Siap Merebut Hati Konsumen
Dewasa ini batik bukan hanya menyajikan desain tradisional yang kaya pakem dan filosofi, bahkan tak lagi kaku terpaku pada desain baku. Batik hadir lebih kasual dengan beragam warna menarik dan desain unik, misalnya komik, alat transportasi dan pemandangan alam yang siap menawan hati konsumen berbagai rentang usia. Bagi anda penggemar batik, mungkin sudah tak asing dengan kehadiran batik tulis motif kartun populer, seperti yang bergambar Hello Kitty dan Mickey Mouse yang diluncurkan sebuah produsen batik ternama tanah air. Warna menarik dipadu motif lucu membuat batik tersebut siap mengambil hati konsumen. Di Bandung ada pula batik anak yang mengadirkan warna warni pastel dengan motif imut seperti pesawat terbang dan mobil. Bukan hanya unik, motifnya dipastikan akan membuat si kecil jatuh hati dan tak akan menolak mengenakannya pada beragam kesempatan. Batik yang terindikasi bersiap – siap menjadi pesaing baru dengan peminat tinggi dipasaran adalah batik asal Jawa Barat. Bahkan kreasinya pun menggunakan corak komik, khususnya cerita nusantara. Batik kontemporer asal Jawa Barat itu telah dikembangkan Andena Hirma Putri. Dengan brand Andena batik, ia menghadirkan batik dengan motif komik cerita nusantara, yang diawali tahun 2011 melalui peluncuran batik komik Malin Kundang. Saat ini, ia pun memproduksi batik komik Sangkuriang. Andena membuat kain batik yang bisa “mendongeng” dan bercerita sekaligus melestarikan cerita rakyat Indonesia. Ia juga membuktikan, komik bukan hanya bisa disajikan pada sekumpulan kertas yang disusun menjadi buku, tetapi juga melalui kain. “Idenya muncul begitu saja. Memang saya sengaja mengangkat cerita rakyat Indonesia karena sebagai bentuk cinta terhadap Indonesia,” ujarnya ditemui di Bandung Kamis (29/1/2015). Melalui batik karyanya, Andena ingin mengajak masyarakat, khususnya kaum muda, mencintai batik Indonesia. Ia jug a ingin mengubah kesan dan pandangan remaja, bahwa sejatinya batik itu keren, menarik, dan tidak monoton seperti yang pada umumnya ditemukan di pasaaran. “Batik itu sangat fleksibel dan bisa dikreasikan dengan luas, baik dari sisi warna maupun motif. Saya sendiri khusus memproduksi batik dengan warna-warna permen,” katanya. Menurut Andena, walaupun peminatnya sangat segmented, batik motif unik banyak dicari, khususnya oleh konsumen ibukota. Pesaingannya pun relatif terkendali, mengingat batik tulis, apalagi yang bermotif unik terbilang eksklusif. “Pesaing ada , tetapi tetap beda. Walaupun misalnya ditiru pesaing enggak akan meniru 100% sama dengan produk kita,” tuturnya. Dalam industry batik unik, kreativitas dan inovasi menjadi modal kekuatan utama. Jika seorang pelaku usaha ingin terjun dalam bisnis tersebut, ia menilai kuncinya adalah harus berani membuat motif baru dan unik tanpa harus terpaku pada pakem tertentu. Ya batik memang sangat mungkin untuk dimodifikasi dengan motif yang beragam dan tidak monoton. Apapun ide yang ada dalam benak anda tak ada salahnya untuk dituangkan menjadi motif batik. Jangan ragu dan khawatir dengan pakem-pakem yang mungkin harus ditabrak. Disisi lain, peminat batik unik modern pun kian hari bertumbuh. Apalagi, motifnya yang dinilai mengikuti zaman dan tak pasaran kerap menjadi alasan masyarakat untuk memilih batik jenis ini. Jangan pernah ragu membuat batik unik kreasi baru. Batik Pakidulan Kreasi batik Jawa Barat pun diperkaya lagi dengan motif kekayaan alam, khususnya bertema wilayah selatan Kabupaten Sukabumi yang dikenal dengan batik pakidulan. Bahkan batik pakidulan merupakan ikon produk ramah lingkungan, dengan teknologi nano yang diterapkan PT Bio Farma Bandung kepada para perajin batik pakidulan tersebut. Saat ini batik ini pun sedang didaftarkan kepada Dirjen Hak Kekayaan Intelektual. Menurut seorang perajin batik pakidulan, Aliyudin Firdaus, saat ini batik pakidulan memiliki tiga motif andalan, diantaranya curug (air terjun) yang menggambarkan ekspresi keprihatinan akan terjadinya pencemaran lingkungan air terjun dikawasan Geopark Ciletuh. Selain itu ada pula motif panenjoan yang merupakan ekspresi artistik pemandangan eksotis berupa amfiteater raksasa di kawasan geologi purba di Geopark Ciletuh. Selain itu, ada pula motif hunjungan yang merupakan gambaran pulau-pulau kecil yang ada di Hunjungan berupa pemandangan batuan geologi Jampang purba yang berusia 65 juta tahun di kawasan Geopark Ciletuh. Dari Yogyakarta hadir motif yang tak kalah unik dan menarik yang merupakan buah karya mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran (FK)Universitas Gajah Mada (UGM). Amalia Rani Setyawati, Suci Ardini Widyaningsih, Nisa Karima, Nurulita Ainun Alma, dan Hilda Dwi Mahardiani menghadirkan batik bermotif jaringan tubuh makhluk hidup atau histology. Batik-batik tersebut di produksi dengan label Kumahragyan Batik. Beberapa produk mereka adalah batik motif muskuloskeletal dan fertilisasi-implantasi dengan berbagai warna. Motif muskuloskeletal menggambarkan sistem pergerakan otot, rangka dan tulang, sedangkan motif fertilisasi-implantasi merefleksikan proses pembuahan dan penempelan janin dalam dinding rahim. Batik semi cap tulis tersebut diproduksi dengan jumlah terbatas untuk memastikan agar produk mereka tidak pasaran. Proses produksi dilakukan secara kemitraan dengan perajin batik didaerah Bantul, Yogyakarta. Selain menyajikan motif yang unik dan orisional, Kumahargyan Batik juga menjadi media pendidikan bagi masyarakat untuk lebih mengenal jaringan tubuh tersebut. Batik ini memang sangat fleksibel, menjadi tak lekang oleh zaman. Bukan hanya diaplikasikan pada beragam produk fashion dengan desain cantik dan modern, ia juga bisa disulap menjadi produk fungsional yang menarik. Sebagai busana, ia bisa digunakan untuk acara formal, semiformal, hinga pakaian karnaval yang megah dan menawan. (Ai Rika Rachmawati, Kodar Solihat/”PR”)
Dewasa ini batik bukan hanya menyajikan desain tradisional yang kaya pakem dan filosofi, bahkan tak lagi kaku terpaku pada desain baku. Batik hadir lebih kasual dengan beragam warna menarik dan desain unik, misalnya komik, alat transportasi dan pemandangan alam yang siap menawan hati konsumen berbagai rentang usia. Bagi anda penggemar batik, mungkin sudah tak asing dengan kehadiran batik tulis motif kartun populer, seperti yang bergambar Hello Kitty dan Mickey Mouse yang diluncurkan sebuah produsen batik ternama tanah air. Warna menarik dipadu motif lucu membuat batik tersebut siap mengambil hati konsumen. Di Bandung ada pula batik anak yang mengadirkan warna warni pastel dengan motif imut seperti pesawat terbang dan mobil. Bukan hanya unik, motifnya dipastikan akan membuat si kecil jatuh hati dan tak akan menolak mengenakannya pada beragam kesempatan. Batik yang terindikasi bersiap – siap menjadi pesaing baru dengan peminat tinggi dipasaran adalah batik asal Jawa Barat. Bahkan kreasinya pun menggunakan corak komik, khususnya cerita nusantara. Batik kontemporer asal Jawa Barat itu telah dikembangkan Andena Hirma Putri. Dengan brand Andena batik, ia menghadirkan batik dengan motif komik cerita nusantara, yang diawali tahun 2011 melalui peluncuran batik komik Malin Kundang. Saat ini, ia pun memproduksi batik komik Sangkuriang. Andena membuat kain batik yang bisa “mendongeng” dan bercerita sekaligus melestarikan cerita rakyat Indonesia. Ia juga membuktikan, komik bukan hanya bisa disajikan pada sekumpulan kertas yang disusun menjadi buku, tetapi juga melalui kain. “Idenya muncul begitu saja. Memang saya sengaja mengangkat cerita rakyat Indonesia karena sebagai bentuk cinta terhadap Indonesia,” ujarnya ditemui di Bandung Kamis (29/1/2015). Melalui batik karyanya, Andena ingin mengajak masyarakat, khususnya kaum muda, mencintai batik Indonesia. Ia jug a ingin mengubah kesan dan pandangan remaja, bahwa sejatinya batik itu keren, menarik, dan tidak monoton seperti yang pada umumnya ditemukan di pasaaran. “Batik itu sangat fleksibel dan bisa dikreasikan dengan luas, baik dari sisi warna maupun motif. Saya sendiri khusus memproduksi batik dengan warna-warna permen,” katanya. Menurut Andena, walaupun peminatnya sangat segmented, batik motif unik banyak dicari, khususnya oleh konsumen ibukota. Pesaingannya pun relatif terkendali, mengingat batik tulis, apalagi yang bermotif unik terbilang eksklusif. “Pesaing ada , tetapi tetap beda. Walaupun misalnya ditiru pesaing enggak akan meniru 100% sama dengan produk kita,” tuturnya. Dalam industry batik unik, kreativitas dan inovasi menjadi modal kekuatan utama. Jika seorang pelaku usaha ingin terjun dalam bisnis tersebut, ia menilai kuncinya adalah harus berani membuat motif baru dan unik tanpa harus terpaku pada pakem tertentu. Ya batik memang sangat mungkin untuk dimodifikasi dengan motif yang beragam dan tidak monoton. Apapun ide yang ada dalam benak anda tak ada salahnya untuk dituangkan menjadi motif batik. Jangan ragu dan khawatir dengan pakem-pakem yang mungkin harus ditabrak. Disisi lain, peminat batik unik modern pun kian hari bertumbuh. Apalagi, motifnya yang dinilai mengikuti zaman dan tak pasaran kerap menjadi alasan masyarakat untuk memilih batik jenis ini. Jangan pernah ragu membuat batik unik kreasi baru. Batik Pakidulan Kreasi batik Jawa Barat pun diperkaya lagi dengan motif kekayaan alam, khususnya bertema wilayah selatan Kabupaten Sukabumi yang dikenal dengan batik pakidulan. Bahkan batik pakidulan merupakan ikon produk ramah lingkungan, dengan teknologi nano yang diterapkan PT Bio Farma Bandung kepada para perajin batik pakidulan tersebut. Saat ini batik ini pun sedang didaftarkan kepada Dirjen Hak Kekayaan Intelektual. Menurut seorang perajin batik pakidulan, Aliyudin Firdaus, saat ini batik pakidulan memiliki tiga motif andalan, diantaranya curug (air terjun) yang menggambarkan ekspresi keprihatinan akan terjadinya pencemaran lingkungan air terjun dikawasan Geopark Ciletuh. Selain itu ada pula motif panenjoan yang merupakan ekspresi artistik pemandangan eksotis berupa amfiteater raksasa di kawasan geologi purba di Geopark Ciletuh. Selain itu, ada pula motif hunjungan yang merupakan gambaran pulau-pulau kecil yang ada di Hunjungan berupa pemandangan batuan geologi Jampang purba yang berusia 65 juta tahun di kawasan Geopark Ciletuh. Dari Yogyakarta hadir motif yang tak kalah unik dan menarik yang merupakan buah karya mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran (FK)Universitas Gajah Mada (UGM). Amalia Rani Setyawati, Suci Ardini Widyaningsih, Nisa Karima, Nurulita Ainun Alma, dan Hilda Dwi Mahardiani menghadirkan batik bermotif jaringan tubuh makhluk hidup atau histology. Batik-batik tersebut di produksi dengan label Kumahragyan Batik. Beberapa produk mereka adalah batik motif muskuloskeletal dan fertilisasi-implantasi dengan berbagai warna. Motif muskuloskeletal menggambarkan sistem pergerakan otot, rangka dan tulang, sedangkan motif fertilisasi-implantasi merefleksikan proses pembuahan dan penempelan janin dalam dinding rahim. Batik semi cap tulis tersebut diproduksi dengan jumlah terbatas untuk memastikan agar produk mereka tidak pasaran. Proses produksi dilakukan secara kemitraan dengan perajin batik didaerah Bantul, Yogyakarta. Selain menyajikan motif yang unik dan orisional, Kumahargyan Batik juga menjadi media pendidikan bagi masyarakat untuk lebih mengenal jaringan tubuh tersebut. Batik ini memang sangat fleksibel, menjadi tak lekang oleh zaman. Bukan hanya diaplikasikan pada beragam produk fashion dengan desain cantik dan modern, ia juga bisa disulap menjadi produk fungsional yang menarik. Sebagai busana, ia bisa digunakan untuk acara formal, semiformal, hinga pakaian karnaval yang megah dan menawan. (Ai Rika Rachmawati, Kodar Solihat/”PR”)