Melalui Forum Riset Life Science, Hadirkan Biofarmasetikal Mandiri yang Terjangkau oleh Rakyat Indonesia
Jakarta, 25 Agustus 2016: Sebagai tindak lanjut Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN) Tahun 2015 bertemakan “Hilirisasi Hasil Riset Nasional Bidang Life Science untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Bangsa”. Tahun ini kembali diselenggarakan Forum Riset Life Science (FRLN) bertemakan, "Tantangan Menuju Kemandirian Riset Nasional Bidang Life Science”.
Perubahan dari FRVN menjadi FRLN bertujuan memperluas cakupan pengembangan produk sesuai misi Bio Farma yaitu, "Menyediakan dan Mengembangkan Produk Life Science Berstandar Internasional untuk Meningkatkan Kualitas Hidup”. Produk Life Science dimaksud adalah produk yang dihasilkan dari organisma hidup melalui proses bioteknologi.
Menurut Iskandar, Direktur Utama Bio Farma, FRLN bertujuan meningkatkan sinergi riset bidang life science antara pemerintah, perguruan tinggi, industri, serta komunitas pendukung. Tujuannya untuk mempercepat hilirisasi serta tujuan akhir komersialisasi produk Life Science yang akan diakui sebagai produk nasional hasil kerja nyata putra-putri terbaik Bangsa Indonesia.
"Ini merupakan bagian dukungan terhadap Inpres No.6 tahun 2016, yang mana pemerintah menyatakan mendorong pengembangan biofarmasetikal. Termasuk di dalamnya penguasaan teknologi dan inovasi bidang farmasi dan alat kesehatan, sehingga kemandirian bangsa bidang farmasi dan alat kesehatan dapat tercapai".
Menurut Iskandar, produk Life Science nasional akan mendorong tersedianya Biofarmasetikal berharga terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia. Juga, akan mendukung tujuan ke-3 SDG’s (Sustainable Development Goals) yaitu menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan hidup untuk seluruh masyarakat di segala umur.
Iskandar menambahkan, konsorsium penelitian yang sudah terbentuk dalam enam tahun terakhir ini telah mendapat dukungan pendanaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi seperti 5 (lima) konsorsium penyakit Tuberkulosis, Hepatitis B, Dengue, HPV dan HIV. Disamping itu, juga telah terbentuk 7 (tujuh) working group : Eritropoietin (EPO), Rotavirus, Malaria, Influenza, Stem cell, Delivery Systems & Adjuvant dan Pneumokokus.
Namun demikian, konsorsium dan working group riset di bidang life science masih memerlukan dukungan pengembangan. Yakni di bidang sumber daya manusia, platform teknologi terbaru, laboratorium inti yang dapat digunakan bersama, serta pendanaan yang berkesinambungan agar riset dapat dikomersialkan.
Riset Life Science yang bersifat inovatif dan implementatif di Indonesia masih memiliki banyak tantangan. Untuk itu, diperlukan program yang dibuat para pemangku kepentingan supaya peneliti dapat meningkatkan kemandirian penelitiannya, sehingga tujuan hilirisasi dan komersialisasi produk Life Science dapat diperoleh sesuai waktu yang ditetapkan.
"Selain itu, juga diperlukan langkah-langkah untuk mengidentifikasi hambatan yang dihadapi para peneliti secara komprehensif guna mendapatkan solusi yang tepat," sambung Iskandar.
Upaya percepatan hilirisasi produk Nasional oleh Kementerian Riset, Teknologi, Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dengan pengembangan program Hillirisasi dan Komersialisasi hasil penelitian di perguruan ini patut disambut hangat.
Melalui program ini, penelitian yang telah memiliki hak paten dan siap dikomersialisasi akan diupayakan kerjasama dengan pihak industri yang akan memanfaatkan hasil penelitian dengan tujuan komersialisasi.
Dalam bidang pendanaan, Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) yang berada di Kementerian Keuangan diharapkan dapat mendorong riset strategis dan inovatif yang implementatif dan menciptakan nilai tambah melalui pendanaan riset.
"Pendanaan diharapkan dapat mempercepat berhasilnya suatu riset yang berkualitas dan meningkatkan daya saing bangsa dengan mengembangkan atau menghasilkan produk," pungkas Iskandar. (*)
Tentang Forum Riset Life Science Nasional (FRLN)
Forum yang dibentuk pada tahun 2011 semula bernama Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN) dibentuk atas inisiatif PT Bio Farma sinergi dengan Kemenristek Dikti dan Kemenristek RI. Forum yang selalu dihadiri oleh para periset/peneliti Indonesia dari Universitas, Pemerintah dan Industri, khususnya periset dalam bidang Vaksin dan Life-Science, bertujuan untuk melakukan pengembangan vaksin dan produk Life Science baru dalam negeri untuk kemandirian riset Nasional. Sejak 2011, tema tahunan FRVN sebagai berikut : 2012 : Akselerasi riset vaksin Nasional melalui Forum Riset Vaksin Nasional dalam rangka decade Vaksin 2011-2020 ; 2013 :Pemantapan Riset Nasional melalui Forum Riset Vaksin Nasional dalam rangka kemandirian vaksin melalui decade vaksin 2011-2020.; 2014 : Implementasi hasil riset vaksin dalam rangka Kemandirian Vaksin Nasional, 2015 ; Hilirisasi hasil riset Nasional bidang Life Science untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa. Dan tahun 2016 ini Menjadi FRLN dengan tema tantangan Menuju Kemandirian Riset Nasional Bidang Life Science.
Tentang Bio Farma
Bio Farma merupakan BUMN produsen Vaksin dan Antisera, saat ini berkembang menjadi perusahaan Life Science, didirikan 6 Agustus 1890. Selama 126 tahun pendiriannya Bio Farma telah berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa, baik yang berada di Indonesia maupun mancanegara. Lebih dari 130 negara telah menggunakan produk Bio Farma terutama negara – negara berkembang, dan 50 diantaranya adalah negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Dengan kapasitas produksi sekitar 2 miliar dosis pertahun, Bio Farma telah memenuhi kebutuhan Imunisasi Nasional dan kebutuhan imunisasi dunia melalui WHO dan UNICEF. Dengan filosofi Dedicated to Improve Quality of Life, Bio Farma berperan aktif dalam meningkatkan ketersediaan dan kemandirian produksi Vaksin di negara-negara berkembang dan negara-negara Islam untuk menjaga keamanan kesehatan global (Global Health Security). Informasi lebih lanjut www.biofarma.co.id
Informasi lebih lanjut :
N.Nurlaela Arief
Head of Corporate Communications Dept.
Bio Farma
Email : lala@biofarma.co.id
Telp : 62 22 2033755 ext 37412 : Fax : 62 22 2041306