Website ini sudah didukung oleh fitur aksesibilitas. Silahkan aktifkan fitur microsoft narator / android talkback / mac dan ios voiceover di perangkat anda.
For Researcher
Bio Farma saat ini terus melakukan inovasi, kerja sama riset dan pengembangan produk baru dengan lembaga serta universitas nasional maupun global. Sejak tahun 2011 Bio Farma menjadi penggagas pembentukan Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN) yang bertujuan untuk kemandirian vaksin menuju Dekade Vaksin 2011-2020.
Clinical Development Pipeline
Kegiatan riset merupakan dasar dari pengembangan suatu produk. Kegiatan riset dimulai dengan tahap penelitian awal dimana dilakukan pengkajian terhadap pola suatu penyakit yang menjadi sasaran penelitian serta pemahaman. Identifikasi molekul/antigen yang menjadi bakal calon produk serta metode untuk menghasilkan / memurnikan antigen merupakan hal yang kritis dalam pengembangan produk selanjutnya disamping perlunya informasi riwayat seed serta bahan baku yang terdokumentasi. Output dari kegitan riset ini adalah pembuktian Proof of Concept.
Menentukan penyakit yang perlu dicegah dengan vaksinasi.
Melakukan penelitian awal untuk menentukan jenis virus / bakteri apa yang dapat memberikan kekebalan terhadap tubuh manusia.
Dalam tahap ini ditentukan kandidat vaksin (3-5):
- Understand the disease
- Epid Data
- Identity Antigen
- Seed History
- Presentation
- Route of Administration
Untuk mengetahui imunogenesitas pada hewan dan keamanannya (6 bulan).
- Safety
- Toxicology
- Teratology
- dan lain-lain
Pembuatan vaksin secara skala pilot memperhatikan aspek:
- Clinical lots
- Current Goods Manufacturing Practice (cGMP)
- Quality Control (QC)
- Quality Service (QS)
Phase I: Mengetahui keamanan produk dan efek samping yang dapat ditimbulkan. Dalam tahap ini sudah mulai diberikan kepada 10-100 orang.
Phase II: Mencari tahu dan mengevaluasi respon imunitas dengan menambah jumlah responden menjadi 100-300 orang.
PHase III: Mengetahui tingkat efiksi vaksin dengan jumlah subjek dihitung secara statistik.
Melakukan registrasi dan data-data mengenai tingkat keamanan, keampuhan, dan imunitas kepada pihak berwenang Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Waktu yang dibutuhkan antara 100-300 hari kerja.
- Regulatory Compliance
- Current Good Manufacturing Practice (cGMP)
- Quality Control (QC)
- Quality Management System (QMS)
- Post Marketing Surveillance (PMS)
Research Activity
Jurnal Kami
Kegiatan riset merupakan dasar untuk mengembangkan suatu produk. Kegiatan penelitian dimulai dengan tahap penelitian awal dimana penilaian terhadap pola suatu penyakit menjadi sasaran penelitian dan pemahaman. Identifikasi molekul / antigen yang akan menjadi produk prospektif dan metode untuk memproduksi / memurnikan antigen sangat penting dalam pengembangan produk lebih lanjut selain kebutuhan untuk mendokumentasikan sejarah benih dan bahan baku. Keluaran dari kegiatan penelitian ini adalah Proof of Concept.
-
- No.
- Title
- Download
-
-
1
Uji Klinis Fase II Vaksin Konjugasi Tifoid Vi-DT pada Remaja dan Orang Dewasa Indonesia yang Sehat
Demam tifoid banyak ditemukan hingga saat ini, terutama di negara-negara berkembang. Penyakit ini memiliki komplikasi yang fatal dan tindakan harus dilakukan untuk mengurangi kejadian tifoid.
-
2
Implementasi Response Surface Methodology dalam Optimasi Pembuatan Nanopartikel Lipid untuk Pengembangan Vaksin
Lipid nanopartikel (LNP) adalah sistem penghantaran di balik kisah sukses vaksin mRNA dan pengembangan vaksin DNA dan peptida.
-
3
Imunoinformatika yang Dipandu Dinamika Molekuler Berbutir Kasar
Vaksin peptida berbasis epitop dapat menimbulkan kekebalan sel T terhadap SARS-CoV-2 untuk membersihkan infeksi.
-
4
Transfer Teknis Platform Mikroba Cepat untuk Produksi Vaksin
Terbatasnya ketersediaan dan keterjangkauan vaksin di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMIC) telah menciptakan kebutuhan akan solusi yang akan memastikan teknologi produksi vaksin yang efektif dan terjangkau.
-
5
Performa Diagnostik Tes HPV-DNA Berbasis Urin
Deteksi human papillomavirus risiko tinggi (hr-HPV) dalam spesimen urin telah diperkenalkan baru-baru ini dan kit PCR lokal baru telah dikembangkan di Indonesia (CerviScan, Bio Farma).
-
6
Fusi Antigen ESAT-6-Ag85C-polyHistag Berpotensi sebagai Kandidat Vaksin untuk Tuberkulosis
Vaksin BCG telah terbukti efektif melindungi dari tuberkulosis (TB) meningitis dan TB milier. Namun, untuk perlindungan terhadap TB paru, hasilnya masih sangat bervariasi.
-
7
Spesimen kumur yang Dikumpulkan Sendiri Sebagai Metode Pengumpulan Sampel diagnosis COVID-19
Peningkatan pengujian dan penelusuran SARS-CoV-2 terus terkendala oleh keterbatasan metode pengumpulan sampel, yang membutuhkan petugas kesehatan terlatih untuk melakukannya dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien.
-
8
Platform Mikroba untuk Produksi Vaksin untuk Negara Berpenghasilan Rendah dan Menengah (LMIC)
Ada kebutuhan kesehatan masyarakat yang terus meningkat akan intervensi pencegahan yang efektif terhadap penyakit demam berdarah.
-
9
Rekayasa Glycoengineering Darbepoetin-α dalam Sel CHO-DG44
Asam sialat memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan masa hidup sirkulasi glikoprotein dalam berbagai organisme.
-
10
Terapi Plasma Onvalescent pada Pasien dengan COVID-19 Sedang hingga Berat
Kami mengeksplorasi hasil dari pengobatan convalescent plasma (CP) pada pasien dengan penyakit virus corona 2019 (COVID-19) tingkat sedang dan berat, serta menginvestigasi variabel-variabel untuk desain uji coba lebih lanjut di Indonesia.
-
11
Stabilitas Integrasi Kaset sHBsAg-Multi Ekspresi pada Pichia Pastoris GS115 Selama Induksi Metanol
Hepatitis B merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Vaksinasi adalah strategi pencegahan terbaik untuk penyakit ini.
-
12
Amplifikasi Gen Metotreksat untuk Pengembangan Eritropoietin dengan 2 Jalur Sel Penghasil N-link Tambahan
Sebagai pekerja keras untuk memproduksi protein rekombinan, sel ChineseHamster Ovary (CHO) menjadi sel yang sangat berharga untuk memproduksi protein rekombinan yang memiliki pola glikosilasi seperti pada sistem manusia.
-
13
Peningkatan Kinerja Sel Mamalia dengan Penambahan Glukosa untuk Ekspresi Eritropoietin
Penggunaan protein rekombinan untuk penggunaan terapeutik, saat ini, telah menjadi prosedur standar untuk melawan berbagai penyakit dan kenyataan ini berdampak besar pada industri bioteknologi.
-
14
Penggunaan Peptida Sinyal α-MF Tanpa Spacer untuk Memproduksi Prekursor Aspart Insulin di Pichia pastoris KM71
Peptida pengatur jarak (pengulangan Glu-Ala) menghubungkan terminal-N dari prekursor polipeptida ke peptida sinyal faktor kawin α (α-MF) dari Saccharomyces cerevisiae.
-
15
Karakteristik Reverse Transcriptase Gen Polymerase Virus Hepatitis B Pada Penderita Hepatitis B Kronis
Antiviral nucleos(t)ide analogue (NUCs) merupakan pengobatan utama pada hepatitis B kronis (HBK). Pemberian jangka panjang dinilai cukup efektif menekan progresivitas penyakit, namun dapat menimbulkan mutasi resisten.
-
16
Kloning dan Ekspresi Antigen Permukaan Hepatitis B Kecil (sHBsAg) Pada Hansenula Polymorpha
Antigen permukaan hepatitis B rekombinan kecil (sHBsAg) digunakan sebagai komponen vaksin untuk mencegah infeksi virus hepatitis B.
-
17
Kloning, Ekspresi Intraseluler, dan Karakterisasi mHBsAg Rekombinan dari Virus Hepatitis B
Hepatitis B merupakan penyakit infeksi serius yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Vaksinasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah infeksi hepatitis B.
-
18
Konstruksi, Ekspresi dan Karakterisasi Multi Kaset Pengkode Antigen Permukaan Hepatitis B Kecil Indonesia (s-HBsAg)
Hepatitis B adalah infeksi hati yang paling umum di seluruh dunia. Virus Like Particles (VLP) rekombinan dari vaksin antigen permukaan Hepatitis B (s-HBsAg) memberikan perlindungan yang sangat baik terhadap Virus Hepatitis B (HBV).
-
19
Konstruksi dan Kloning Gen Protein Struktural Virus Hepatitis C Genotipe 1b
Virus Hepatitis C (HCV) adalah anggota genus Hepacivirus dalam famili Flaviviridae yang genomnya terdiri dari molekul RNA untai tunggal positif.
-
20
Konstruksi, Ekspresi, dan Karakterisasi Multi Kaset Pengkodean Bahasa Indonesia
Hepatitis B adalah infeksi hati yang paling umum di seluruh dunia. Virus Like Particles (VLP) rekombinan dari vaksin antigen permukaan Hepatitis B (s-HBsAg).
-
21
Struktur Etnogeografis Distribusi Genotipe Virus Hepatitis B di Indonesia
Distribusi virus hepatitis B (HBV) pada populasi di pulau-pulau di Asia Tenggara menjadi perhatian medis dan antropologis, serta dikaitkan dengan keanekaragaman genetik yang sangat tinggi.
-
22
Studi Genetik Virus Hepatitis B di Indonesia Mengungkap Adanya Subgenotipe Baru Genotipe B
Genotipe virus hepatitis B (HBV) dikaitkan dengan riwayat antropologi virus, hasil klinis penyakit dan respons terhadap pengobatan. Studi ini meneliti genotipe HBV di Indonesia.
-
23
Vaksin Vektor ChAdOx1, AZD2816, Menginduksi Imunogenisitas yang Kuat Terhadap SARS-CoV-2 beta (B.1.351) dan Varian Lain
Ada upaya global yang sedang berlangsung untuk merancang, membuat, dan menilai secara klinis vaksin untuk melawan SARS-CoV-2.
-
24
Reaktogenisitas dan imunogenisitas setelah dosis kedua/dosis ketiga ChAdOx1 nCoV-19 di Inggris
Kekurangan pasokan vaksin COVID-19 menyebabkan kekhawatiran tentang kekebalan tubuh yang terganggu di beberapa negara karena interval antara dosis pertama dan kedua menjadi lebih lama.
-
25
Uji coba fase 1/2 vaksin SARS-CoV-2 ChAdOx1 nCoV-19
Lebih dari 190 vaksin saat ini sedang dikembangkan untuk mencegah infeksi oleh virus corona 2 sindrom pernapasan akut yang parah.
-
26
Pemberian Dosis Tunggal dan Pengaruh Waktu Pemberian Dosis Penguat
Vaksin ChAdOx1 nCoV-19 (AZD1222) telah disetujui untuk penggunaan darurat oleh otoritas pengawas di Inggris.
-
27
Keamanan dan Kemanjuran Vaksin ChAdOx1 nCoV-19 (AZD1222) terhadap SARS-CoV-2
Vaksin yang aman dan manjur untuk melawan sindrom pernapasan akut parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2), jika digunakan dengan cakupan yang tinggi, dapat berkontribusi pada pengendalian pandemi COVID-19.
-
28
Keamanan dan Imunogenisitas Vaksin ChAdOx1 nCoV-19
Orang dewasa yang lebih tua (usia ≥70 tahun) memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit parah dan kematian jika mereka terserang COVID-19.
-
29
Keamanan dan Imunogenisitas Vaksin ChAdOx1 nCoV-19 terhadap SARS-CoV-2
Pandemi sindrom pernapasan akut parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dapat diatasi dengan vaksinasi.
-
30
Evaluasi Adjuvan Berbasis Tawas terhadap Imunogenisitas Vaksin Konjugat Salmonella Enterica Serovar Typhi
Fungsi adjuvan dalam mempertahankan respons imun jangka panjang terhadap vaksin konjugasi tifoid (TCV) telah dievaluasi dalam.
-
31
Pengaruh Stimulan terhadap Pembentukan Metana Biogenik dan Dinamika Populasi Bakteri
Gas metana batu bara (CBM) adalah sumber energi terbarukan yang dihasilkan melalui aktivitas termogenik dan biogenik selama proses pembentukan batu bara.
-
32
Sekuens Genom Lengkap Bordetella pertussis Pelita III
PT Bio Farma, satu-satunya produsen vaksin Indonesia yang telah disetujui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), memproduksi vaksin batuk rejan sel utuh (whole cell vaccine).
-
33
Karakterisasi Molekuler dan Ekspresi Protein Rekombinan Rotavirus
Rotavirus adalah virus yang tidak berselubung yang mengandung materi genetik RNA untai ganda. 11 ds-RNA mengkodekan 6 protein struktural dan 6 protein nonstruktural.
-
34
Konstruksi, Analisis in Silico, dan Ekspresi in Vitro Kandidat Vaksin DNA
Rotavirus adalah penyebab umum diare parah yang bertanggung jawab atas 200.000 kematian anak per tahun.
-
35
Ekspresi Komponen Penting untuk Internalisasi Virus Influenza Manusia dalam Sel Vero dan MDCK
MDCK dan garis sel Vero telah digunakan sebagai substrat untuk replikasi virus influenza. Namun, sel Vero menghasilkan titer virus influenza yang lebih rendah dibandingkan dengan MDCK.
-
36
Pembangunan Kapasitas Produksi Vaksin Pandemi Influenza di Bio Farma, Indonesia
Di Indonesia, virus flu burung A (H5N1) mulai menyebar pada manusia pada bulan Juni 2005, dengan tingkat kematian yang mengkhawatirkan, yaitu lebih dari 80%.
-
37
Isolasi dan Pemurnian Polisakarida Kapsuler Haemophilus Influenzae Tipe b (Hib)
Polyribosylribitol phosphate (PRP) adalah komponen kapsul dari Haemophilus influenzae tipe b (Hib) yang digunakan sebagai bahan aktif dalam vaksin Hib.
-
38
Hubungan Struktur-Fungsi Kompleks Protein-Lipopeptida dan Pengaruhnya terhadap Imunogenisitas (2)
Lipopeptida, R4Pam2Cys, berasosiasi secara elektrostatik dengan antigen protein yang dapat larut dan secara signifikan meningkatkan kemampuannya.
-
39
Geometri Adjuvan Berbasis TLR2-Agonis Dapat Mempengaruhi Respons Imun Spesifik Antigen
Pengiriman antigen nonimunogenik yang ditargetkan ke reseptor Toll-like (TLR) yang diekspresikan pada sel dendritik (DC).
-
40
Hubungan Struktur-Fungsi Kompleks Protein-Lipopeptida dan Pengaruhnya terhadap Imunogenisitas
Lipopeptida, R4Pam2Cys, berasosiasi secara elektrostatis dengan antigen protein terlarut dan secara signifikan meningkatkan kemampuannya untuk menginduksi respons humoral dan perlindungan sel.
-
41
Potensi Media Terkondisi hATMSCs dalam Model Sel Penuaan
Skin aging is caused by the exposure cumulative of ultraviolet radiation, it leads reactive oxygen species (ROS) production in the skin.
-
42
Profil Faktor Pertumbuhan dalam Sel Punca Mesenkim Turunan Jaringan Adiposa
Sel punca yang berasal dari medium terkondisi memiliki potensi sebagai agen regeneratif sel kulit karena mengandung banyak faktor pertumbuhan, sitokin, dan biomolekul regeneratif lainnya.
-
43
Produksi Mediator Inflamasi dalam Medium Terkondisi Sel Punca Mesenkim
Peradangan adalah respons pertama tubuh terhadap penyakit yang menyebabkan iritasi atau infeksi. Peradangan berkorelasi erat dengan penuaan, yang merupakan proses degeneratif yang progresif.
-
44
Media Bebas Serum untuk Perbanyakan Virus Dengue Tipe 2 dalam Sel Vero
Demam berdarah adalah penyakit epidemik yang tersebar luas yang disebabkan oleh virus dengue, yang terdiri dari empat serotipe.
-
45
Vaksin vektor ChAdOx1, AZD2816, Menginduksi Imunogenisitas yang Kuat Terhadap SARS-CoV-2 Beta (B.1.351)
Ada upaya global yang sedang berlangsung untuk merancang, membuat, dan menilai secara klinis vaksin untuk melawan SARS-CoV-2.
-
46
Booster Vaksinasi Hepatitis B Terhadap Anak yang Non Responder
Berbagai penelitian terhadap respons imun setelah imunisasi hepatitis B dengan menggunakan vaksin monovalen dari plasma maupun yang berasal dari teknik DNA rekombinan menunjukkan antara 5%-15% tidak memberikan respons (non-responder) atau kurang memberikan respons (hypo-responder) Center of Disease Control.
-
47
Eradikasi Polio Dan Ipv (Vaksin Polio Tidak Aktif)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa virus polio seharusnya dapat diberantas setelah tahun 2000. Namun, hingga tahun 2010, dunia belum terbebas dari peredaran virus polio.
-
48
Imunogenisitas dan Keamanan Vaksin Influenza Inaktif Trivalen Vol.2
Vaksin influenza inaktif trivalen (TIV) yang mengandung antigen dari dua jenis influenza A, A (H1N1) dan A (H3N2), serta satu jenis influenza B, merupakan vaksin standar untuk pencegahan influenza.
-
49
Titer IgG Pertusis pada Usia Remaja, Dewasa, dan Orang Tua
Imunisasi pertusis yang hanya diberikan pada masa bayi tidak dapat memberikan proteksi jangka panjang, sehingga terjadi reemerging pertusis
-
50
Konsep Kegagalan Vaksinasi
Terlepas dari keberhasilan program imunisasi yang luar biasa dalam perspektif global, vaksin tidak 100% manjur dan tidak 100% efektif.
-
51
Protokol Template untuk Uji Klinis yang Menyelidiki Vaksin-Fokus pada Elemen Keamanan
Dokumen ini dimaksudkan sebagai panduan pengembangan protokol untuk uji coba vaksin profilaksis. Templat ini dapat digunakan untuk pengembangan protokol uji klinis fase I-IV.
-
52
Imunogenisitas dan Keamanan Vaksin Tetanus Difteri (Td) pada Remaja sebagai Salah Satu Upaya mencegah Reemerging Disease
Di Indonesia berpotensi terjadi reemerging disease difteri akibat belum ada program imunisasi ulang yang berkesinambungan pada remaja.
-
53
Keamanan dan Imunogenisitas Vaksin Kombinasi DTP/HB/Hib: Studi Fase I
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan pengenalan vaksin hepatitis B (HB) dan Haemophilus influenza tipe b (Hib) ke dalam program vaksinasi rutin anak rutin.
-
54
Protektivitas, Reaksi Lokal dan Sistemik setelah Imunisasi dengan Vaksin Td pada Anak Sekolah Dasar di Indonesia
penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi dan respon imun setelah memperoleh 1 dosis vaksin Td. Penelitian ini merupakan Post Marketing Surveillance, dengan desain kohort pada anak sekolah dasar di Jawa Timur. Reaksi lokal dan sistemik dicatat pada kartu harian hingga 28 hari setelah imunisasi.
-
55
Analisis Penyebaran dan Genotipe Rubela di Jawa Barat Tahun 2011–2013
Penyakit rubela menyebar di seluruh dunia dan berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan abortus, kematian janin atau sindrom rubela kongenital (congenital rubella syndrome/CRS) hingga 90%.
-
56
Protektivitas, Reaksi Lokal dan Sistemik Pascaimunisasi dengan Vaksin Campak
Post Marketing Surveillance perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan produk yang telah dipasarkan tetap dalam kualitas yang baik.
-
57
Keamanan Vaksin Haemophilus Influenzae Tipe b/Polyribosylribitol Phosphate-Tetanus
Untuk menilai keamanan dan imunogenisitas vaksin cair Haemophilus influenzae tipe b/polyribosylribitol phosphate-Tetanus (Hib/PRP-T) pada orang dewasa yang sehat.
-
58
https://erepo.unud.ac.id/id/eprint/5996/
Pemberian vaksin BCG pada bayi masih menjadi kebijakan pemerintah Indonesia dan WHO.
-
59
Vaskulitis sebagai Efek Samping setelah Imunisasi
Beberapa jenis vaskulitis telah diamati dan dilaporkan dalam hubungan sementara dengan pemberian berbagai vaksin. Tinjauan sistematis terhadap bukti-bukti yang ada saat ini masih kurang.
-
60
Laporan Spontan Vaskulitis sebagai Efek Samping setelah Imunisasi
Vaskulitis telah dilaporkan sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) setelah pemberian berbagai jenis vaksin. Kami menjelaskan laporan vaskulitis ke tiga sistem pelaporan spontan internasional.
-
61
Imunogenisitas dan Keamanan Vaksin DTwP-HB-Hib Indonesia yang Baru
Haemophilus influenzae tipe b (Hib) menyebabkan infeksi dengan manifestasi utama pneumonia, meningitis, dan penyakit invasif lainnya, yang terjadi terutama pada anak-anak berusia di bawah 2 tahun, terutama pada bayi.
-
62
Beralih dari Virus Polio Oral ke Virus Polio Inaktif Vaksin di Provinsi Yogyakarta
Vaksin virus polio yang tidak aktif (IPV) jarang digunakan di negara berkembang tropis. Untuk menghasilkan informasi ilmiah tambahan, terutama tentang kemungkinan munculnya virus polio yang diturunkan dari vaksin (VDPV).
-
63
Wabah Virus Polio yang Berasal dari Vaksin di Pulau Madura - Indonesia
Antara bulan Juni dan Oktober 2005, 45 kasus virus polio turunan vaksin tipe 1 (VDPV) yang telah dikonfirmasi di laboratorium telah diidentifikasi di Pulau Madura, Indonesia. Data sekuensing genetik pada isolat VDPV konsisten dengan replikasi dan sirkulasi hingga kurang lebih 2 tahun.
-
64
Protektivitas dan Keamanan setelah Vaksin Hepatitis B Rekombinan dengan Sumber Curah yang Berbeda
Indonesia, dengan jumlah penduduk yang tinggi dan merupakan negara dengan tingkat epidemiitas hepatitis B tertinggi kedua di Asia Tenggara, perlu mempertahankan kapasitas produksi vaksin hepatitis B monovalen untuk mengimbangi program imunisasi nasional dan kebutuhan global.
-
65
Pengalaman Vaksin Polio Oral Baru Tipe 2 (nOPV2)
Untuk mengatasi risiko yang terus berkembang dari beredarnya virus polio turunan vaksin tipe 2 (cVDPV2), para mitra Global Polio Eradication Initiative (GPEI) bekerja sama dengan berbagai negara untuk menggunakan alat inovatif tambahan untuk tanggap KLB, yaitu vaksin polio oral baru tipe 2 (nOPV2).
-
66
Mengevaluasi Stabilitas Sabin yang Dilemahkan
Vaksin polio oral baru tipe 2 (nOPV2) sedang dikembangkan untuk mengurangi kejadian penyakit yang jarang terjadi dan wabah yang terkait dengan ketidakstabilan genetik strain vaksin Sabin.
-
67
Protektivitas dan Keamanan setelah Vaksin Hepatitis B Rekombinan
Indonesia, dengan jumlah penduduk yang tinggi dan merupakan negara dengan tingkat epidemiitas hepatitis B tertinggi kedua di Asia Tenggara, perlu mempertahankan kapasitas produksi vaksin hepatitis B monovalen untuk mengimbangi program imunisasi nasional dan kebutuhan global.
-
68
Uji Coba Terkontrol Secara Acak untuk Mengevaluasi Efek Vaksinasi Influenza
Untuk menyelidiki efek vaksinasi influenza dengan atau tanpa suplementasi probiotik terhadap respon imun dan kejadian penyakit mirip influenza (ILI) pada lansia.
-
69
Penumpahan Tinja dari 2 Vaksin Polio Oral Tipe 2 yang Dilemahkan secara Langsung
Kekebalan usus primer melalui replikasi virus dari vaksin oral hidup adalah kunci untuk memutus penularan virus polio. Kami menilai pelepasan virus melalui tinja dari bayi yang diberikan vaksin polio monovalen Sabin tipe 2 (mOPV2) atau 2 kandidat vaksin OPV2 (nOPV2) dosis rendah dan tinggi.
-
70
Studi Fase III, Pengamat-Buta, Acak, Terkontrol Plasebo Tentang Kemanjuran, Keamanan, dan Imunogenisitas SARS-CoV-2
WHO menyatakan COVID-19 sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Wabah serius ini dan jumlah kematian yang meningkat tajam di seluruh dunia mengharuskan adanya kebutuhan mendesak untuk mengembangkan vaksin sindrom pernapasan akut parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang efektif.
-
71
Keamanan dan Imunogenisitas Vaksin Rotavirus RV3 Neonatal
Meskipun vaksin rotavirus yang aman dan efektif telah memenuhi syarat prakualifikasi WHO, setidaknya 84 juta anak masih belum divaksinasi. Vaksin RV3-BB dengan jadwal dosis lahir dilaporkan sangat efektif untuk melawan penyakit rotavirus yang parah pada bayi di Indonesia.
-
72
Penggunaan Cairan Intravena pada Kelompok Masyarakat Indonesia Usia 0-18 Bulan
Pemberian cairan intravena merupakan salah satu tindakan penyelamatan nyawa yang paling umum dan penting dalam tatanan klinis sehari-hari, namun tidak mendapat perhatian yang seharusnya.
-
73
Keamanan dan Imunogenisitas Dua Vaksin Polio Oral Tipe 2 Baru
Kemunculan dan penyebaran virus polio tipe 2 yang berasal dari vaksin yang beredar dan poliomielitis lumpuh terkait vaksin dari vaksin polio oral Sabin (OPV).
-
74
Keamanan dan Imunogenisitas Dua Kandidat Vaksin Polio Oral Tipe 2 Baru
Dua kandidat vaksin polio oral tipe 2 (OPV2) baru, yaitu OPV2-c1 dan OPV2-c2 baru, yang dirancang agar lebih stabil secara genetis dibandingkan dengan OPV2 monovalen Sabin yang sudah dilisensikan.
-
75
Penggunaan Obat Non-Antibiotik pada Kelompok Masyarakat Indonesia Usia 0-18 Bulan
Penggunaan obat yang rasional untuk pengobatan adalah wajib, terutama pada anak-anak karena mereka rentan terhadap kemungkinan bahaya obat.
-
76
Vaksin Konjugasi Tifoid Toksoid Difteri Vi-Difteri yang Baru
Demam tifoid yang disebabkan oleh Salmonella enteric serovar Typhi (S. Typhi) adalah penyebab umum morbiditas di dunia. Pada tahun 2017, 14,3 juta kasus demam tifoid dan paratifoid terjadi di seluruh dunia.
-
77
Evaluasi ELISA Poli-l-lisin Vi Standar untuk Serologi Antibodi Polisakarida Kapsuler Vi
Vaksin tifoid berdasarkan polisakarida Vi kapsuler terkonjugasi protein (TCV) mencegah tifoid pada bayi dan anak-anak.
-
78
Profil Keamanan Vaksin Japanese Encephalitis pada Anak dan Remaja di Provinsi Bali
Program Perluasan Imunisasi Indonesia telah mengimplementasikan vaksinasi Japanese Emcephalitis di daerah endemis di Indonesia seperti di Provinsi Bali, yang diawali dengan program catch up campaign pada anak usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun.
-
79
Keamanan dan Imunogenisitas Vaksin Konjugat Tifoid Vi-DT
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan kejadian demam tifoid di seluruh dunia setiap tahunnya mencapai 11-21 juta kasus dan sekitar 128.000 hingga 161.000 kematian. Vaksin Vi-polisakarida (Vi-PS) yang saat ini digunakan telah terbukti aman dan berkhasiat pada anak usia 2 tahun ke atas.
-
80
Imunogenisitas dan Profil Keamanan Vaksin Polio Oral Bivalen Dosis Primer
Evaluasi protektivitas imunologis bayi setelah empat dosis vaksin polio oral bivalen (bOPV; Bio Farma), yang diberikan secara bersamaan dengan DTwP-Hb-Hib (Pentabio®), bersama dengan satu dosis vaksin polio inaktif (IPV) pada kunjungan ke empat.
-
81
Imunogenisitas dan Keamanan Vaksin Influenza HA Quadrivalen
Influenza B (garis keturunan Yamagata/Victoria) dapat menyebabkan infeksi pernapasan yang parah di antara populasi anak-anak serta strain influenza A (H3N2/H1N1).
-
82
Profil Keamanan Vaksinasi Td pada Ibu Hamil di Indonesia
Program Perluasan Imunisasi Indonesia telah menerapkan vaksinasi tetanus dan difteri (Td) untuk menggantikan vaksin tetanus toksoid pada ibu hamil sejak tahun 2016.
-
83
Imunogenisitas Empat Dosis Vaksin Polio Oral
Vaksin rotavirus neonatal manusia RV3-BB dikembangkan untuk memberikan perlindungan dari penyakit rotavirus yang parah sejak lahir.
-
84
Penggunaan Antimikroba pada Kelompok Masyarakat Indonesia Usia 0-18 Bulan
Resistensi antimikroba telah menjadi keadaan darurat kesehatan global dan disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak tepat di lingkungan klinis masyarakat.
-
85
Keamanan dan Imunogenisitas Vaksin Konjugasi
Terdapat insiden demam tifoid yang tinggi di seluruh dunia, dengan tingkat kematian tahunan mencapai 200.000 kematian. Demam tifoid juga menyerang anak-anak yang lebih muda, terutama di lingkungan dengan sumber daya terbatas di negara-negara endemik.
-
86
Penetapan Standar Internasional Pertama untuk IgG Polisakarida Vi Kapsuler Anti-Tifoid Manusia
Vaksin konjugat polisakarida kapsuler Vi (Vi) mencegah Tifoid pada bayi dan anak-anak. Beberapa vaksin konjugasi Vi sedang dikembangkan dan Standar Internasional (IS) untuk IgG anti-Vi pada manusia diperlukan untuk membandingkan imunogenisitasnya.
-
87
DTwP-HB-Hib: Persistensi Antibodi setelah Seri Primer, Respon Imun & Keamanan
Kombinasi baru vaksin DTwP-HB-Hib telah dikembangkan di Indonesia sesuai dengan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan diintegrasikan ke dalam program imunisasi nasional.
-
88
Tingginya Angka Infeksi Influenza pada Anak-anak di Indonesia
Tingginya angka infeksi influenza pada anak-anak membuat vaksinasi influenza sangat direkomendasikan untuk semua orang berusia >6 bulan di Indonesia. Vaksin Bio Farma Trivalent Influenza HA (Flubio®) telah digunakan pada remaja dan dewasa, menghasilkan peningkatan serokonversi, tingkat seroproteksi, dan geometric mean titer (GMT).
-
89
DTwP-HB-Hib: Persistensi Antibodi setelah Seri Primer
Kombinasi baru vaksin DTwP-HB-Hib telah dikembangkan di Indonesia sesuai dengan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan diintegrasikan ke dalam program imunisasi nasional.
-
90
Imunogenisitas dan Keamanan Vaksin Influenza HA Trivalen pada Bayi dan Anak di Indonesia
Tingginya angka infeksi influenza pada anak-anak membuat vaksinasi influenza sangat direkomendasikan untuk semua orang berusia >6 bulan di Indonesia. Vaksin Bio Farma Trivalent Influenza HA (Flubio®) telah digunakan pada remaja dan dewasa, menghasilkan peningkatan serokonversi, tingkat seroproteksi, dan geometric mean titer (GMT).
-
91
Imunogenisitas dan Keamanan Vaksin DTwP-HB-Hib Indonesia
Haemophilus influenzae tipe b (Hib) menyebabkan infeksi dengan manifestasi utama pneumonia, meningitis, dan penyakit invasif lainnya, yang terjadi terutama pada anak-anak berusia di bawah 2 tahun, terutama pada bayi.
-
92
Kuantitas dan Kualitas Anti-PRP yang Diinduksi oleh Vaksin DTwP-HB-Hib Indonesia
Studi fase II vaksin DTwP-HB-Hib dibandingkan dengan vaksin Hib (monovalen) yang diberikan bersamaan dengan vaksin DTwP-HB telah dilakukan setelah keberhasilan studi fase I pada bayi, di mana vaksin DTwP-HB-Hib yang baru memiliki profil keamanan yang sangat baik dan respon antibodi yang sangat baik pada bayi.
-
93
Panduan untuk Pengawasan Keamanan Vaksin Aktif
Pada tahun 2013, Dewan Organisasi Internasional Ilmu Kedokteran (CIOMS) membentuk Kelompok Kerja Keamanan Vaksin (Working Group on Vaccine Safety/WG) untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi di bidang farmakovigilans vaksin.
-
94
Imunogenisitas, Keamanan, dan Konsistensi di Indonesia
WHO merekomendasikan untuk memasukkan vaksinasi Haemophilus influenzae tipe b (Hib) ke dalam program imunisasi. Indonesia akan mengadopsi Hib sebagai Program Imunisasi Nasional pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis imunogenisitas, keamanan, dan konsistensi vaksin kombinasi DTP-HB-Hib (difteri-tetanus-pertusis-Hepatitis B-Haemophilus influenza B).
-
95
Analisis Awal Komparatif Darah Tali Pusat
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dengan 287.000 kematian per tahun, yang ditandai dengan menurunnya fungsi jantung yang disebabkan oleh berkurangnya kapasitas jantung dan berujung pada gagal jantung.
-
96
Sel Punca Mesenkimal (MSC)
Sel punca mesenkimal (MSC) memiliki sifat unik, termasuk tingkat proliferasi yang tinggi, pembaruan diri, dan kemampuan diferensiasi multilineage. Karakteristik mereka dipengaruhi oleh bertambahnya usia dan lingkungan mikro.
-
97
Kultur 3 Dimensi Sel Punca Mesenkim yang Berasal dari Selaput Ketuban Alogenik
Selaput ketuban merupakan limbah medis laboratorium yang berpotensi menjadi sumber sel punca mesenkimal (AM-MSCs) yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kelayakan dan keamanan kultur pembawa mikro tiga dimensi (3D) alogenik untuk transplantasi AM-MSCs yang mendorong penutupan cepat luka bakar derajat tiga menggunakan model luka bakar pada primata non-manusia (NHP), Macaca fascicularis.
-
98
Spesies Oksigen Reaktif dan Mekanisme Penuaan
Penuaan kulit adalah proses kompleks yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, dan disebabkan oleh kerusakan kumulatif dari paparan radiasi ultraviolet (UV). Paparan kronis terhadap radiasi UV pada kulit manusia selanjutnya menghasilkan elastosis matahari, degradasi matriks ekstraseluler (ECM), dan pembentukan kerutan.
-
99
Spesies Oksigen Reaktif sebagai Pemicu dan Penghambat Kanker
Spesies oksigen reaktif atau ROS terbentuk secara in vivo dan banyak di antaranya dianggap sebagai agen pengoksidasi yang kuat, dan mampu merusak DNA dan biomolekul lainnya. Produksi ROS yang meningkat menghasilkan perkembangan keganasan. Selain itu, tingkat 'normal' generasi ROS mungkin berperan dalam peningkatan risiko perkembangan kanker.
-
100
Penilaian Heterogenitas Intratumoral pada Glioma Tingkat Tinggi
Glioma adalah tumor otak primer yang paling umum, mewakili 50-60% tumor otak primer ganas. Glioma sangat heterogen dengan keragaman inter dan intratumoral yang nyata. Heterogenitas glioma merupakan masalah yang menantang dalam pengembangan pengobatan yang dipersonalisasi.
-
101
Protektivitas dan Keamanan Vaksin Hepatitis B Rekombinan dengan Sumber Curah yang Berbeda
Indonesia, dengan jumlah penduduk yang tinggi dan merupakan negara dengan tingkat epidemiitas hepatitis B tertinggi kedua di Asia Tenggara, perlu mempertahankan kapasitas produksi vaksin hepatitis B monovalen agar dapat memenuhi program imunisasi nasional dan kebutuhan global.
-
102
Vaksin Inaktif SARS-CoV-2 pada Orang Dewasa Sehat Berusia 18-59 Tahun
WHO menyatakan COVID-19 sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Wabah serius ini dan jumlah kematian yang meningkat tajam di seluruh dunia.
-
103
Keamanan dan Imunogenisitas Vaksin Rotavirus RV3 Neonatal Manusia (Bio Farma)
Meskipun vaksin rotavirus yang aman dan efektif telah memenuhi syarat WHO, setidaknya 84 juta anak masih belum divaksinasi.
-
104
Vaksin Konjugasi Tifoid Difteri Toksoid Vi-Difteri yang Baru Aman dan Dapat Menginduksi Imunogenisitas
Demam tifoid yang disebabkan oleh Salmonella enteric serovar Typhi (S. Typhi) adalah penyebab umum morbiditas di dunia.
-
105
Tindak Lanjut Satu Bulan dari Penelitian Uji Klinis Acak Fase II pada Subjek Indonesia Berusia 6 hingga <24 Bulan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan angka kejadian demam tifoid di seluruh dunia setiap tahunnya mencapai 11-21 juta kasus dan sekitar 128.000 hingga 161.000 kematian.
-
106
Resume Laporan Kehati pada Lahan Binaan Taman Buru Masigit Kareumbi, Little Farmers, Cisarua, dan Kebon Jukut, Blok Pangheotan, Cikalong Wetan
-
107
Strategi Digital First : Menemukan Peta Jalan yang Tepat untuk Modernisasi Layanan Kesehatan
-
109
Terapi Plasma Pemulihan pada Pasien dengan COVID-19 Tingkat sedang hingga Berat
Kami mengeksplorasi hasil dari pengobatan convalescent plasma (CP) pada pasien dengan penyakit virus corona 2019 (COVID-19) tingkat sedang dan berat.
-
110
Alih Teknologi Bahan Pembantu Vaksin dalam Air
Dengan peredaran virus flu burung yang sangat patogen saat ini, kemampuan untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin flu burung pandemi global menjadi sangat penting.
-
111
Imunogenisitas dan Profil Keamanan Vaksin Polio Oral Bivalen Dosis Primer
Dalam penelitian ini, kami bertujuan untuk mengevaluasi protektivitas imunologis bayi setelah pemberian empat dosis vaksin polio oral bivalen (bOPV; Bio Farma).
-
112
Imunogenisitas dan Keamanan Vaksin Influenza HA Quadrivalen pada Anak Indonesia
Influenza B (garis keturunan Yamagata/Victoria) dapat menyebabkan bentuk infeksi saluran pernapasan yang parah di antara populasi anak-anak dan juga strain influenza A (H3N2/H1N1).
-
113
Profil Keamanan Vaksinasi Td pada Ibu Hamil di Indonesia: Studi Surveilans Pasca Pemasaran
Program Perluasan Imunisasi Indonesia telah menerapkan vaksinasi tetanus dan difteri (Td) untuk menggantikan vaksin tetanus toksoid pada ibu hamil sejak tahun 2016.
-
114
Imunogenisitas Empat Dosis Vaksin Polio Oral ketika Diberikan bersama dengan Vaksin Rotavirus Neonatal Manusia (RV3-BB)
Vaksin rotavirus neonatal manusia RV3-BB dikembangkan untuk memberikan perlindungan dari penyakit rotavirus yang parah sejak lahir.
-
115
Tindak Lanjut Enam Bulan dari Studi Fase I Uji Klinis Acak pada Orang Dewasa dan Anak-anak di Indonesia
Angka kejadian demam tifoid di seluruh dunia cukup tinggi, dengan angka kematian tahunan mencapai 200.000 kematian.
-
116
Imunogenisitas dan Keamanan vaksin Tetanus Difteri (Td) pada Remaja sebagai salah satu upaya mencegah Reemerging Disease di Indonesia
Di Indonesia berpotensi terjadi reemerging disease difteri akibat belum ada program imunisasi ulang yang berkesinambungan pada remaja.
-
117
Protektivitas, Reaksi Lokal, dan Reaksi Sistemik setelah Imunisasi denganVaksin Td pada Anak Sekolah Dasar di Indonesia
penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi dan respon imun setelah memperoleh 1 dosis vaksin Td. Penelitian ini merupakan Post Marketing Surveillance, dengan desain kohort pada anak sekolah dasar di Jawa Timur.
-
118
Imunogenisitas dan keamanan vaksin DTwP-HB-Hib Indonesia
Haemophilus influenzae tipe b (Hib) menyebabkan infeksi dengan manifestasi utama pneumonia, meningitis, dan penyakit invasif lainnya, yang terjadi terutama pada anak-anak berusia di bawah 2 tahun, terutama pada bayi.
-
119
Imunogenisitas, Keamanan, dan Konsistensi vaksin DTP HB Hib di Indonesia
WHO merekomendasikan penggabungan vaksinasi Haemophilus influenzae tipe b (Hib) ke dalam program imunisasi.
-
120
Keamanan Vaksin Haemophilus Influenzae Tipe b/Polyribosylribitol Phosphate-Tetanus (Hib/PRP-T), Studi Tahap I
Untuk menilai keamanan dan imunogenisitas vaksin cair Haemophilus influenzae tipe b/polyribosylribitol phosphate-Tetanus (Hib/PRP-T) pada orang dewasa yang sehat.
-
121
Imunogenitas dan Keamanan Vaksin DPT Setelah Imunisasi Dasar
Imunisasi difteria, pertusis dan tetanus (DPT) telah lama masuk ke dalam program
imunisasi nasional di Indonesia. -
122
DTwP-HB-Hib: Persistensi Antibodi setelah Seri Primer
Kombinasi baru vaksin DTwP-HB-Hib telah dikembangkan di Indonesia sesuai dengan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan diintegrasikan ke dalam program imunisasi nasional.
-
123
Kuantitas dan Kualitas Anti-PRP yang Diinduksi oleh Vaksin DTwP-HB-Hib Indonesia
Studi fase II vaksin DTwP-HB-Hib dibandingkan dengan vaksin Hib (monovalen) yang diberikan bersamaan dengan vaksin DTwP-HB telah dilakukan.
-
124
Profil Keamanan setelah Pemberian Dosis Primer Vaksin Pentabio® pada Bayi di Indonesia
Vaksin Hib mulai digunakan pada Pogram Imunisasi Nasional sejak tahun 2013 secara bertahap dan di seluruh Indonesia mulai tahun 2014 dalam bentuk vaksin kombinasi DTP/HB/Hib (Pentabio®).
-
125
Eradikasi Polio dan IPV
Poliomielitis atau yang lebih dikenal dengan polio merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan atrofi otot yang ireversibel, bahkan kematian pada anak.
-
126
Protektivitas, Reaksi Lokal dan Sistemik Pascaimunisasi dengan Vaksin Campak Bio Farma dari Bets Vaksin yang berbeda pada anak sekolah dasar di Sumatera Barat
Post Marketing Surveillance perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan produk yang telah dipasarkan tetap dalam kualitas yang baik.
-
127
Protektivitas, Reaksi Lokal, dan Reaksi Sistemik setelah Imunisasi dengan Vaksin Td pada Anaka Sekolah Dasar di Indonesia
penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi dan respon imun setelah memperoleh 1 dosis vaksin Td. Penelitian ini merupakan Post Marketing Surveillance, dengan desain kohort pada anak sekolah dasar di Jawa Timur.
-
128
Pengiriman Vaksin Stabil Panas ke Rumah di Indonesia
Memperluas cakupan imunisasi ke populasi yang kurang terlayani akan membutuhkan strategi imunisasi yang inovatif.
-
129
Keamanan dan Imunogenisitas Vaksin Kombinasi DTP/HB/Hib: Studi Fase I
Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan pemberian vaksin hepatitis B (HB) dan Haemophilus influenza tipe b (Hib) ke dalam program vaksinasi rutin anak rutin pada program vaksinasi anak.
-
130
Imunogenisitas dan Keamanan Vaksin influenza Inaktif Trivalen
Influenza musiman menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang cukup besar di Cina, yang sebagian besar diakibatkan oleh terbatasnya aksesibilitas vaksin dan cakupan vaksinasi yang buruk.
-
131
Perbandingan Keamanan dan Konversi Tuberkulin dari Vaksin BCG Strain Moskow dan Vaksin BCG Strain Pasteur pada Bayi
Pemberian vaksin BCG pada bayi masih menjadi kebijakan pemerintah Indonesia dan WHO.
-
132
Kekebalan dan Keamanan setelah Mendapat Imunisasi Hepatitis B Rekombinan pada Anak Remaja
Berdasarkan riwayat implementasi program imunisasi Hepatitis B di Jawa Barat, diperkirakan
anak periode remaja akhir (15–18 tahun) belum terlindungi terhadap infeksi Hepatitis B. -
133
Booster Vaksinasi Hepatitis B Terhadap Anak yang Non Responder
Berbagai penelitian terhadap respons imun setelah imunisasi hepatitis B dengan menggunakan vaksin monovalen dari plasma maupun yang berasal dari teknik DNA rekombinan.
-
134
Perbandingan Manfaat Vaksin Oral Polio 1 (Monovalen) dengan Vaksin Oral Polio Trivalen
Indonesia menggunakan trivalent oral polio vaccine (tOPV) sejak tahun 1977 dan sejak tahun 1995 tidak pernah ditemukan lagi kasus poliomelitis.
-
135
Imunogenitas dan Keamanan Vaksin DPT Setelah Imunisasi Dasar
Imunisasi difteria, pertusis dan tetanus (DPT) telah lama masuk ke dalam program
imunisasi nasional di Indonesia dan telah terbukti menurunkan angka kejadian maupun
kematian yang disebabkan penyakit difteria, pertusis dan tetanus. -
136
Imunogenisitas dan Keamanan Vaksin Influenza HA Trivalen pada Bayi dan Anak di Indonesia
Tingginya angka infeksi influenza pada anak-anak membuat vaksinasi influenza sangat direkomendasikan untuk semua orang berusia >6 bulan di Indonesia.
-
Our Innovations
Biofarma secara berkesinambungan senantiasa mengimplementasikan inovasi pada produksi, pemasaran dan antisera dengan kualitas berstandar internasional.
Research and Development Partnering
Kami memandang bahwa posisi Bio Farma sebagai produsen vaksin dalam negeri memiliki beberapa prospek usaha yang sangat strategis. Indonesia berperan untuk mengamankan penyediaan vaksin nasional dan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan vaksin untuk program imunisasi nasional di dalam negeri. Dengan jumlah kapasitas produksi yang besar, sehingga kami memiliki kapasitas lebih yang dapat digunakan untuk membantu negara-negara lain yang tidak memiliki pabrik vaksin terutama di negara-negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) serta negara berkembang yang tergabung dalam Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN), sehingga mampu mengibarkan merah putih di kancah global.
Selain sinergi dengan lembaga riset nasional, Bio Farma juga mengandalkan kerja sama dengan berbagai Iembaga riset luar negeri dalam memenuhi kebutuhan negara-negara berkembang. Bio Farma juga menggandeng Iembaga seperti Organisasi Kerjasama Islam (OKI) serta DeveIoping Countries Vaccine Manufacturer Network (DCVMN) atau organisasi produsen vaksin di negara-negara berkembang.
Kami memandang bahwa posisi Bio Farma sebagai produsen vaksin dalam negeri memiliki beberapa prospek usaha yang sangat strategis. Indonesia berperan untuk mengamankan penyediaan vaksin nasional dan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan vaksin untuk program imunisasi nasional di dalam negeri. Dengan jumlah kapasitas produksi yang besar, sehingga kami memiliki kapasitas lebih yang dapat digunakan untuk membantu negara-negara lain yang tidak memiliki pabrik vaksin terutama di negara-negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) serta negara berkembang yang tergabung dalam Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN), sehingga mampu mengibarkan merah putih di kancah global.
Selain sinergi dengan lembaga riset nasional, Bio Farma juga mengandalkan kerja sama dengan berbagai Iembaga riset luar negeri dalam memenuhi kebutuhan negara-negara berkembang. Bio Farma juga menggandeng Iembaga seperti Organisasi Kerjasama Islam (OKI) serta DeveIoping Countries Vaccine Manufacturer Network (DCVMN) atau organisasi produsen vaksin di negara-negara berkembang.
Clinical Trial
The CT-clinical trial is needed in the vaccine production process to ensure the safety, quality and efficacy of the product. The clinical trial was divided into three stages. Phase I clinical trials to determine product safety and side effects. Phase II clinical test to find out and evaluate the immune response by increasing the number of respondents larger. Phase III clinical test to determine the level of efficacy of a vaccine with a predetermined subject. Bio Farma together with the Food and Drug Supervisory Agency (BPOM) conducted a series of vaccine manufacturing processes monitored by regulations on how to make a good drug or called the CPOB standard, also known as Good Manufacturing Practice (GMP) so that good quality products. Each batch produced must pass quality control, and guarantee quality (quality assurance).
BPOM guarantees that each batch of products produced has been reported and examined. If it passes the supervision test, BPOM will issue a certificate to pass the test for each batch of vaccine as a guarantee of product safety and quality. After a new vaccine product is launched into the market, a phase IV clinical trial is conducted to assess the effectiveness of the vaccine.