Bio Farma Himpun Sinergi Antar Elemen se-Indonesia Guna Ciptakan Kemandirian Nasional Bidang Life Science
Jakarta, 25 Agustus 2016: akan berlangsung Forum Riset Life Science Nasional (FRLN) yang akan menyinergikan lintas stake holder antara pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas. Sesuai dengan namanya, forum yang sudah terbentuk sejak tahun 2011 silam ini, sebelumnya bernama Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN) dan tahun ini ada penyesuaian menjadi Forum Riset Life Science Nasional (FRLN), akan dihadiri 400 periset/peneliti se Indonesia dari Universitas, Pemerintah dan Industri, khususnya periset dalam bidang Vaksin dan Life-Science.
Bertujuan untuk pengembangan produk biofarmasetikal, farmasi, dan alat kesehatan di dalam negeri untuk mewujudkan kemandirian produk nasional, guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Rencananya FRLN 2016 ini akan dibuka oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Moeloek, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir dan Direktur Utama Bio Farma, Iskandar.
Menurut DR. Maharani, Peneliti Senior Bio Farma dan Ketua Panitia FRLN 2016, "Konsep FRLN tahun 2016 ini difokuskan diskusi capaian hasil konsorsium dan working group di hari pertama guna menghasilkan rekomendasi percepatan ke arah komersialisasi. Di hari kedua, hasil dan rekomendasi disampaikan kepada para stake holder agar percepatan komersialisasi produk life science dapat terkawal dengan baik" jelasnya di Bandung, Selasa (23/8/2016).
Pada FRLN tahun ini, juga akan dilakukan serah terima antigen klon TB dari Konsorsium Tuberculosis kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang selanjutnya diserahkan kepada Bio Farma untuk pengembangan ke skala industri.
Konsorsium riset Tuberculosis terdiri dari beberapa institusi, yaitu Bio Farma, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Hassanudin, Universitas Brawijaya, Universitas Mataram, Universitas Jember, Unika Atma Jaya dan RS Rotinsulu. Pusat Biomedik dan Teknologi Dasar Kesehatan Litbangkes RI sebagai Koordinator.
Sebagai bentuk dukungan Bio Farma terhadap riset Life Science di Indonesia bagian timur, pada FRLN tahun ini juga akan dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Dirut Bio Farma Iskandar dengan Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si.,Ph.D (Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang, NTT) dalam kaitan kerjasama riset produksi anti serum. Dalam upaya untuk melindungi pengelolaan terhadap kekayaan intelektual, juga akan ditandatangani nota kesepahaman antara Bio Farma dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Republik Indonesia.
Menurut Maharani, percepatan hilirisasi produk Life Science memerlukan dukungan pihak-pihak terkait, seperti kebijakan, regulasi, dan pendanaan. Karena itu, dalam simposium akan diselenggarakan talk show mengupas permasalahan yang dihadapi peneliti dengan mengundang para pakar. Seperti pada bidang translasi riset produk Life Science, Kementerian Kesehatan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, serta Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.
"Dengan seluruh rangkaian acara ini, kami harapkan riset life sciences dapat segera menjadi produk nasional yang mandiri guna memenuhi kebutuhan biofarmasetikal, farmasi, dan alat kesehatan di dalam negeri," pungkasnya. (*)
Tentang Forum Riset Life Science Nasional (FRLN)
Forum yang dibentuk pada tahun 2011 semula bernama Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN) dibentuk atas inisiatif PT Bio Farma sinergi dengan Kemenristek Dikti dan Kemenristek RI. Forum yang selalu dihadiri oleh para periset/peneliti Indonesia dari Universitas, Pemerintah dan Industri, khususnya periset dalam bidang Vaksin dan Life-Science, bertujuan untuk melakukan pengembangan vaksin dan produk Life Science baru dalam negeri untuk kemandirian riset Nasional. Sejak 2011, tema tahunan FRVN sebagai berikut : 2012 : Akselerasi riset vaksin Nasional melalui Forum Riset Vaksin Nasional dalam rangka dekade Vaksin 2011-2020 ; 2013 :Pemantapan Riset Nasional melalui Forum Riset Vaksin Nasional dalam rangka kemandirian vaksin melalui decade vaksin 2011-2020.; 2014 : Implementasi hasil riset vaksin dalam rangka Kemandirian Vaksin Nasional, 2015 ; Hilirisasi hasil riset Nasional bidang Life Science untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa. Dan tahun 2016 ini Menjadi FRLN dengan tema tantangan Menuju Kemandirian Riset Nasional Bidang Life Science.
Tentang Bio Farma
Bio Farma merupakan BUMN produsen Vaksin dan Antisera, saat ini berkembang menjadi perusahaan Life Science, didirikan 6 Agustus 1890. Selama 126 tahun pendiriannya Bio Farma telah berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa, baik yang berada di Indonesia maupun mancanegara. Lebih dari 130 negara telah menggunakan produk Bio Farma terutama negara – negara berkembang, dan 50 diantaranya adalah negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Dengan kapasitas produksi sekitar 2 miliar dosis pertahun, Bio Farma telah memenuhi kebutuhan Imunisasi Nasional dan kebutuhan imunisasi dunia melalui WHO dan UNICEF. Dengan filosofi Dedicated to Improve Quality of Life, Bio Farma berperan aktif dalam meningkatkan ketersediaan dan kemandirian produksi Vaksin di negara-negara berkembang dan negara-negara Islam untuk menjaga keamanan kesehatan global (Global Health Security). Informasi lebih lanjut www.biofarma.co.id
Informasi lebih lanjut :
N.Nurlaela Arief
Head of Corporate Communications Dept.
Bio Farma
Email : lala@biofarma.co.id
Telp : 62 22 2033755 ext 37412
Fax : 62 22 2041306
[:en]Jakarta, 25 Agustus 2016: akan berlangsung Forum Riset Life Science Nasional (FRLN) yang akan menyinergikan lintas stake holder antara pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas. Sesuai dengan namanya, forum yang sudah terbentuk sejak tahun 2011 silam ini, sebelumnya bernama Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN) dan tahun ini ada penyesuaian menjadi Forum Riset Life Science Nasional (FRLN), akan dihadiri 400 periset/peneliti se Indonesia dari Universitas, Pemerintah dan Industri, khususnya periset dalam bidang Vaksin dan Life-Science.
Bertujuan untuk pengembangan produk biofarmasetikal, farmasi, dan alat kesehatan di dalam negeri untuk mewujudkan kemandirian produk nasional, guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Rencananya FRLN 2016 ini akan dibuka oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Moeloek, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir dan Direktur Utama Bio Farma, Iskandar.
Menurut DR. Maharani, Peneliti Senior Bio Farma dan Ketua Panitia FRLN 2016, "Konsep FRLN tahun 2016 ini difokuskan diskusi capaian hasil konsorsium dan working group di hari pertama guna menghasilkan rekomendasi percepatan ke arah komersialisasi. Di hari kedua, hasil dan rekomendasi disampaikan kepada para stake holder agar percepatan komersialisasi produk life science dapat terkawal dengan baik" jelasnya di Bandung, Selasa (23/8/2016).
Pada FRLN tahun ini, juga akan dilakukan serah terima antigen klon TB dari Konsorsium Tuberculosis kepada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang selanjutnya diserahkan kepada Bio Farma untuk pengembangan ke skala industri.
Konsorsium riset Tuberculosis terdiri dari beberapa institusi, yaitu Bio Farma, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Hassanudin, Universitas Brawijaya, Universitas Mataram, Universitas Jember, Unika Atma Jaya dan RS Rotinsulu. Pusat Biomedik dan Teknologi Dasar Kesehatan Litbangkes RI sebagai Koordinator.
Sebagai bentuk dukungan Bio Farma terhadap riset Life Science di Indonesia bagian timur, pada FRLN tahun ini juga akan dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Dirut Bio Farma Iskandar dengan Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si.,Ph.D (Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang, NTT) dalam kaitan kerjasama riset produksi anti serum. Dalam upaya untuk melindungi pengelolaan terhadap kekayaan intelektual, juga akan ditandatangani nota kesepahaman antara Bio Farma dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Republik Indonesia.
Menurut Maharani, percepatan hilirisasi produk Life Science memerlukan dukungan pihak-pihak terkait, seperti kebijakan, regulasi, dan pendanaan. Karena itu, dalam simposium akan diselenggarakan talk show mengupas permasalahan yang dihadapi peneliti dengan mengundang para pakar. Seperti pada bidang translasi riset produk Life Science, Kementerian Kesehatan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, serta Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.
"Dengan seluruh rangkaian acara ini, kami harapkan riset life sciences dapat segera menjadi produk nasional yang mandiri guna memenuhi kebutuhan biofarmasetikal, farmasi, dan alat kesehatan di dalam negeri," pungkasnya. (*)
Tentang Forum Riset Life Science Nasional (FRLN)
Forum yang dibentuk pada tahun 2011 semula bernama Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN) dibentuk atas inisiatif PT Bio Farma sinergi dengan Kemenristek Dikti dan Kemenristek RI. Forum yang selalu dihadiri oleh para periset/peneliti Indonesia dari Universitas, Pemerintah dan Industri, khususnya periset dalam bidang Vaksin dan Life-Science, bertujuan untuk melakukan pengembangan vaksin dan produk Life Science baru dalam negeri untuk kemandirian riset Nasional. Sejak 2011, tema tahunan FRVN sebagai berikut : 2012 : Akselerasi riset vaksin Nasional melalui Forum Riset Vaksin Nasional dalam rangka dekade Vaksin 2011-2020 ; 2013 :Pemantapan Riset Nasional melalui Forum Riset Vaksin Nasional dalam rangka kemandirian vaksin melalui decade vaksin 2011-2020.; 2014 : Implementasi hasil riset vaksin dalam rangka Kemandirian Vaksin Nasional, 2015 ; Hilirisasi hasil riset Nasional bidang Life Science untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa. Dan tahun 2016 ini Menjadi FRLN dengan tema tantangan Menuju Kemandirian Riset Nasional Bidang Life Science.
Tentang Bio Farma
Bio Farma merupakan BUMN produsen Vaksin dan Antisera, saat ini berkembang menjadi perusahaan Life Science, didirikan 6 Agustus 1890. Selama 126 tahun pendiriannya Bio Farma telah berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa, baik yang berada di Indonesia maupun mancanegara. Lebih dari 130 negara telah menggunakan produk Bio Farma terutama negara – negara berkembang, dan 50 diantaranya adalah negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Dengan kapasitas produksi sekitar 2 miliar dosis pertahun, Bio Farma telah memenuhi kebutuhan Imunisasi Nasional dan kebutuhan imunisasi dunia melalui WHO dan UNICEF. Dengan filosofi Dedicated to Improve Quality of Life, Bio Farma berperan aktif dalam meningkatkan ketersediaan dan kemandirian produksi Vaksin di negara-negara berkembang dan negara-negara Islam untuk menjaga keamanan kesehatan global (Global Health Security). Informasi lebih lanjut www.biofarma.co.id
Informasi lebih lanjut :
N.Nurlaela Arief
Head of Corporate Communications Dept.
Bio Farma
Email : lala@biofarma.co.id
Telp : 62 22 2033755 ext 37412
Fax : 62 22 2041306[:]