Yuk Kita Cari Tahu! Apa Saja Ciri dan Gejala Penyakit HIV
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyebabkan AIDS dengan menyerang sel-sel darah putih, sehingga merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini menjadi momok bagi masyarakat di seluruh dunia karena dapat mengurangi daya tahan tubuh, membuat penderitanya rentan terhadap berbagai komplikasi dan penyakit serius.
Virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, mengganggu kemampuannya untuk melawan infeksi dan penyakit. Jika tidak diobati, HIV dapat berkembang menjadi AIDS, yaitu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh sangat lemah sehingga tubuh menjadi rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit serius. Maka dari itu, penting untuk mengenali ciri dan gejala HIV agar dapat mendapatkan perawatan yang tepat.
Tanda/Ciri dan Gejala HIV
Gejala HIV bervariasi tergantung pada tahap infeksinya. HIV menyebar lebih mudah dalam beberapa bulan pertama setelah seseorang terinfeksi, namun banyak yang tidak menyadari statusnya hingga tahap selanjutnya. Dalam beberapa minggu pertama setelah terinfeksi, orang mungkin tidak merasakan gejala. Orang lain mungkin menderita penyakit mirip influenza termasuk :
- demam
- sakit kepala
- ruam
- sakit tenggorokan.
Infeksi ini semakin melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini dapat menyebabkan tanda dan gejala lain :
- pembengkakan kelenjar getah bening
- penurunan berat badan
- demam
- diare
- batuk.
Fase Perjalanan Alamiah HIV
Dalam perjalanan infeksi HIV, terdapat beberapa tahapan yang perlu diwaspadai agar dapat mengambil tindakan yang tepat.
Tahapan-tahapan ini membantu dalam pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana virus HIV berkembang dalam tubuh dan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Mari kita pahami bersama fase-fase perjalanan HIV yang harus kita ketahui.
Fase I (Periode Jendela) :
- Meskipun tubuh telah terinfeksi HIV, pemeriksaan darah belum ditemukan antibodi anti-HIV.
- Pada periode ini seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkan pada orang lain (sangat infeksius), ditandai dengan viral load HIV sangat tinggi dan limfosit T CD4 menurun tajam. “flu-like syndrome" terjadi akibat serokonversi dalam darah, saat replikasi virus terjadi sangat hebat pada infeksi primer HIV.
- Fase ini biasanya berlangsung sekitar dua minggu sampai tiga bulan sejak infeksi awal.
Fase II (Masa Laten):
- Fase ini bisa disertai gejala ringan atau bahkan tanpa gejala (asimtomatik).
- Viral load menurun dan relatif stabil, namun CD4 berangsur-angsur menurun.
- Tes darah antibodi terhadap HIV menunjukkan hasil reaktif, walaupun gejala penyakit belum timbul.
- Pada fase ini, orang dengan HIV tetap dapat menularkan HIV kepada orang lain.
- Masa tanpa gejala rata-rata berlangsung selama 2-3 tahun, sedangkan masa dengan gejala ringan bisa berlangsung hingga 5-8 tahun.
Fase III (Masa AIDS):
- Fase terminal infeksi HIV, kekebalan tubuh telah menurun drastis, nilai viral load semakin tinggi, dan CD4 sangat rendah sehingga mengakibatkan timbulnya berbagai infeksi oportunistik.
- Tuberkulosis (TBC), herpes zoster (HZV), oral hairy cell leukoplakia (OHL), kandidiasis oral, Pneumocystic jirovecii pneumonia (PCP), infeksi cytomegalovirus (CMV), papular pruritic eruption (PPE) dan Mycobacterium avium complex (MAC).
Perkembangan dari infeksi HIV menjadi AIDS ditentukan oleh jenis, virulensi virus, dan faktor host (daya tahan tubuh). Ada tiga jenis infeksi HIV, yaitu: rapid progressor, berlangsung 2-5 tahun; average progressor, berlangsung 7-15 tahun; dan slow progressor, lebih dari 15 tahun setelah infeksi menjadi AIDS.
Mengenali HIV dan AIDS serta tanda-tanda gejala HIV adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan diri dan orang lain. Jika Biotizen merasa berisiko atau mengalami gejala yang mencurigakan, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang tepat.
Referensi:
Kementerian Kesehatan.2023.Mengenal HIV dan AIDS serta Tanda-tanda Gejalanya
World Health Organization.2024.HIV and AIDS