Indonesia Didorong Menjadi Centre Of Excellence Produk Vaksin Di Negara Islam
Indonesia mendapatkan kesempatan untuk menyelenggarakan Workshop on Vaccine Management, yang diikuti oleh 10 negara anggota Organisasi Kerjasama Islam, pada tanggal 15 – 18 November 2016 di Bandung. Workshop yang dibuka secara resmi oleh Direktur Pelayanan Farmasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, R Detty Yulianti, Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, Rika Kiswardani, Direktur Penilaian Obat dan Produk Biologi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Togi Junice Hutadjulu bertujuan untuk berbagi pengalaman Indonesia dalam hal membuat vaksin sebagai alat untuk pencegahan penyakit.
Menurut Kepala Biro Kerjasam Teknik Luar Negeri Rika Kiswardani, Posisi Indonesia yang saat ini sudah masuk kedalam negara dengan status middle income country dan juga salah satu anggota negara G-20, menciptakan dorongan untuk membantu negara lain khususnya negara berkembang. Selain hal itu, adanya komitmen dan semangat solidaritas dari negara Asia –Afrika, menjadikan landasan lahirnya Kerjasama Teknik berpua transfer teknologi dalam segala bidang salah satunya dalam bidang kesehatan “Kerjasama dalam bidang kesehatan ini, ditandai dengan adanya transfer teknologi pembuatan vaksin dari Bio Farma, kepada negra – negara yang bearada di dalam naungan Organisasi Kerjasama Islam (OKI)” ujar Rika.
Pada kesempatan yang sama, turut hadir Direktur Penilaian Obat dan Produk Biologi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Togi Junice Hutadjulu dalam keterangan konferensi persnya menjelaskan bahwa tujuan diadakannya pertemuan ini adalah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman khususnya dari sisi BPOM sebagai National Regulatory Authority (NRA) sebagai lembaga yang memiliki wewenang untuk melalukan inspeksi industri vaksin.
“Sebagai mana kita ketahui bahwa saat baru ada dua negara di OKI yang sudah mendapat PQ yaitu yaitu Indonesia dan Senegal, dan kami tidak ingin hanya kami saja yang memiliki kemampuan tersebut oleh karenanya kami memiliki semangat untuk berbagi pengalaman dan keahlian dalam hal
inspeksi ke industri farmasi, uji klinik, bagaimana penyimpanan vaksin yang baik di sarana / instalasi farmasi, “ ujar Togi. Togi menambahkam bahwa WHO sudah mengakui kompetensi SDM di BPOM,
sehingga hal ini akan memberikan kepercayaan dunia atas Bio Farma, yang menghasilkan produk yang aman, bagi negara lain seingga dapat meningkatkan ekspor indonesia
Kementerian Kesehatan sebagai pengguna dari produk yang dihasilkan oleh Bio Farma, baik untuk Program Imunisasi Wajib (usia 0 – 5 tahun) maupun Program Imunisasi Non Wajib seperti vaksin menigitis dan vaksin influenza. Ketersedian vaksin menjadi perhatian khusus Kementerian Kesehatan
karena sifat dari vaksin untuk pencegahan. Oleh karenanya Kemenkes meminta Bio Farma untuk dapat memenuhi dulu kebutuhan dalam negeri setelah itu dapat diekspor “Alhamdulilah untuk kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi dari Bio Farma terutama untuk program imunisasi wajib, oleh karenanya kami menginginkan Bio Farma untuk dijadikan centre of excellence untuk produk vaksin yang inovatif”, ujar Detty.
Dalam workshop ini hadir juga Dr Martin Eisenhower perwakilan WHO untuk regioanal Asia Tenggara (SEARO) yang memberikan materi presentasi mengenai persyaratan pembuatan vaksin yang sesuai dengan standar PQ-WHO, yang dimulai dari produk yang berkualitas aman dan ampuh.
=======================================
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:
N. Nurlaela Arief
Head of Corporate Communications Dept.
Email : lala@biofarma.co.id
Bio Farma
Jl. Pasteur No. 28 Bandung
Telp : 62 22 2033755
Fax : 62 22 2041306
Mobile : 081910102649
Edwin G. Pringadi
Media Relations
Email : edwin.garna@biofarma.co.id
Mobile : 08112230982