Program Imunisasi MR Diperluas
SETELAH melaksanakan program imunisasi measles/campak dan rubella (MR) di Pulau Jawa, pemerintah akan melanjutkannya dengan menyasar wilayah di luar pulau Jawa tahun depan. Sosialisasi akan dilakukan sejak jauh-jauh hari untuk meminimalkan penolakan masyarakat.
"Diakui, waktu persiapan kampanye MR di Pulau Jawa sangat singkat. Hanya tiga bulan sebelum pelaksanaan 1 Agustus lalu. Akibatnya, pemerintah harus melakukan sosialisasi bersamaan dengan pelaksanaan imunisasi," ujar Direktur Surveilans dan Karantina Kementerian Kesehatan Elizabeth Jane Soepardi, Minggu (15/10).
"Harusnya sosialisasi jauh sebelum pelaksanaan sehingga semua sudah menerima kemudian baru dilakukan imunisasi," imbuh dia. Menurutnya, Provinsi Sulawesi Selatan telah memulai lebih dahulu sosialisasi program imunisasi MR.
Diharapkan, dengan sosialisasi yang lebih awal, penolakan masyarakat bisa diredam sehingga pemerintah dapat lebih fokus dalam menjangkau daerah-daerah yang secara geografis sulit dicapai, seperti Provinsi Papua dan Papua Barat. Direncanakan, untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau, pemerintah akan melibatkan TNI, Kepolisian, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Terkait dengan hasil program imunisasi MR di enam provinsi di Pulau Jawa yang sudah berakhir pada 14 Oktober lalu, cakupan imunisasi telah mencapai sasaran, yakni 95% di semua provinsi. Kendati demikian, angkanya tidak merata di semua kabupaten/kota. "Masih ada kantongkantong yang jauh di bawah 95%, tetapi belum dapat disebutkan mana saja daerahnya karena perhitungan masih berjalan. Akhir Oktober baru akan dikeluarkan data cakupan resminya," kata Jane. Terkait dengan isu halal haram vaksin MR, menurut Jane, Bio Farma selaku produsen vaksin MR telah mengajukan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Sedang diproses. Bio Farma sudah mengajukan ke MUI dan sedang meminta datadata dari pabrik di luar negeri yang terkait dalam produksi vaksin MR," terangnya.
Sumber : Media Indonesia