Bio Farma akan Terima Teknologi Transfer Vaksin mRNA
Bio Farma akan belajar menguasai platform teknologi mRNA, untuk jenis vaksin selain Covid-19 (beyond Covid-19), dan juga digunakan untuk pembuatan produk terapeutik, seperti obat kanker dan lain – lain.
Bandung 24/2) Induk Holding BUMN Farmasi Bio Farma, dipastikan akan mampu membuat vaksin terbaru dengan platform teknologi mRNA, setelah Indonesia ditunjuk oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai negara yang akan membangun hub, atau pusat produksi vaksin Covid-19 berbasis messenger RNA (mRNA) di kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut disampaikan oleh Tedros Adhanom Ghebreyesus Direktur Jenderal WHO, pada kegiatan Konferensi Pers rutin mengenai pandemi Covid-19 pada (23/2) di Jenewa.
Pusat transfer teknologi mRNA global didirikan pada tahun 2021, untuk mendukung produsen di negara-negara pengetahuan rendah dan menengah untuk memproduksi vaksin mereka sendiri, memastikan bahwa mereka memiliki semua prosedur operasi dan yang diperlukan untuk memproduksi vaksin mRNA dalam skala dan menurut standar internasional.
Dalam kegiatan Konferensi Pers tersebut, turut dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, mengatakan dalam sambutannya, bahwa Kemampuan Indonesia untuk memanfaatkan teknologi mRNA akan melayani kancah regional untuk pembuatan vaksin berbasis teknologi mRNA.
“Indonesia adalah salah satu negara yang terus menyuarakan pemerataan vaksin, termasuk dengan transfer teknologi terutama untuk negara - negara berkembang. Isu kesehatan ini merupakan salah satu prioritas dalam Presidensi G20 Indonesia,” ujar Retno.
Retno melanjutkan bahwa pihaknya merasa senang bahwa Indonesia bersama Bio Farma menjadi salah satu negara yang akan menerima transfer teknologi mRNA. Bio Farma, sebagai manufaktur vaksin terbesar di Asia Tenggara. Setiap tahunnya kapasitas produksi Bio Farma mencapai 3,2 miliar. Bio Farma menyediakan 14 jenis vaksin yang sudah diekspor ke lebih dari 150 negara,
Alih teknologi ini akan berkontribusi dalam memastikan akses setara terhadap obat-obatan agar kita dapat pulih bersama dan pulih menjadi lebih kuat, recover together recover stronger," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan Bio Farma sendiri sudah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengembangan teknologi mRNA ini, seperti pembangunan fasilitas produksi, untuk pembuatan mRNA skala Pilot dan skala komersial terbatas (gedung 34) dan juga yang terpenting adalah Human Resources.
“Tentu kami menyambut baik, ditunjukanya Bio Farma sebagai satu-satunya perusahaan vaksin di Indonesia yang akan menerima transfer teknologi mRNA. Insya Allah kepercayaan ini, akan kami manfaatkan untuk mendukung kemandirian bangsa dalam membuat vaksin dengan teknologi terbaru secara mandiri” ungkap Honesti.
Sebelumnya, Bio Farma sendiri sudah mencari partner untuk pengembambangan melalui penjajakan kerjasama dengan University of Manchester untuk penguasaan seed mRNA sehingga sudah Bio Farma sudah memiliki dasar teknologi mRNA ini.
Sebagai langkah awal, sesuai dengan program Transfer of Technology, Bio Farma akan belajar mengenai pembuatan vaksin Covid-19 dengan teknologi mRNA, “Namun intinya adalah kami akan belajar menguasai platform teknologi mRNA ini, untuk jenis vaksin selain Covid-19 (beyond Covid-19), dan untuk persiapan manakala terjadi pandemi, karena mRNA merupakan teknologi rapid response yakni teknologi cepat dalam pengembangan dan produksi vaksin (plug and play), selain untuk pembuatan vaksin, teknologi mRNA ini, bisa juga digunakan untuk pembuatan produk terapeutik, seperti obat kanker dan lain-lain,” tutup Honesti. (ed)