Forum Riset Life Science Akselerasi Hilirisasi
[:id]BANDUNG, suaramerdeka.com – Bio Farma kembali menggelar untuk kali ketujuh, Forum Riset Life Science Nasional (FRLN) 2017 yang dijadwalkan digelar di Jakarta pada 30-31 Agustus mendatang.
Forum yang mengusung kemandirian riset itu bertujuan untuk melakukan akselerasi menuju hilirisasi sehingga produknya secepatnya dapat dinikmati masyarakat luas.
“Sejak awal, kita ingin forum ini dapat menghilirisasi produk dan mampu menjawab kebutuhan industri, meski untuk menghasilkan produknya bisa butuh waktu antara 10-15 tahun,” katanya di Bandung, Selasa (4/7).
Dia mengingatkan bahwa kegiatan tersebut tetap mengedepankan komitmen untuk memberikan obat murah dan berkualitas. Terlebih, pemerintah berupaya memfasilitasinya dengan keberadaan Inpres No 6/2016 mengenai Percepatan Pengembangan Industri Kesehatan dan Alat Kesehatan.
Dalam forum tersebut, sejumlah konsorsium penelitian hadir di antaranya konsorsium TBC, HIV, Hepatitis B, Stem Cell, EPO, dan Dengue. Khusus Dengue, formulasinya tengah dilakukan dengan cakupan 4 stream.
“Dengue 1 dan 2 sudah capai 90 persen, tinggal 3-4. Masalahnya ini merupakan kombinasi, cukup rumit. Apakah di antaranya saling melemahkan misalnya, dan kenapa 4 karena kita tidak tahu nyamuk mana sebagai pemicunya nantinya,” tandasnya.
Dia menargetkan vaksin dengeu, yang berguna untuk demam berdarah bisa rampung pada 2020. Namun Sugeng mengingatkan proses tak kalah rumit sebelum jadi produk massal.
“Kemungkinan baru antigen terlebih dulu, karena kan untuk menjadi produk itu butuh uji klinis vaksin, clinical trial. Dan untuk lebih mempercepat itu tak bisa, karena prosesnya memang sangat ketat sekali,” jelasnya.
Ketua Panitia FRLN, Dr Maharani menambahkan bahwa forum tersenut merupakan sinergi berbagai pihak dengan penekanan hilirisasi produk termasuk bagi lembaga penelitian dan universitas yang terlibat.
“Untuk menunjang percepatan, yang perlu dirumuskan lebih lanjut adalah pentingnya keterlibatan periset, baik di PT, lembaga penelitian, regulator seperti BPOM, dan industri dalam berbagai penelitian dasar bidang life science di dunia,” jelasnya.dwi
Sumber : www.suaramerdeka.com
http://article.isentia.asia/viewarticles/default.aspx?acc=/h1KJT5BEjk=&app=KRJC/ilOPME=&file=CnDyBofLYDpdx3pBGxMo+zb3AeBmKjbkETHFAp4/GqXezgVo2GtymA==[:en]BANDUNG, suaramerdeka.com – Bio Farma kembali menggelar untuk kali ketujuh, Forum Riset Life Science Nasional (FRLN) 2017 yang dijadwalkan digelar di Jakarta pada 30-31 Agustus mendatang.
Forum yang mengusung kemandirian riset itu bertujuan untuk melakukan akselerasi menuju hilirisasi sehingga produknya secepatnya dapat dinikmati masyarakat luas.
“Sejak awal, kita ingin forum ini dapat menghilirisasi produk dan mampu menjawab kebutuhan industri, meski untuk menghasilkan produknya bisa butuh waktu antara 10-15 tahun,” katanya di Bandung, Selasa (4/7).
Dia mengingatkan bahwa kegiatan tersebut tetap mengedepankan komitmen untuk memberikan obat murah dan berkualitas. Terlebih, pemerintah berupaya memfasilitasinya dengan keberadaan Inpres No 6/2016 mengenai Percepatan Pengembangan Industri Kesehatan dan Alat Kesehatan.
Dalam forum tersebut, sejumlah konsorsium penelitian hadir di antaranya konsorsium TBC, HIV, Hepatitis B, Stem Cell, EPO, dan Dengue. Khusus Dengue, formulasinya tengah dilakukan dengan cakupan 4 stream.
“Dengue 1 dan 2 sudah capai 90 persen, tinggal 3-4. Masalahnya ini merupakan kombinasi, cukup rumit. Apakah di antaranya saling melemahkan misalnya, dan kenapa 4 karena kita tidak tahu nyamuk mana sebagai pemicunya nantinya,” tandasnya.
Dia menargetkan vaksin dengeu, yang berguna untuk demam berdarah bisa rampung pada 2020. Namun Sugeng mengingatkan proses tak kalah rumit sebelum jadi produk massal.
“Kemungkinan baru antigen terlebih dulu, karena kan untuk menjadi produk itu butuh uji klinis vaksin, clinical trial. Dan untuk lebih mempercepat itu tak bisa, karena prosesnya memang sangat ketat sekali,” jelasnya.
Ketua Panitia FRLN, Dr Maharani menambahkan bahwa forum tersenut merupakan sinergi berbagai pihak dengan penekanan hilirisasi produk termasuk bagi lembaga penelitian dan universitas yang terlibat.
“Untuk menunjang percepatan, yang perlu dirumuskan lebih lanjut adalah pentingnya keterlibatan periset, baik di PT, lembaga penelitian, regulator seperti BPOM, dan industri dalam berbagai penelitian dasar bidang life science di dunia,” jelasnya.dwi
Sumber : www.suaramerdeka.com
[:]