[:id]Pokja Nasional Eradikasi Polio Dilantik[:]

Yanto Rachmat Iskandar Selasa, 01/12/2015 15:07 WIB

Bisnis.com, BANDUNG—Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melantik Kelompok Kerja Nasional (Pokja) untuk pemberantasan Polio Global Tahun 2020, pada 27 November 2015, di Kantor Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Pokja itu terdiri dari lima bidang kelompok kerja antara lain Bidang Perencanaan, Logistik, Pelaksanaan, Komunikasi dan Monitoring dan Evaluasi.

Semua personel yang terlibat dalam pokja ini, merupakan gabungan dari lintas porgram di dalam Kementerian Kesehatan, lintas sektor, dari para ahli, organisasi profesi dan masyarakat.

Pokja Eradikasi yang dilantik oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nina F Moelek ini mempunyai tugas utama untuk menyelenggarakan secara menyeluruh kegiatan kampanye polio, peralihan trivalent Oral Polio Vaccine (tOPV) ke bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV) dan pengenalan Inactivated Polio Vaccine (IPV).

Serta, tahapan pemeliharaan menuju dan mempertahankan status eradikasi polio. Selain pembentukan Pokja Eradikasi Polio Global 2020, Menteri Kesehatan juga membentuk Pokja Eliminasi Campak dan Pengendalian Rubella

PT Bio Farma (Persero) bersama Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen P2PL), Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Binfar & Alkes) membidangi Bidang Logistik yang diketuai oleh Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

Bidang logistik ini memiliki tugas untuk memantau proses inventarisasi stok tOPV dan usulan permintaan toPV. Menurut Kepala Divisi Penjualan Dalam Negeri Bio Farma, Drajat Alamsyah, sebagai produsen vaksin tOPV dan bOPV.

Dia mengatakan pihaknya selalu siap untuk mendukung program eradikasi polio global, dengan menyediakan vaksin polio sesuai dengan kebutuhan pemerintah.

“Bio Farma sudah mempersiapkan setidaknya 1.5 juta vial vaksin tOPV 20 dosis untuk  pelaksanaan PIN bulan Februari 2016, 4.2 Juta vial vaksin bOPV 10 dosis yang akan digunakan untuk imunisasi rutin mulai bulan Aprl 2016 dan untuk IPV Bio Farma sedang mempersiapkan sekitar 4 juta dosis yang secara merata akan digunakan mulai bulan juli tahun 2016 di seluruh provinsi di Indonesia,”katanya.

Terkait peralihan dari vaksin tOPV ke bOPV dan pengenalan ke IPV, Kepala Divisi Surveilansdan Uji Klinis Bio Farma, Novilia S Bachtiar menjelaskan ada sedikit perbedaan antara bOPV dan tOPV, secara pemberian masih sama, melalui oral, namun jumlah dari setrotipe virus tersebut yang berbeda. Untuk bOPV mengandung dua serotype yaitu serotipe 1 dan 3, dan tOPV mengandung tiga serotipe (1,2 dan 3).

Sedangkan IPV yang pemberiannya melalui suntikan, merupakan vaksin polio yang virusnya telah di-inaktivasi mengandung 3 serotipe.

Dia mengatakan kedua Vaksin tersebut (baik bOPV maupun tOPV) memiliki tingkat efektiftas yang sama untuk mencegah serangan virus polio liar, namun karena virus polio liar tipe 2 sudah lama tidak ditemukan, maka kemudian vaksint OPV diubah menjadi bOPV, hanya mengandung serotipe 1 dan 3.

Dalam rangka persiapan menuju eradikasi polio, peredaran virus polio, meskipun berasal dari vaksin akan dikurangi, maka vaksin polio tOPV akan digantikan dengan bOPV ditambah 1 dosis IPV

“Mulai tahun 2020 bOPV akan dihentikan, dan vaksin IPV digunakan secarapenuh,” katanya.

Sumber : Bisnis Jabar

----------*****----------

Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi:

N Nurlaela

Head of Corporate Communications Department.

PT Bio Farma (Persero)
Jl. Pasteur No. 28 Bandung – 40161 Indonesia
Phone : +62 22 2033755 ext. 37431 Fax : +62 22 2041306
Email : mail@biofarma.co.id Web : www.biofarma.co.id

Twitter | Instagram | Youtube : @biofarmaID