Bio Farma Telah Membuat 1240 Biopori di Tahun 2014
[caption id="attachment_16881" align="alignleft" width="381"] Bio Farma meresmikan pembuatan 1240 Lubang Biopori bersama Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil[/caption]
(04/02) PT Bio Farma (Persero) telah membuat sebanyak 1240 lubang Biopori pada tahun 2014 ini. Pembuatan lubang Biopori yang sudah dimulai sejak tahun 2010, yang pada saat itu dibuat sebanyak 380 lubang biopori. Kemudian pada tahun 2013 menjadi 930 lubang Biopori. Penambahan lubang Biopori sebanyak 340 yang dilakukan pada hari Rabu (5/2) ini, sejalan dengan usia Bio Farma yang akan genap berusia 124 tahun pada Agustus 2014 mendatang. Penambahan Lubang biopori ini diresmikan oleh walikota Bandung Ridwan Kamil yang juga ikut membuat lubang Biopori di halaman depan Bio Farma bersama jajaran Direksi PT Bio Farma (Persero) Dalam sambutannya Ridwan Kamil mengatakan Peningkatan jumlah penduduk serta pesatnya pembangunan pemukiman serta sarana dan prasarana fisik kawasan permukiman telah mengakibatkan berkurangnya ruang terbuka. Hal ini menyebabkan berkurangnya permukaan lahan yang dapat digunakan untuk resapan air hujan yang pada akhirnya akan mengakibatkan banjir. Dalam sambutannya Ridwan mengatakan bahwa secara struktur tanah, Bandung semestinya tidak bisa banjir, karena bentuk Bandung yang relatif landai, tetapi dikarenakan semakin banyaknya penduduk kota Bandung yang mengakibatkan semakin banyaknya lahan yang dijadikan perumahan, maka banjir pun tidak dihindari lagi. Banyak solusi yang dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir salah satunya dengan membuat lubang Biopori. “Pembuatan lubang biopori merupakan salah satu cara yang paling mudah dan murah untuk mencegah terjadinya banjir di kota Bandung, banyak manfaat yang dapat diambil dari pembuatan lubang biopori ini salah satunya adalah untuk mengurangi emisi gas buang (CO2)”. Ridwan menambahkan dengan 1240 lubang biopori dapat mendukung program Bandung Juara pemerintah kota Bandung dan sebagai wujud komitmen perusahaan terhadap lingkungan. Lubang Biopori yang dibuat di kawasan perkantoran Bio Farma di Jl. Pasteur Bandung. berfungsi untuk meningkatkan daya resapan air dan mengubah sampah organic menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2). Lubang sedalam 100 cm ini dapat dimanfaatkan untuk pencegahan masalah yang ditimbulkan dari genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria. Menurut Kepala Divisi CSR R. Herry, pembuatan lubang Biopori ini adalah adanya keinginan dari Bio Farma untuk menularkan konsep green untuk kota Bandung agar kota Bandung bisa menjadi kota yang bersih. “Konsep green yang Bio Farma implementasikan dilakukan secara komprehensif yang dimulai dari proses bisnis mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi, formulasi filling, packaging, hingga menjadi produk akhir, penghematan penggunaan sumber daya air dan pemisahan sampah berdasarkan jenisnya”, ungkap Herry. Peresmian Gedung Bebas Emisi Masih berkaitan dengan program pembuatab 1240 lubang biopori , pada hari yang sama (5/2) dilakukan juga peresmian gedung parkir bebas emisi yang ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil. Menurut Head of Corporate Communications Department, N. Nurlaela, konsep Emisi Bersih yang dijalankan oleh Bio Farma sudah mengikuti bahkan melebihi atau beyond compliance dari yang telah ditetapkan oleh Peraturan Walikota Bandung Nomor 572 tahun 2010 Tentang Pengujian Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor yang mensyaratkan bahwa setiap area parkir untuk umum baik milik pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun swasta wajib menyediakan setidaknya 25% Satuan Ruang Parkir untuk kendaraan yang memiliki tanda lulus uji emisi. Kepala Divisi CSR dan Umum R. Herry mengatakan, latar belakang didirkannya gedung emisi bersih ini adalah adanya kepedulian Bio Farma terhadap kondisi emisi kota Bandung yang semakin hari semakin kotor, dan Bio Farma ingin memberikan kontribusi untuk mendukung kota Bandung agar menjadi kota yang bersih, yaitu dengan cara membuat gedung parkir tersebut. “Kami (Bio Farma) berpandangan bahwa dengan mendirikan gedung bebas emisi ini, bio Farma dapat berkontribusi untuk mengurangi gas emisi yang ada di Bandung. Setidaknya kendaraan - kendaraan yang parkir di gedung tersebut adalah kendaraan sudah lulus uji emisi”. Gedung enam lantai yang dapat menampung 300 kendaraan roda empat, dibangun dengan menggunakan konsep green building yang memiliki system cross ventilation (dinding terbuka), penggunaan solar cell dan LED lighting, sehingga gedung ini dapat menghemat penggunaan lisrik sampai dengan 40%. Nantinya gedung yang akan diberi nama gedung publik II ini, akan menjadi gedung parkir pertama di Bandung bahkan di Jawa Barat, yang hanya boleh digunakan untuk kendaraan roda empat yang sudah dinyakatakan lulus uji emisi. Itu artinya 100% kendaraan yang parkir di gedung publik II adalah kendaraan dinyataakan lulus uji emisi oleh Dinas Perhubungan Kota Bandung. Herry menambahkan bahwa dimasa yang akan datang, industry farmasi akan dihadapkan dengan masalah lingkungan, karena lingkungan yang ada sekitar perusahaan adalah benteng pertama yang akan terkena dampak dari kegiatan produksi. Oleh karenanya Bio Farma terus berupaya melalui berbagai kebijakan dan inistiatif penerapan green pada seluruh aspek produksi, termasuk mengupayakan penggunaan energi yang lebih efisien, pengelolaan limbah dan penghematan sumber daya pada semua aktivitas perusahaan. (Corcom/BF/edgar)
****
Untuk info lebih lanjut: N. Nurlaela Head of Corporate Communications Department Phone : +62 22 2033755 Fax : +62 22 2041306 Press Release : Bio Farma Telah Membuat 1240 Biopori di Tahun 2014 (PDF - 631 KB)
(04/02) PT Bio Farma (Persero) targeted to made 1240 Biopori holes within year 2014. The initiative making of the Biopori holes has started since 2010 with the total of 380 Biopori holes. Then, in 2013, the holes increased to 930 Biopori holes. An addition of 340 Biopori holes were added on Wednesday (5/2). To date, total number of the Biopori holes is now equal to Bio Farma’s age of existence, which will turn 124 years in August 2014. The new Biopori holes were inaugurated by the Mayor of Bandung Ridwan Kamil, who also made Biopori holes together with Bio Farma Board of Directors at the front yard of Bio Farma. During his speech, Ridwan Kamil explained that the rapid population growth as well as residential and infrastructure development have resulted in reduction of open space, which leads to a decreasing land used for water absorption that will eventually cause flood. Ridwan added in his speech that from the soil structure that Bandung land has, we all all should be prevented from flood because of its sloping soil structure. However, in parallel with the increasing number of residents as well as housing areas, today, Bandung is eventually unavoidable from flood. Numerous solutions to prevent flood have been in place, one of them is by making Biopori holes. “Biopore hole is one of the easiest and cheapest ways to prevent flood in Bandung. This Biopori hole initiative offers many benefits, one of which is to reduce exhaust emissions (CO2)”. Ridwan also mentioned that those 1240 Biopori holes can become a support initiative for Bandung Juara program, while showing Bio Farma’s commitment to the environmental sustainability. The Biopori holes made in Bio Farma office located on Jl. Pasteur Bandung serves to improve water infiltration, to transform organic waste into compost, and to reduce greenhouse gas emissions (CO2). The 100cm depth hole is utilized to prevent us from the health problems arising from puddles such as dengue fever and malaria. According to Bio Farma Head of CSR Division, R. Herry, the Biopori hole is initiated by Bio Farma to spread the green concept in Bandung in order to make Bandung a clean city. “The green concept implemented by Bio Farma is conducted comprehensively started from business process, such as raw materials selection, production process, filling formulation, packaging, up to production of end products; water saving; and waste separation by its type”, said Herry. The Inauguration of Free Emissions Building Related to the Biopori holes program, the inauguration of free emissions parking building, which was marked with inscription signing by the Mayor of Bandung Ridwan Kamil, was also conducted in the same day (5/2). Bio Farma Head of Corporate Communications Department, N. Nurlaela, informed that the Clean Emission concept applied by Bio Farma has met the specified standard and even exceeded or beyond compliance of Bandung City Council Regulation No.572 year 2010 with regard to Motor Vehicle Exhaust Emission Testing which requires any public parking area, either owned by central government, regional government, or private to provide at least 25% Parking Space Unit for vehicles that have already had emission testing passed stamp. Bio Farma Head of CSR and General Affairs Department stated that Bio Farma building was built to show Bio Farma’s concern toward the condition of Bandung city that has been more polluted. Bio Farma is showing its contribution by supporting Bandung to become a clean city by constructing a free emission parking lot. “Hopefully by having the emission-free building, Bio Farma can contribute more to reduce emissions in Bandung. At least the vehicles parked in this building have passed the emission testing”. Our six-storey building, which can accommodate 300 cars, has implemented the green building concept with cross ventilation system (open wall), which utilizes solar cell as well as LED lighting. As a result, this building is able to save the use of electricity up to 40%. Later on, this building will be the first parking building in Bandung and even in West Java that only accommodates four-wheeled vehicles that have passed the emission testing. It means that 100% vehicles parked in the public building II have passed emission testing conducted by the Department of Transportation in Bandung. Herry also added that in future, the pharmaceutical industry will be facing with more environmental issues, because the company’s surrounding environment will become the first place to get a direct impact from production activities. Therefore, Bio Farma continues to work through various policies and green implementation initiatives on all aspects of production, including the utilization of more efficient energy, waste management and resource savings on all company’s activities. (Corcom/BF/edgar)