Media Gathering dan Workshop Bio Farma Rancabali, Ciwidey 2017
Bio Farma menggelar "Media Gathering dan Workshop" di Rancabali, Ciwidey, Kabupaten Bandung, 19-20 Maret 2017. Acara ini antara lain bertujuan untuk menyegarkan kembali pengetahuan media tentang industri vaksin dan life science. Corporate Secretary PT Bio Farma, M Rahman Rustan, membuka acara dengan pemaran bertajuk "Life Science for Better Performance”, la menjelaskan tentang perkembangan Bio Farma dan industri farmasi secara umum. Narasumber lainnya ialah Kepala Divisi Surveilans dan Uji Klinis Bio Farma, Dr Novilia S Bachtiar, yang menjelaskan tentang sejarah vaksin, serta proses tahapan uji klinis. Pengujian yang dilakukan sebelum vaksin diedarkan kepada masyarakat itu untuk menjamin kualitas keamanan dan efektivitas produk. Sementara peneliti senior Bio Farma, Erman Tritama, memaparkan mengenai produk Bio Farma saat ini dan yang akan diproduksi ke depan. ia juga menjelaskan produk di luar vaksin atau produk life science. Antara lain Eritopoetin, Trastuzumab, serta beberapa produk yang sedang dalam pipeline riset sampai 2022. Seperti Rotavirus, Measles Rubella, SIPV, New TB, Tifoid Conjugat, dan Dengue. Head of Corporate Communication Department PT Bio Farma, N Nurlaela Arief, mengungkapkan, kegiatan ini merupakan sosialisasi dan edukasi imunisasi untuk jurnalis dari media cetak, elektronik dan online. Baik itu media lokal maupun media nasional. "Ini untuk meningkatkan engagement dan refreshment pengetahuan. Media Gathering tahun ini juga sebagai implementasi program BUMN Hadir untuk Negeri dan Sinergi antar BUMN, ungkap Nurlaela.
Dikatakan Nurlaela, para jurnalis peserta gathering tersebut juga akan diberi vaksin Flubio untuk menjaga stamina dan kesehatan. Pada kesempatan itu juga dilaksanakan peluncuran buku berjudul Contribution Bio Farma to The World. Buku ini merupakan karya Direktur Utama Bio Farma, Iskandar, serta Direktur Produksi Juliman dan Direktur Pemasaran Bio Farma Mahendra Suhardono.
Menurut Rahman, buku ini banyak membahas tentang ekspertis atau keahlian Bio Farma di bidang riset. Selain itu. kata dia, mengenai transfer teknologi dari Bio Farma untuk beberapa negara berkembang dan negara¬-negara Islam yang tergabung dalam Organization Islamic Cooperation, serta DCVMN {Developing Countries Vaccines Manufacturers Network).
Sumber : Republika