dan kemandirian produksi Vaksin di negara-negara berkembang dan negara-negara Islam untuk menjaga keamanan kesehatan global (Global Health Security). Informasi lebih lanjut www.biofarma.co.id
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:
N. Nurlaela Arief
Head of Corporate Communications Dept.
Email : lala@biofarma.co.id
Bio Farma
Jl. Pasteur No. 28 Bandung
Telp : 62 22 2033755
Fax : 62 22 2041306