Komitmen Bio Farma Dalam Kemandirian Vaksin Nasional
(13/06) PT Bio Farma (Persero) mengadakan acara media workshop, pada tangal 13 Juni 2014 di kantor Bio Farma dan 14 Juni di Dusun Bambu Lembang. Acara tahunan yang akan dihadiri oleh media massa nasional dan Bandung dengan pembicara Corporate Secretary Rahman Rustan, Head of Domestic Sales Bio Farma Drajat Alamsyah dan Pembicara dari perwakilan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim B Yunarso, akan mengambil tema Dedicated to Improve Quality of Life. pada kesempatan ini, akan dilakukan pemberian vaksin flubio kepada wartawan peserta media gathering.
Dalam kesempatan ini, Rahman menjelaskan bahwa PT Bio Farma (Persero) telah menanda tangani kesepakatan kerjasama (MoU) dengan lembaga penelitian asal Tunisia pada tanggal 6 Mei 2014 yang lalu di kantor Bio Farma Bandung. Kesepakatan antar dua Negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Negara – Negara Islam (OIC) merupakan tindak lanjut dari pertemuan OIC di Dubai pada tahun 2013 yang lalu, dimana dalam pertemuan tersebut disepakati akan diadakan kerjasama antara anggota negara OIC, untuk membuat vaksin secara mandiri dan juga riset – riset vaksin untuk menemukan vaksin baru. Dalam nota kesepahaman yang di tanda tangani oleh Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Iskandar dan Direktur Jenderal Pasteur Institute of Tunis Prof Louzir, dan disaksikan oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Republik Indonesia Maura Linda Sitanggang, serta Duta Besar dari kedua Negara, Bio Farma akan membantu Pasteur Institute of Tunis dalam hal penyediaan tenaga ahli, transfer teknologi dan produk setengah jadi (bulk) khususnya untuk pembuatan produk vaksin yang memenuhi program imunisasi dasar seperti BCG, DTP, Polio, Campak dan Hepatitis B. Dan dari pihak Pasteur Institute of Tunis akan bersinergi kaitan dalam riset untuk penemuan vaksin baru. Menurut Rahman, kerjasama ini dilatar belakangi oleh keinginan negara – negara OIC yang ingin memproduksi vaksin secara mandiri, karena dari 57 negara anggota OIC baru Indonesia yang sudah memiliki kemampuan untuk memproduksi vaksin secara mandiri dari hulu ke hilir, “Dari 57 negara anggota OIC, memang sudah ada sekitar sembilan negara (termasuk Indonesia) yang sudah memiliki produsen vaksin, namun baru Indonesia yang memiliki kemampuan untuk memproduksi vaksin dari hulu sampai ke hilir secara mandiri dan sudah tersertifikasi WHO” ungkap Rahman. Rahman menambahkan, selain Negara Tunisia, Negara anggota OIC lain yang sudah bekerjasama dengan Bio Farma untuk membuat vaksin adalah Saudi Arabia, Pasteur Institute of Iran. Untuk Negara diluar keanggotaan OIC, ada Negara India, Thailand dan Afrika Selatan yang sudah melakukan transfer teknologi dari Bio Farma. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi: N Nurlaela Kepala Bagian Corporate Communications (022) 2033755 ext 612
(13/06) Bio Farma held a media workshop event that took place at Bio Farma office on 13 June 2014 and at Dusun Bambu Lembang on 14 June 2014. The annual event will be attended both by national and local (Bandung) media partners with following speakers: Corporate Secretary, Rahman Rustan, Head of Domestic Sales Bio Farma Drajat Alamsyah, as well as the representative of Indonesian Pediatrician Association (IPA) dr. Piprim B Yunarso. The event theme was titled “Dedicated to Improve Quality of Life”. At this opportunity, the flubio vaccines were given to all journalists who participated in the media gathering. In this event, Rahman explained that Bio Farma has signed a Memorandum of Understanding (MoU) with a research institution from Tunisia on 6 May 2014 at Bio Farma office in Bandung. The agreement was agreed upon by both country members of Organization of Islamic Cooperation (OIC) and was the result of OIC meeting in Dubai last year, wherein the cooperation between OIC members to create vaccines independently and to discover new vaccines through research was approved. A Memorandum of Understanding (MoU) was officially signed by Bio Farma President Director, Iskandar and Pasteur Institute of Tunis General Director, Prof Laozir, and was witnessed by Ministry of Health Republic of Indonesia General Director for Pharmaceutical and Medical Tools Maura Linda Sitanggang and the ambassadors of both countries. In that MoU, Bio Farma agreed to assist Pasteur Institute of Tunis to provide experts, technological transfer, and bulk products, especially to create vaccines that can fulfill basic immunization program including BCG, DTP, Polio, Smallpox and Hepatitis B. In addition, Pasteur Institute of Tunis is planning to collaborate with the research department to discover new vaccines. According to Rahman, that collaboration is initiated by the OIC countries that wish to independently produce the vaccines considering that Indonesia is the only country among 57 other Islamic countries able to produce vaccines independently, from the beginning to the end, “Among 57 members of OIC, there are nine countries (including Indonesia) which have had vaccine manufacturers. However, only Indonesia has the ability to produce vaccines independently from upstream to downstream, and has obtained the certification from WHO” said Rahman. Rahman added that besides Tunisia, other members of OIC, such as Saudi Arabia, Pasteur Institute of Iran, have also cooperated with Bio Farma to develop vaccines. Several non-OIC country members such as India, Thailand, and South Africa have also conducted technological transfer from Bio Farma.