Bio Farma dan Pemred Nasional Diskusi Masa Depan Industri Lifescience Indonesia
[:id](28/8 Jakarta) Lifescience is the next Big Thing. Setelah periode Digital dan Teknologi, dunia akan beralih ke era Life Science. Periode ini akan menghasilkan inovasi – inovasi bersejarah dalam sejarah umat manusia terutama untuk bidang kesehatan, pertanian, industri dan energi, yang pada akhirnya akan membawa dunia kepada era bioeconomy pada tahun 2030.
Jika dilihat dari kondisi geografis, Indonesia memiliki potensi untuk memiliki industri Lifescience sendiri, karena dilihat dari peta industri farmasi nasional, Indonesia sudah memiliki perusahaan – perusahaan yang begerak dalam bidang biopharmaceutical, vaksin, natural (herbal) dan chemical. Ditambah dengan Inpres No.6 tahun 2016, tentang percepatan pengembangan biofarmasetikal, termasuk di dalamnya penguasaan teknologi dan inovasi bidang farmasi dan alat kesehatan.
Bagi Bio Farma, sebagai BUMN yang bergerak dalam bidang kesehatan, yang sudah selama 127 tahun menghasilkan vaksin dan antisera untuk manusa, memulai komitmennya sejak tahun 2015, untuk terus berinovasi dan bertransformasi untuk menjadi perusahaan Lifescience. Bahkan beberapa produk Lifescience sudah masuk kedalam pipeline produk Bio Farma, antara lain Erytopoetin (EPO) generasi kedua, Diabetes Melitus Diagnostik Kit, Biosimilar, Blood Products, yang saat ini sedang dalam tahap penelitian dan akan siap diluncurkan dalam beberapa waktu kedepan.
Hal tersebut disampaikan oleh Plt Direktur Utama Bio Farma, Juliman, dalam acara Diskusi Bio Farma dengan Pemimpin Redaksi Nasional dengan tema Tantangan Dan Kemandirian Biotech Masa Depan Di Indonesia, Pada Tanggal 28 Agustus 2017 di Jakarta. Juliman menambahkan Percepatan dimaksudkan untuk mewujudkan kemandirian industri farmasi dalam pengembangan produk, bahan baku, vaksin, produk bioteknologi dan alat kesehatan. Salah satu hal terpenting dalam pengembangan produk maupun bahan baku dan alat kesehatan di industri farmasi adalah penguasaan teknologi yang menjadi faktor penentu.
Turut hadir dalam diskusi membahas topik tantangan dan kemandirian Biotech masa depan di Indonesia, sebagai narasumber, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, Siswanto, M. Rahman Rustan, Direktur Marketing Bio Farma, dipandu moderator Wahyu Muryadi, Pemimpin Redaksi Tempo TV. Sedangkan peserta yang hadir Jajaran Direksi Bio Farma, Ketua Forum Pemred Indonesia Suryopratomo serta para Pemimpin Redaksi Media nasional.
“Untuk mewujudkan kemandirian industri Lifescience nasional diperlukan riset dan inovasi yang didukung secara penuh oleh Pemerintah. Mengingat sebagian besar teknologi di bidang Lifescience di Indonesia didapat melalui kerjasama dengan negara-negara maju melalui transfer teknologi. Pengembangan produk Lifescience sangat memerlukan kemandirian di bidang bioteknologi, sehingga produk-produk yang dihasilkan akan mampu bersaing di pasar Internasional dan yang terpenting adalah time to market yang tepat watku, sehingga produk Lifescience Bio Farma bisa bersaing dengan industri Lifescience yang berasal dari negara maju”, Ujar Juliman.
Tentang Forum Lifescience Nasional
Forum yang dibentuk pada tahun 2011 semula bernama Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN) dibentuk atas inisiatif PT Bio Farma sinergi dengan Kemenristek Dikti dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Forum yang selalu dihadiri oleh para periset/peneliti Indonesia dari Universitas, Pemerintah dan Industri, khususnya periset dalam bidang Vaksin dan Lifescience, bertujuan untuk melakukan pengembangan vaksin dan produk Lifescience baru dalam negeri untuk kemandirian riset Nasional. Sejak 2011, tema tahunan FRVN sebagai berikut : 2012 : Akselerasi riset vaksin Nasional melalui Forum Riset Vaksin Nasional dalam rangka dekade Vaksin 2011-2020 ; 2013 :Pemantapan Riset Nasional melalui Forum Riset Vaksin Nasional dalam rangka kemandirian vaksin melalui decade vaksin 2011-2020.; 2014 : Implementasi hasil riset vaksin dalam rangka Kemandirian Vaksin Nasional, 2015 ; Hilirisasi hasil riset Nasional bidang Lifescience untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa, tahun 2016 ini Menjadi FRLN dengan tema tantangan Menuju Kemandirian Riset Nasional Bidang Lifescience dan tahun 2017 memiliki tema Kemandirian Bangsa Dalam Riset dan Inovasi Bidang Lifescience.
Setelah tujuh tahun berlangsung, Forum ini sudah menghasilkan enam Konsorsium; Hepatitis B, HIV, TB, Dengue, Stemcell, Eritropoetin, dan tujuh working group antara lain Rotavirus, Malaria, Pneumococcus, HPV, Influenza, Adjuvant dan delivery system serta Kebijakan.
***-***
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi:
N.Nurlaela Arief
Head of Corporate Communications Dept.
Telp (022) 2033755 Fax (022) 2041306
Email : lala@biofarma.co.id
www.biofarma.co.id[:en](28/8 Jakarta) Lifescience is the next Big Thing. Setelah periode Digital dan Teknologi, dunia akan beralih ke era Life Science. Periode ini akan menghasilkan inovasi – inovasi bersejarah dalam sejarah umat manusia terutama untuk bidang kesehatan, pertanian, industri dan energi, yang pada akhirnya akan membawa dunia kepada era bioeconomy pada tahun 2030.
Jika dilihat dari kondisi geografis, Indonesia memiliki potensi untuk memiliki industri Lifescience sendiri, karena dilihat dari peta industri farmasi nasional, Indonesia sudah memiliki perusahaan – perusahaan yang begerak dalam bidang biopharmaceutical, vaksin, natural (herbal) dan chemical. Ditambah dengan Inpres No.6 tahun 2016, tentang percepatan pengembangan biofarmasetikal, termasuk di dalamnya penguasaan teknologi dan inovasi bidang farmasi dan alat kesehatan.
Bagi Bio Farma, sebagai BUMN yang bergerak dalam bidang kesehatan, yang sudah selama 127 tahun menghasilkan vaksin dan antisera untuk manusa, memulai komitmennya sejak tahun 2015, untuk terus berinovasi dan bertransformasi untuk menjadi perusahaan Lifescience. Bahkan beberapa produk Lifescience sudah masuk kedalam pipeline produk Bio Farma, antara lain Erytopoetin (EPO) generasi kedua, Diabetes Melitus Diagnostik Kit, Biosimilar, Blood Products, yang saat ini sedang dalam tahap penelitian dan akan siap diluncurkan dalam beberapa waktu kedepan.
Hal tersebut disampaikan oleh Plt Direktur Utama Bio Farma, Juliman, dalam acara Diskusi Bio Farma dengan Pemimpin Redaksi Nasional dengan tema Tantangan Dan Kemandirian Biotech Masa Depan Di Indonesia, Pada Tanggal 28 Agustus 2017 di Jakarta. Juliman menambahkan Percepatan dimaksudkan untuk mewujudkan kemandirian industri farmasi dalam pengembangan produk, bahan baku, vaksin, produk bioteknologi dan alat kesehatan. Salah satu hal terpenting dalam pengembangan produk maupun bahan baku dan alat kesehatan di industri farmasi adalah penguasaan teknologi yang menjadi faktor penentu.
Turut hadir dalam diskusi membahas topik tantangan dan kemandirian Biotech masa depan di Indonesia, sebagai narasumber, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, Siswanto, M. Rahman Rustan, Direktur Marketing Bio Farma, dipandu moderator Wahyu Muryadi, Pemimpin Redaksi Tempo TV. Sedangkan peserta yang hadir Jajaran Direksi Bio Farma, Ketua Forum Pemred Indonesia Suryopratomo serta para Pemimpin Redaksi Media nasional.
“Untuk mewujudkan kemandirian industri Lifescience nasional diperlukan riset dan inovasi yang didukung secara penuh oleh Pemerintah. Mengingat sebagian besar teknologi di bidang Lifescience di Indonesia didapat melalui kerjasama dengan negara-negara maju melalui transfer teknologi. Pengembangan produk Lifescience sangat memerlukan kemandirian di bidang bioteknologi, sehingga produk-produk yang dihasilkan akan mampu bersaing di pasar Internasional dan yang terpenting adalah time to market yang tepat watku, sehingga produk Lifescience Bio Farma bisa bersaing dengan industri Lifescience yang berasal dari negara maju”, Ujar Juliman.
Tentang Forum Lifescience Nasional
Forum yang dibentuk pada tahun 2011 semula bernama Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN) dibentuk atas inisiatif PT Bio Farma sinergi dengan Kemenristek Dikti dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Forum yang selalu dihadiri oleh para periset/peneliti Indonesia dari Universitas, Pemerintah dan Industri, khususnya periset dalam bidang Vaksin dan Lifescience, bertujuan untuk melakukan pengembangan vaksin dan produk Lifescience baru dalam negeri untuk kemandirian riset Nasional. Sejak 2011, tema tahunan FRVN sebagai berikut : 2012 : Akselerasi riset vaksin Nasional melalui Forum Riset Vaksin Nasional dalam rangka dekade Vaksin 2011-2020 ; 2013 :Pemantapan Riset Nasional melalui Forum Riset Vaksin Nasional dalam rangka kemandirian vaksin melalui decade vaksin 2011-2020.; 2014 : Implementasi hasil riset vaksin dalam rangka Kemandirian Vaksin Nasional, 2015 ; Hilirisasi hasil riset Nasional bidang Lifescience untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa, tahun 2016 ini Menjadi FRLN dengan tema tantangan Menuju Kemandirian Riset Nasional Bidang Lifescience dan tahun 2017 memiliki tema Kemandirian Bangsa Dalam Riset dan Inovasi Bidang Lifescience.
Setelah tujuh tahun berlangsung, Forum ini sudah menghasilkan enam Konsorsium; Hepatitis B, HIV, TB, Dengue, Stemcell, Eritropoetin, dan tujuh working group antara lain Rotavirus, Malaria, Pneumococcus, HPV, Influenza, Adjuvant dan delivery system serta Kebijakan.
***-***
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi:
N.Nurlaela Arief
Head of Corporate Communications Dept.
Telp (022) 2033755 Fax (022) 2041306
Email : lala@biofarma.co.id