Vaksin vs Serum, Mana Lebih Efektif?
Vaksin dan serum menjadi dua kata yang familiar saat kita membahas tentang kesehatan. Sebagai dua cairan yang banyak digunakan untuk kesehatan, sebagian orang mungkin mengira bahwa kedua cairan tersebut memiliki fungsi yang sama. Namun nyatanya, vaksin dan serum merupakan dua jenis hal yang berbeda.
Vaksin sendiri merupakan suatu zat yang berasal dari virus atau bakteri yang telah dilemahkan. Vaksin kemudian dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau melalui tetesan mulut (oral), agar tubuh mengenali virus atau bakteri tersebut dan akhirnya dapat membentuk imunitas (daya tahan tubuh). Dengan adanya vaksin, maka imunitas tubuh akan “dididik” untuk menjadi lebih siap jika suatu saat terpapar penyakit. Sebagai bentuk upaya untuk tetap sehat dan terhindar dari penyakit, vaksinasi juga perlu didukung dengan gaya hidup sehat seperti menerapkan pola makan teratur, rutin berolahraga, serta istirahat yang cukup.
Lalu, apa bedanya vaksin dengan serum? Jika vaksin membantu kita menghindari penyakit, maka serum berfungsi sebagai penyembuh. Serum merupakan suatu zat yang mengandung sistem kekebalan terhadap suatu infeksi, sehingga apabila dimasukkan ke dalam tubuh seseorang maka orang tersebut akan menjadi kebal. Dalam kata lain, serum berfungsi dalam mengobati suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri sehingga mencegah berkembangnya penyakit. Oleh karena itu, serum hanya diberikan saat seseorang terserang infeksi penyakit atau diduga akan terpapar infeksi seperti halnya terkena bisa ular.
Diantara vaksin dan serum, mana yang lebih efektif mengobati penyakit? Pada akhirnya, keefektifan tersebut bergantung pada kebutuhan individu. Vaksin dapat kita sebut sebagai bentuk usaha kita dalam tetap sehat sehingga akan lebih efektif untuk menghindari kita terpapar karena membantu kita membentuk antibodi untuk melawan penyakit. Sedangkan, serum akan lebih efektif dalam menyembuhkan infeksi penyakit sehingga penyakit tidak menyebar atau berkembang dan terobati.
Sejauh ini, Bio Farma sendiri telah menghasilkan 24 jenis vaksin dan tiga jenis serum, dimana 20 jenis vaksinnya telah berstandar World Health Organization (WHO). Hal ini menunjukkan bahwa sebelum didistribusikan, vaksin dan serum yang dihasilkan Bio Farma telah lulus pengujian mutu (Quality Control) dan jaminan mutu (Quality Assurance) serta telah lulus dari pemeriksaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga terjamin kualitasnya. Vaksin yang dihasilkan sendiri berada di bawah regulasi cara pembuatan obat yang baik (CPOB) atau biasa disebut Good Manufacturing Practice (GMP) sehingga kualitasnya terjaga.