Universitas Airlangga Siap Produksi Vaksin Zika
ZIKAAIRC
PUSAT Penelitian Flu Burung (AIRC) Universitas Airlangga siap memproduksi vaksin Zika jika diminta pemerintah. Mereka membutuhkan waktu enam bulan untuk membuat vaksin tersebut. "Kami akan bekerja sama dengan industri vaksin nasional, seperti PT
Bio Farma di Bandung," kata Ketua AIRC Universitas Airlangga Chairul A Nidom, Minggu (7/2). Ahli vaksin itu menjelaskan pembuatan vaksin Zika lebih mudah ketimbang vaksin DBD karena struktur virus DBD rumit, seperti halnya perkembangbiakan nyamuk di daerah satu dengan lain yang berbeda. Universitas Airlangga mendeteksi virus Zika dengan menggunakan real time polymerase chain reaction (RTPCR) meskipun beberapa Moratorium riset lainnya juga telah memiliki alat ini screening virus itu. Alat itu bisa mendeteksi beragam virus dengan menggunakan serum untuk mengenali virusnya, tetapi dalam pengenalan virus itu dibutuhkan tenaga ahli yang bisa mendeteksi beragam virus. Dengan kemampuan para ahli di Indonesia, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap isu penyakit Zika. Penyebaran virus itu bisa diantisipasi dengan menjaga daya tahan tubuh atau imun manusia, yaitu dengan mengonsumsi rempahrempah berkualitas dalam makanan atau minuman. (Antara/Grt/L2)
Sumber : Media Indonesia
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi:
N Nurlaela
Head of Corporate Communications Department.
PT Bio Farma (Persero)
Jl. Pasteur No. 28 Bandung – 40161 Indonesia
Phone : +62 22 2033755 ext. 37431
Fax : +62 22 2041306
Email : mail@biofarma.co.id
Web : www.biofarma.co.id
Twitter | Instagram | Youtube : @biofarmaID[:en]
ZIKAAIRC
PUSAT Penelitian Flu Burung (AIRC) Universitas Airlangga siap memproduksi vaksin Zika jika diminta pemerintah. Mereka membutuhkan waktu enam bulan untuk membuat vaksin tersebut. "Kami akan bekerja sama dengan industri vaksin nasional, seperti PT
Bio Farma di Bandung," kata Ketua AIRC Universitas Airlangga Chairul A Nidom, Minggu (7/2). Ahli vaksin itu menjelaskan pembuatan vaksin Zika lebih mudah ketimbang vaksin DBD karena struktur virus DBD rumit, seperti halnya perkembangbiakan nyamuk di daerah satu dengan lain yang berbeda. Universitas Airlangga mendeteksi virus Zika dengan menggunakan real time polymerase chain reaction (RTPCR) meskipun beberapa Moratorium riset lainnya juga telah memiliki alat ini screening virus itu. Alat itu bisa mendeteksi beragam virus dengan menggunakan serum untuk mengenali virusnya, tetapi dalam pengenalan virus itu dibutuhkan tenaga ahli yang bisa mendeteksi beragam virus. Dengan kemampuan para ahli di Indonesia, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap isu penyakit Zika. Penyebaran virus itu bisa diantisipasi dengan menjaga daya tahan tubuh atau imun manusia, yaitu dengan mengonsumsi rempahrempah berkualitas dalam makanan atau minuman. (Antara/Grt/L2)
Sumber : Media Indonesia
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi:
N Nurlaela
Head of Corporate Communications Department.
PT Bio Farma (Persero)
Jl. Pasteur No. 28 Bandung – 40161 Indonesia
Phone : +62 22 2033755 ext. 37431
Fax : +62 22 2041306
Email : mail@biofarma.co.id
Web : www.biofarma.co.id
Twitter | Instagram | Youtube : @biofarmaID[:]