Indonesia Menuju Mandiri dalam Inovasi Bidang Lifescience
[:id](30/8) Bio Farma bersama Kementerian Kesehatan RI, Kemenristekdikti, serta 20 lembaga yang terdiri dari 400 peneliti dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga riset kembali berdiskusi dalam acara tahunan Forum Riset Lifescience Nasional di Jakarta 29 – 30 Agustus 2017, untuk membahas mengenai Kemandirian Bangsa Dalam Riset & Inovasi Bidang Lifescience.
Pada kesempatan ini, turut dipresentasikan Hasil dan Posisi Riset Lifescience Nasional oleh Direktur Sistem Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kemenristekdikti, Ira Nurhayati Djarot.
Dalam presentasinya Ira menyampaikan beberapa kemajuan dari konsorsium, antara lain konsorsium Hepatitis B, Dengue, HIV, TB, EPO dan Stemcell. Untuk working group terdiri dari HPV, Influenza, Pnemococus, Adjuvant dan delivery system, malaria dan rotavirus.
Kemajuan yang cukup pesat pada konsorsium Hepatitis B generasi ketiga dan vaksin dengue dengan menggunakan bahan yang halal serta hasil paten dan publikasi internasional sudah diakui.
Hadir sebagai keynote speach Menteri Kesehatan Nila F Moeloek. Dalam pidatonya, Menkes menyampaikan, bahwa saat ini, Indonesia mengalami transisi epidemiologi sehingga Indonesia memiliki triple burden diseases, dua diantaranya Penyakit Tidak Menular yang akan terus meningkat, Penyakit Menular yang menjadi ancaman.
Namun dibalik ancaman tersebut, menjadikan peluang bagi Indonesia, untuk melakukan inovasi dalam bidang lifescience yang mencakup, (Vaksin, Diagnosis Kit, terapi biologis, (sel punca) anti bodi monclonal, imunoterapi) untuk peningkatan kualitas hidup dari bahan alami.
Kemenkes mendukung Bio Farma untuk terus berkiprah dalam Riset dan menghasilkan produk lifescience, melalui sinergi ABGC (Akademisi, Peneliti, Industri, Pemerintah, Komunitas, Profesi Kesehatan dan Masyarakat) yang secara bersama untuk membuat Indonesia menjadi sehat.
Menkes menambahkan bahwa saat ini ada sekitar 221 ribu jemaah haji asal Indonesia sedang menjalani puncak ibadah haji, kami terus berkoordinasi khususnya untuk menjaga penyakit menular seperti MERS, Zica, agar tidak menimpa jemaah haji Indonesia dan kemudian masuk ke Indonesia.
Untuk antisipasi ini, kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Haji dan Kesehatan Saudi Arabia.
Sementara itu dalam sambutan Menristekdikti yang dibacakan oleh Sekretaris Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Prakoso, mengatakan Forum Lifescience Nasional merupakan sarana untuk komunikasi interaksi, dan berInovasi dalam bidang Lifescience sehingga dapat mempercepat hilirisasi produk lifescience, sehingga bisa meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
Plt Direktur Utama Bio Farma, Juliman, megatakan hasil akhir dari Forum Lifesciencen ini adalah, akan tercipta produk lifescience buatan anak bangsa, sehingga kedepannya masyarakat Indonesia bisa menggunakan produk lifescience dalam negeri, penempatan peneliti untuk ikut penelitian dasar tingkat internasional dan bantuan mediasi dari pemerintah agar produk lifescience indonesia bisa diterima di luar negeri.
Juliman juga menambahkan pentingnya kemandirian industri farmasi sejalan dengan nawacita dan inpres no 6/2016 tentang percepatan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan.
Dalam acara ini disampaikan Prosiding forum riset 2016 mengenai Tantangan Riset dan transformasi dari Forum Riset Vaksin Nasional ke Forum Riset Lifescience Nasional, dengan tujuan pengembangan cakupan riset antara pemerintah, perguruan tinggi, industri serta komunitas pendukung, yang diserahkan oleh Plt Direktur Utama Bio Farma Juliman kepada enam institusi antara lain Sekretaris Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti RI, Prakoso; Asisten Deputi Bidang Usaha Industri Argo dan Farmasi II, Kementerian BUMN, Purnomo Sinar Hadi; Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan-BAPPENAS, Subandi; Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI, Siswanto; dan Perwakialan Konsorsium HIV, Budiman Bela.
Selain narasumber nasional forum ini juga menghadirkan narasumber internasional dari University of Melbourne, Prof Lorena Brown yang akan mempresentasikan tentang pengembangan Vaksin Flu, dan Prof Macr Pelligrini tentang pengembangan Vaksin Hepatitis B.
Informasi lebih lanjut :
N.Nurlaela Arief
Head of Corporate Communications Dept.
Bio Farma[:en](30/8) Bio Farma bersama Kementerian Kesehatan RI, Kemenristekdikti, serta 20 lembaga yang terdiri dari 400 peneliti dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga riset kembali berdiskusi dalam acara tahunan Forum Riset Lifescience Nasional di Jakarta 29 – 30 Agustus 2017, untuk membahas mengenai Kemandirian Bangsa Dalam Riset & Inovasi Bidang Lifescience.
Pada kesempatan ini, turut dipresentasikan Hasil dan Posisi Riset Lifescience Nasional oleh Direktur Sistem Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kemenristekdikti, Ira Nurhayati Djarot.
Dalam presentasinya Ira menyampaikan beberapa kemajuan dari konsorsium, antara lain konsorsium Hepatitis B, Dengue, HIV, TB, EPO dan Stemcell. Untuk working group terdiri dari HPV, Influenza, Pnemococus, Adjuvant dan delivery system, malaria dan rotavirus.
Kemajuan yang cukup pesat pada konsorsium Hepatitis B generasi ketiga dan vaksin dengue dengan menggunakan bahan yang halal serta hasil paten dan publikasi internasional sudah diakui.
Hadir sebagai keynote speach Menteri Kesehatan Nila F Moeloek. Dalam pidatonya, Menkes menyampaikan, bahwa saat ini, Indonesia mengalami transisi epidemiologi sehingga Indonesia memiliki triple burden diseases, dua diantaranya Penyakit Tidak Menular yang akan terus meningkat, Penyakit Menular yang menjadi ancaman.
Namun dibalik ancaman tersebut, menjadikan peluang bagi Indonesia, untuk melakukan inovasi dalam bidang lifescience yang mencakup, (Vaksin, Diagnosis Kit, terapi biologis, (sel punca) anti bodi monclonal, imunoterapi) untuk peningkatan kualitas hidup dari bahan alami.
Kemenkes mendukung Bio Farma untuk terus berkiprah dalam Riset dan menghasilkan produk lifescience, melalui sinergi ABGC (Akademisi, Peneliti, Industri, Pemerintah, Komunitas, Profesi Kesehatan dan Masyarakat) yang secara bersama untuk membuat Indonesia menjadi sehat.
Menkes menambahkan bahwa saat ini ada sekitar 221 ribu jemaah haji asal Indonesia sedang menjalani puncak ibadah haji, kami terus berkoordinasi khususnya untuk menjaga penyakit menular seperti MERS, Zica, agar tidak menimpa jemaah haji Indonesia dan kemudian masuk ke Indonesia.
Untuk antisipasi ini, kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Haji dan Kesehatan Saudi Arabia.
Sementara itu dalam sambutan Menristekdikti yang dibacakan oleh Sekretaris Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Prakoso, mengatakan Forum Lifescience Nasional merupakan sarana untuk komunikasi interaksi, dan berInovasi dalam bidang Lifescience sehingga dapat mempercepat hilirisasi produk lifescience, sehingga bisa meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
Plt Direktur Utama Bio Farma, Juliman, megatakan hasil akhir dari Forum Lifesciencen ini adalah, akan tercipta produk lifescience buatan anak bangsa, sehingga kedepannya masyarakat Indonesia bisa menggunakan produk lifescience dalam negeri, penempatan peneliti untuk ikut penelitian dasar tingkat internasional dan bantuan mediasi dari pemerintah agar produk lifescience indonesia bisa diterima di luar negeri.
Juliman juga menambahkan pentingnya kemandirian industri farmasi sejalan dengan nawacita dan inpres no 6/2016 tentang percepatan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan.
Dalam acara ini disampaikan Prosiding forum riset 2016 mengenai Tantangan Riset dan transformasi dari Forum Riset Vaksin Nasional ke Forum Riset Lifescience Nasional, dengan tujuan pengembangan cakupan riset antara pemerintah, perguruan tinggi, industri serta komunitas pendukung, yang diserahkan oleh Plt Direktur Utama Bio Farma Juliman kepada enam institusi antara lain Sekretaris Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti RI, Prakoso; Asisten Deputi Bidang Usaha Industri Argo dan Farmasi II, Kementerian BUMN, Purnomo Sinar Hadi; Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan-BAPPENAS, Subandi; Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI, Siswanto; dan Perwakialan Konsorsium HIV, Budiman Bela.
Selain narasumber nasional forum ini juga menghadirkan narasumber internasional dari University of Melbourne, Prof Lorena Brown yang akan mempresentasikan tentang pengembangan Vaksin Flu, dan Prof Macr Pelligrini tentang pengembangan Vaksin Hepatitis B.
Informasi lebih lanjut :
N.Nurlaela Arief
Head of Corporate Communications Dept.
Bio Farma[:]