Vaksin Dengue Bio Farma Dinanti
VAKSIN dengue untuk pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DDB) berpeluang masuk program imunisasi wajib bila telah diproduksi massal.
Vaksin dengue yang tengah dikembangkan perusahaan BUMN Bio Farma itu sangat ditunggu karena dibutuhkan masyarakat. Hal itu dikatakan Direktur Pelayanan Farmasi Kementerian Kesehatan Detty Yulianti.
"Saat ini vaksin yang masuk program imunisasi wajib ada sembilan. Namun, ke depan tidak menutup kemungkinan bertambah sesuai dengan kebutuhan dan dinamika di lapangan. Salah satunya vaksin dengue yang saat ini masih dikembangkan PT Bio Farma," kata Detty pada workshop vaksin negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Bandung, Jawa Barat, kemarin.
Ia menyebutkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merupakan pengguna produk yang dihasilkan produsen vaksin dalam negeri baik untuk program imunisasi wajib (usia 0-5 tahun) maupun program imunisasi nonwajib seperti vaksin meningitis dan vaksin influenza.
"Ketersedian vaksin, termasuk vaksin dengue, menjadi perhatian khusus Kemenkes karena penggunaannya untuk pencegahan," imbuh Detty.
Belum lama ini, perusahaan farmasi asal Prancis Sanofi Pasteur juga telah meluncurkan produk vaksin dengue di Indonesia.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) menyetujui vaksin dengue tersebut untuk digunakan pada individu berusia 9 tahun sampai 16 tahun guna pencegahan penyakit dengue yang disebabkan empat serotipe virus dengue.
Vaksin tersebut dapat diperoleh masyarakat secara mandiri di sejumlah rumah sakit swasta.
Atas peluncuran produk tersebut, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengungkapkan pihaknya masih akan mengkaji vaksin dengue milik Sanofi Pasteur terkait dengan kemungkinan perluasan penggunaannya oleh pemerintah di daerah endemis DBD di Indonesia.
"Vaksin dengue sudah ditemukan Sanofi. Kalau kami (Kemenkes) akan memakai, tentu harus hitung-hitungan biaya dulu yang sepertinya besar," kata Nila, beberapa waktu lalu.
[:en]
VAKSIN dengue untuk pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DDB) berpeluang masuk program imunisasi wajib bila telah diproduksi massal.
Vaksin dengue yang tengah dikembangkan perusahaan BUMN Bio Farma itu sangat ditunggu karena dibutuhkan masyarakat. Hal itu dikatakan Direktur Pelayanan Farmasi Kementerian Kesehatan Detty Yulianti.
"Saat ini vaksin yang masuk program imunisasi wajib ada sembilan. Namun, ke depan tidak menutup kemungkinan bertambah sesuai dengan kebutuhan dan dinamika di lapangan. Salah satunya vaksin dengue yang saat ini masih dikembangkan PT Bio Farma," kata Detty pada workshop vaksin negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Bandung, Jawa Barat, kemarin.
Ia menyebutkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merupakan pengguna produk yang dihasilkan produsen vaksin dalam negeri baik untuk program imunisasi wajib (usia 0-5 tahun) maupun program imunisasi nonwajib seperti vaksin meningitis dan vaksin influenza.
"Ketersedian vaksin, termasuk vaksin dengue, menjadi perhatian khusus Kemenkes karena penggunaannya untuk pencegahan," imbuh Detty.
Belum lama ini, perusahaan farmasi asal Prancis Sanofi Pasteur juga telah meluncurkan produk vaksin dengue di Indonesia.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) menyetujui vaksin dengue tersebut untuk digunakan pada individu berusia 9 tahun sampai 16 tahun guna pencegahan penyakit dengue yang disebabkan empat serotipe virus dengue.
Vaksin tersebut dapat diperoleh masyarakat secara mandiri di sejumlah rumah sakit swasta.
Atas peluncuran produk tersebut, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengungkapkan pihaknya masih akan mengkaji vaksin dengue milik Sanofi Pasteur terkait dengan kemungkinan perluasan penggunaannya oleh pemerintah di daerah endemis DBD di Indonesia.
"Vaksin dengue sudah ditemukan Sanofi. Kalau kami (Kemenkes) akan memakai, tentu harus hitung-hitungan biaya dulu yang sepertinya besar," kata Nila, beberapa waktu lalu.
- See more at: http://www.mediaindonesia.com/news/read/77832/vaksin-dengue-bio-farma-dinanti/2016-11-17#sthash.qT65X5D1.dpuf
[:]