Vaksin Produksi Bio Farma Diakui WHO
JAKARTA, (PR)
PT Bio Farma (Persero) menargetkan pendapatan sekitar Rp 3 triliun pada tahun 2017. Sekitar 60 persen dari pendapatan tersebut didapatkan dari ekspor yang disalurkan ke 132 negara. Direktur Pemasaran Bio Farma, M Rahman Rustan mengatakan, target produksi vaksin tahun ini mencapai 3,1 miliar dosis yang diutamakan memenuhi kebutuhan nasional. Saat ini di Indonesia terdapat lima juta bayi, 12 juta anak usia sekolah, dan 23 juta wanita usia subur yang menjadi prioritas produk Bio farma. Menurut Rahman, terdapat kelebihan produksi yang bisa diekspor ke berbagai negara di dunia. Bio Farma memproduksi 14 jenis vaksin dan juga empat jenis serum. "Jumlah pabrik yang memproduksi vaksin di dunia ada ratusan. Namun yang diakui WHO hanya kurang dari 30, salah satunya Bio Farma. Untuk negara OKI, Bio Farma yang satu - satunya diakui WHO," ujar dia saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (20/9/2017). Dia mengatakan, Bio Farma juga melakukan ekspor bahan setengah jadi ke Arab Saudi untuk dipasarkan kembali di wilayah Timur Tengah. Bio Farma juga akan menjajaki ekspor ke barang setengah jadi ke Maroko untuk dipasarkan kembali ke wilayah Afrika.
"Kami melakukan transfer teknologi sehingga ada ketergantung dari industri hilir, karena kami kan telah memiliki industri hulu. Sampai saat ini banyak permintaan vaksin dunia, tetapi belum bisa kami penuhi,"ujar dia. Dia mengatakan Bio Farma juga terus melakukan riset pengembangan vaksin baru. Bio Farma bahkan menganggarkan biaya riset hingga Rp 100 miliar setiap tahun. Kerja sama tersebut dilakukan dengan berbagai lembaga Penelitian baik dalam dan luar negeri. Menanggapi adanya rencana sertifikasi halal untuk vaksin, Rahman mengatakan, Bio Farma berupaya memenuhinya jika hal itu diwajibkan pemerintah. Namun sertifikasi tersebut tentunya membutuhkan waktu. Rahman menambahkan, Bio Farma juga melakukan ekspor ke 49 negara Islam di dunia Dari semua negara tersebut, hingga saat ini belum ada yang mempermasalahkan sertifikasi halal untuk vaksin. "Sampai saat ini yang lebih diutamakan oleh mereka (negara - negara Islam) untuk vaksin adalah kualitas, khasiat, dan keamanan," ujarnya.
Penghargaan ARA
Sementara itu, Annual Report Award (ARA) kembali digelar untuk ke16 kalinya tahun ini. Pada ajang penghargaan tersebut PT Bio Farma menjadi juara II untuk kategori Badan Usaha Milik Negara Non Keuangan NonListed. Penghargaan bagi PT Bio Farma diterima Pelaksana Tugas Direktur Utama Bio Farma, Juliman, Selasa (19/9/2017) malam. Juliman mengungkapkan, penghargaan tersebut merupakan prestasi yang menggambarkan Bio Farma memiliki komitmen terus menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. GCG dilakukan Bio Farma dalam setiap proses bisnisnya, untuk memenuhi tuntutan global, khususnya dalam bisnis bidang lifescience, accountability, responsibility, independency, dan fairness, yang kami terjemahkan dalam laporan tahunan dan dalam setiap proses bisnis di Bio Farma. Dengan GCG, kami siap memenangkan persaingan, lokal, regional dan global," ujar Juliman. ARA menggunakan standar penilaian mengacu ketentuan internasional. Jumlah peserta ARA 2016 mencapai 314 perusahaan. (TiaDwitiani Komalasari, Ai Rika Rachmawati)***
Sumber : Pikiran Rakyat