Produk Rintisan Vaksin Meningitis Bio Farma Siap Dipakai Jemaah Haji
Bisnis.com, BANDUNG—PT Bio Farma (Persero) menggandeng perusahaan asal Tiongkok, Sheiji Luzu Pharmaceutical Co. Ltd., memproduksi vaksin meningitis guna memenuhi kebutuhan vaksin bagi calon jemaah haji Indonesia.
Direktur Pemasaran Bio Farma Mahendra Suhardono mengatakan vaksin meningitis bermerek Menivax ini telah mengantongi label halal dari Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) dan sudah pula memiliki izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM).
“Dengan adanya produk lokal ini, tentunya pemerintah akan memiliki banyak pilihan akan produk vaksin meningitis yang akan dipakai,” katanya, baru-baru ini.
Selama ini, vaksin meningitis yang beredar merupakan produk impor. Bio Farma menargetkan akan mampu memroduksi vaksin meningitis secara mandiri dalam jangka waktu empat hingga lima tahun ke depan.
Menurut Mahendra, perusahaan asal Tiongkok ini dipilih karena perusahaan itu bersedia melakukan transfer teknologi.
“Jadi ini merupakan tahap awal dan kami menggandeng perusahaan asal Tiongkok yang berpengalaman dan mau melakukan transfer teknologi,” ucapnya.
Mahendra mengemukakan produk vaksin meningitis ini tidak diimpor secara utuh melainkan ada sebagian proses yang dikerjakan di Tanah Air seperti para pelarut.
Menurutnya, sejumlah pengujian juga dilakukan oleh Bio Farma untuk menjamin produk vaksin itu. Termasuk audit uji kelayakan yang dilakukan selama tiga tahun ke belakang.
“Kami harus memastikan setiap produk yang dikirim itu bisa kami uji dan hasilnya bagus. Bagaimana kami bisa memastikannya kalau kami tak bisa mengujinya. Itu kelebihan produk yang sekarang,” katanya.
Dari sisi kualitas, Mahendra memastikan bahwa vaksin meningitis ini tidak berbeda dengan produk vaksin lainnya.
Dia juga membantah ada kontraindikasi produk vaksin ini terhadap penyakit jantung atau yang lain.
Mahendra menilai isu kontraindikasi ini berhembus karena produk ini merupakan produk yang baru muncul di pasar Indonesia.
“Vaksin itu kan diberikan pada orang yang sehat. Berbeda dengan obat yang diberikan kepada orang sakit agar sembuh,” tutunya.
Sumber : Bisnis.com