Gencarkan Vaksinasi Difteri di DKI, Anies akan Gandeng Bio Farma
Jakarta – Pemprov DKI Jakarta bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI akan menggandeng PT Bio Farma untuk mengalokasikan vaksin difteri. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pihaknya akan memasifkan vaksinasi difteri dengan cepat.
“Bersama dengan Kemenkes kita akan mendapatkan dari Bio Farma, kita akan minta mendapatkan vaksin multidoze sehingga Jakarta bisa melakukan proses vaksinasi dengan masif dan cepat,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2018).
Anies mengaku akan melayangkan surat ke PT Bio Farma untuk menindaklanjuti hal tersebut. Ia berharap, PT Bio Farma dapat mendukung langkah Pemprov DKI untuk melakukan pencegahan penyakit difteri.
“Mengharap pada Bio Farma untuk memberikan dukungan prioritas,” ujarnya.
Menurut Anies vaksinasi difteri di Jakarta perlu dilakukan dengan cepat dan masif. Hal ini karena Jakarta akan menjadi tuan rumah ajang olahraga internasional Asian Games.
“Jangan sampai ujian besar ini justru menjadi penghambat karena kasus difteri yang merebak. Tadi sempat disampaikan ketika Asian Games dulu tahun 62 (1962) salah satu concern-nya karena ada cacar,” kata Anies.
“Dia bilang salah satu dokternya masih mahasiswa ketika itu, beliau menceritakan para mahasiswa ramai-ramai menjadi relawan untuk memberikan vaksin cacar kepada warga supaya tidak menjadi masalah karena waktu itu sempat dipersoalkan cacar di Jakarta,” lanjutnya.
Anies tak ingin, hal yang sama kembali terulang. Ia tak ingin wabah difteri menjadi permasalahan yang menghambat penyelenggaraan Asian Games 2018.
“Karena itu tadi saya sampaikan Jakarta mengharapkan Bio Farma memberikan prioritas dan Kemenkes memberikan dukungan agar vaksin multidoze untuk Jakarta bisa diawalkan penyediaannya. Untuk itu kita bisa mulai memberikan vaksin pada semuanya,” ujar Anies.
Anies sebelumnya mengungkapkan, selama tahun 2017, ditemukan 109 kasus difteri di Jakarta. Angka tersebut melonjak drastis dari tahun-tahun sebelumnya.
“Di tahun 2017 selama 1 tahun di Jakarta ditemukan 109 kasus angka ini memang meningkat signifikan. Tahun 2014 itu 4 kasus, 2015 10 kasus, 2016 17 kasus dan 2017 melonjak menjadi 109 kasus,” ungkap Anies.
(nvl/nvl)
Sumber : www.detik.com